Step Brother : 15

3.1K 397 64
                                    

Im back.
Biasakan vote sebelum baca.
Jangan lupa komen.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy reading



Untuk kali ini Seulgi kerap kali merasa aneh. Setelah kejadian kemarin hatinya selalu bergetar tiap kali melihat Jimin tersenyum ataupun memberi perhatian kecil. Jantungnya berdetak cepat seolah-olah tengah berlari maraton. Oh,Good bahkan ia tambah tidak karu-karuan saat Jimin menyapanya saat pagi tadi.

Sudah secinta itukah Seulgi pada adiknya?

Berbicara masalah kemarin, sebenarnya Seulgi malu. Dia kenapa bisa seperti itu saja ia tak menyangka sama sekali.

Mengungkapkan perasaan yang sama?Lalu berakhir dengan saling berciuman manis.

Shitt! Mau di taruh dimana wajah Seulgi jika Jimin mengungkit masalah kemarin?

"Kereta kita akan datang lima belas menit lagi." Jimin menghampirinya sembari memberikan satu botol air meneral ke arah Seulgi.

Gadis itu mendongak. Lalu meraih botol mineral tersebut dan membiarkan Jimin duduk di sebelahnya. Ia meneguk air itu dengan rakus. Bagaimana tidak? Dia belum minum apapun saat di rumah nenek Park siang tadi. Setelah botol air itu hanya tersisa setengah,Jimin meraihnya. Menghabiskan air itu hingga tak tersisa.

Seulgi mendelik. Bukan,Bukan! Jangan berfikir Seulgi kaget karena Jimin minum di botol yang sama.

Ciuman secara tak langsung?Heol, memangnya Seulgi anak remaja yang masih mengalami masa puber? Bahkan kalau di fikir-fikir dia sudah lebih dari tiga kali berciuman dengan adiknya yang luar biasa seksi itu.

"Hey,Kau membeli itu untukku tapi kau sendiri yang menghabiskan." Seulgi melotot tak terima.

Jimin membuang botol itu ke arah tempat sampah, Lalu menatap kakaknya yang kini tengah menatapnya nyalang.

"Nanti aku belikan lagi. Pelit sekali sih." Sahutnya enteng.

Kini Seulgi merotasikan kedua bola matanya kesal."Aku hausnya sekarang. Bukan nanti!" Ujarnya dengan nada yang agak tinggi.

"Kenapa Noona jadi galak sekali sih? Padahal kemarin sudah di sayang-sayang. Mau aku peluk biar amarahnya hilang?" Kedua mata Seulgi melebar.

Kedua pipinya mendadak terasa panas. Tuhkan, tolong jangan bahas masalah kemarin. Jantung Seulgi tak kuat.

Dia mencoba mengalihkan pandangannya malu. Lalu berbicara tanpa menatap Jimin."A-aku inginnya minum.B-bukan pelukan" Sahutnya setengah terbata-bata lantaran gugup.

Satu alis Seulgi terangkat saat mendengar suara tawa yang mengalun merdu dari sebelah kanannya. Lalu tak selang dua detik ia merasakan usapan lembut di kepalanya,ia menoleh.

"Noona lucu sekali. Baik-baik, Aku akan beli air mineral satu lagi khusus untuk ratuku." Setelahnya Jimin melangkah menjauh untuk membeli minum.

Seulgi bungkam. Sial! Tolong selamatkan jantungnya.

-

-

-

Setelah menempuh perjalanan hampir satu setengah jam lebih, mereka berdua sudah sampai di kediaman keluarganya. Jimin menoleh ke arah Seulgi, Kepalanya menggeleng. Ckk,Gadis itu tidurnya nyenyak sekali.

Tadi saja saat turun dari kereta Jimin harus menuntun Seulgi karena gadis itu berjalan sambil memejamkan mata. Lucu sih. Kadang Jimin ingin usil tapi ia ingat gadis itu kalau mengamuk takut-takut ia akan mendiamkannya. Mana tahan Jimin jika harus diam-diaman terlalu lama dengan gadisnya.

Step Brother[SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang