Step brother : 07

3.2K 476 42
                                    

Sudah hampir lebih dari lima kali Jimin menghela nafasnya kasar.Tangannya sesekali menyentuh keningnya. Padahal niatnya hari ini dia ingin sedikit bersantai dan mengurangi sedikit pekerjaannya yang menumpuk.Tapi, bukannya bisa bersantai sesuai keinginannya.Justru berkas-berkas sialan itu datang terus-menerus. Bodohnya dia seperti tengah di tertawakan oleh tumpukan dokumen yang kini terlihat seperti melambaikan tangan pada dirinya.

Sialan!

Ketukan pintu dari ruang kerjanya terdengar nyaring,Dengan malas dia menyuruh orang itu masuk.

''Permisi Park Sajangnim.''

''Apalagi?''

Sang sekretaris--Lee Hyuna berderhem singkat mengontrol suaranya.Dia melirik Si-atasan yang hari ini terlihat cukup menyeramkan dengan rambut yang terlihat berantakan,Dasi yang terlihat miring karena di longgarkan dengan dua kancing atas terbuka Dan jangan lupakan  jasnya yang sudah tergeletak sembarangan di pinggir sofa tempat biasa pria itu melepaskan penat-nya.

''Anda Baik-baik saja Sajangnim?''

Jimin menatap tajam Hyuna yang kini tengah mengangkat satu alisnya.

''Menurutmu bagaimana?Apa aku terlihat baik?Ya,Aku Baik-baik saja.'' Ujarnya penuh penekanan.

Dan Jimin kembali menghembuskan nafasnya.Dia mencoba mengontrol emosinya yang sedang berada di ujung tanduk.Matanya menatap Hyuna yang terlihat menatapnya takut-takut.

''Maafkan aku Hyuna. Sekarang katakan tujuanmu.'' Perintahnya dengan suara yang lebih pelan.

Hyuna mengangguk takut.'' Lima belas menit lagi ada rapat yang harus Sajangnim hadiri.'' Ucapnya.

''Ada lagi?''

''Itu saja Sajangnim.'' Sahut Hyuna pelan.

Kepala Jimin mengangguk.''Baiklah kau boleh pergi.''

Gadis berambut pendek itu ikut mengangguk lalu bergegas pergi dengan langkah yang cukup lebar agar segera keluar dari ruangan ini.

Kini Jimin memilih untuk segera mengambil jas yang tergeletak di sofa. Lalu merapihkan penampilannya. Jimin melirik jam tangannya singkat kemudian menyisir rambutnya. Merasa sudah lebih baik dia segara mengambil dokumen yang berada di map biru tepatnya ada di atas meja.

Namun,Belum sempat kakinya melangkah untuk pergi dari ruang kerjanya telepon yang berada di atas meja kerjanya berdering. Dia melangkah mendekat lalu mengangkatnya.

''Ada apa?''

[''Maaf Sajangnim. Ada tamu yang ingin bertemu dengan anda?'']

''Siapa?''

[''Seorang gadis.Katanya anda menyuruhnya kemari.'']

''Suruh dia keruanganku Dan katakan tunggu aku dua puluh menit lagi.''

[''Baik Sajangnim.'']

Sambungan terputus kemudian Jimin menaruh telepon itu Dan melangkah pergi dari ruang kerja miliknya.

***

''Apa katanya?''

Si--Resepsionis itu kini menaruh teleponnya lalu kembali menatap gadis berambut hitam pekat itu.

''Anda diizinkan masuk.Tapi dia bilang harus menunggunya dua puluh menit di ruang kerja Park Sajangnim'' Ujar Resepsionis itu ramah.

Kemudian gadis itu mengangguk.
''Baik.Terimakasih.'' Ujar Seulgi sembari tersenyum kecil lalu pamit pergi.

Step Brother[SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang