Step Brother : 19

2.5K 362 96
                                    

Aku mendadak pengen up cepet.
Lagi mabok Seulmin.
Jangan bosen ya bacanya😂
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Happy Reading🍁





"Seul?"

Usapan lembut menghampiri surai gelap gadis bermata sipit yang kini terlelap tepat disamping ranjang rumah sakit. Matanya mengerjap, erangan khas bangun tidur mengisi ruangan bernuansa putih itu. Kepalanya mendongak, Lantas tak selang tiga detik kembali menunduk.

"Jimin masih belum sadar Ma." Ujarnya lesu, terselip nada penyesalan disana.

Mama tersenyum simpul. Lantas menggeleng."Tak apa. Mama sudah bilang ini bukan salahmu Seul, Temanmu itu yang salah. Dia sudah mendapatkan hukuman yang pantas saat Mama berkunjung di pengadilan siang tadi." Sahut Mama sembari melirik putranya yang masih betah menutup kedua matanya tanpa ada minat untuk membuka kedua manik indah itu.

Iris mata Seulgi bergetar. Ada rasa lega sekaligus sedih menyapa relungnya saat ini."Hukuman?" Seulgi mengangkat satu alisnya mencoba mencari kepastian dalam kalimat yang di lontarkan oleh Mama.

"Lima belas tahun penjara, Dalam pasal berlapis. Yah, Setidaknya ini cukup melegakan.Meskipun tidak sebanding dengan apa yang ia perbuat." Mama melangkah mendekat ke arah nakas meletakkan bubur yang baru saja ia beli.

Seulgi kembali menatap wajah sang adik yang terlihat damai.

"Ma, Aku..." Sejenak kalimat itu menggantung. Mama menoleh. Menatap Seulgi yang kini terlihat ragu.

"Katakan Seul, jangan takut."

"Aku takut Jimin masih tetap seperti ini. Tak ada perubahan sama sekali, padahal ini batas waktu yang di tentukan oleh Dokter. Ini sudah hari ketiga Ma."

Helaan nafas pendek terdengar dari Mama yang kini masih menyusun makanan untuk di makan oleh Seulgi. Bukan tidak peduli, Mama adalah orang yang paling syok saat mendengar anaknya masuk rumah sakit. Belum lagi kabar yang ia dengar dari Seulgi membuat Mama hanya mampu menangis dan menangis. Tapi untuk kali ini Mama mencoba lebih tenang, Karena dia tak ingin Seulgi makin merasa bersalah jika saat ini ia kembali menangis.

"Mama yakin. Adikmu kuat. Kau harus selalu mendoakannya, mungkin Doa dari Kakaknya mampu membuat Jimin sadar." Ucap Mama dengan alunan suara yang terdengar halus. Tak ada emosi dalam setiap penuturan kata.

Akan tetapi kalimat Mama membuat Seulgi termenung. Ada rasa mengganjal saat mendengar Mama berkata seperti itu.

Kakaknya ya?

Benar, Seulgi adalah Kakaknya.

Sudah hampir satu bulan ini ia melupakan status itu.Akan tetapi kali ini. Dia Seolah di tampar keras untuk segera bangun dari alam mimpi dan menerima kenyataan dengan lapang dada. Mau tak mau ia akhirnya kembali mengingat satu fakta yang tidak boleh dilupakan.

Seulgi adalah Kakak kandung dari Seorang Park Jimin. Tidak lebih, hanya sebatas hubungan saudara sedarah yang memang dilarang keras untuk menjalin hubungan di luar akal sehat.

"Tentu Ma, aku pasti akan mendoakan adikku. Karena aku adalah Kakak kandungnya." Kalimat itu keluar begitu lancar dari bibir pucat Seulgi.

Meski begitu. Ia tidak bisa berbohong.

Rasanya sakit saat mengakui Jimin hanya adik kandungnya.



🌸





Step Brother[SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang