Step Brother : 21

1.4K 202 15
                                    

Aktifitas Seulgi kembali seperti semula sejak Jimin dinyatakan boleh pulang oleh Dokter Kim. Tugasnya luar biasa menumpuk. Pusing memang, Tapi mau bagaimana lagi?  Dia kelewat sibuk mengurus Park Jimin. Si manja yang kini sudah berubah menjadi bayi besar. Bagaimana tidak? Pria itu jadi sering mengeluh ini maupun itu, dari hal-hal kecil lalu dibesar-besarkan.

Si bungsu itu makin hari makin kelewatan.

Tapi Seulgi bisa apa?  Sudah terlanjur sayang. Mau marah jadi sulit.

Setelah hampir tiga puluh menit berada di dalam kendaraan Papa,akhirnya ia memutuskan parkir di tempat terdekat. Sudah lumayan rindu ia melihat suasana kampus yang terasa sejuk ini. Pohon yang menjulang tinggi serta tanaman hias yang berjejer apik membuat kampus terlihat cantik.

Seulgi melangkah dekat lorong kampusnya, Sesekali memeriksa jadwal kelasnya hari ini. Omong-omong dia belum pernah bertemu lagi dengan Jisoo salah satu temannya. Mungkin gadis itu akan banyak bertanya beberapa hal mengenai bolosnya Kang Seulgi dalam mengisi kelas.

Sebab, ia belum memberitahu apapun mengenai bolosnya ia selama hampir seminggu ini.

Baru beberapa detik ia membuka pintu tempatnya biasa berkumpul dengan dosen lain,keberadaannya sudah di tatap tajam oleh sepasang mata elang yang menatapnya tak biasa.

Tiga detik kemudian.

"SEULGI!! "

Ya, itulah Jisoo dengan suara melengkingnya yang luar biasa. Telinganya sampai sakit bukan main, suara gadis dua puluh lima itu mungkin bisa menembus ke ruangan sebelah.

"Kemari kau kemari!" Gertaknya tidak main-main dengan mata yang di buat seseram mungkin.

Tanpa protes Seulgi pasrah tangannya di tarik-tarik oleh gadis itu.

"Cepat katakan!" Perintah Jisoo setelah duduk di meja yang lumayan tertutup, karena banyaknya tumpukan buku dan map yang berjejer di meja.

"Bagian mananya?"

"Semua Seulgi Semua.  Aku ingin dengar. Jangan bohong pokoknya, Dilarang! Pacarku Seokjin Dokter yang menangani adikmu itu bercerita sedikit. Aku butuh penjelasan lebih." Rengek gadis itu atau bisa di bilang lebih ke memaksa.

Mendengar itu Seulgi mendadak malas."Jimin sakit. Jadi aku tidak masuk." Ujarnya sesingkat mungkin.

"Ow, Bukan bagian itu yang ingin aku dengar Kang Seulgi." Jisoo mendelik sebal.

Kemudian gadis itu mendekat ke arah telinganya. Berbisik ringan."Adikmu. Aku dengar dia bertengkar dengan Jae? Temanmu yang dari Jepang itu?" Sorot matanya menatap penuh pada Seulgi.

Tak perlu beralasan. Seulgi memilih mengangguk, enggan pula untuk berbohong.

"Brengsek sekali dia. Sungguh, jika dia ada disini sudah kutelan sampai ketulang-tulangnya." Mendengar itu Seulgi justru bergidik ngeri.

Sejak kapan Jisoo jadi ganas seperti ini?

Atensinya teralihkan saat pintu ruangan terbuka. Menampilkan sosok cantik berparas mungil dengan senyuman menawan.

"Selamat pagi."

Seulgi tersenyum ramah menyambut salam sopan dari gadis mungil itu. Ia melirik Jisoo setelah gadis cantik tadi melangkah kearah meja yang berisikan tumpukan soal serta tugas-tugas.

Ia berbisik ringan."Dia siapa?"

"Itu Joohyun. Dosen baru yang menggantikan Jaebum. Dia cantik sekali bukan?"

Tanpa ragu Seulgi mengangguk.

"Sekedar informasi usianya sudah dua puluh sembilan. Tapi wajahmu bahkan terlihat lebih tua daripada wajahnya." Jisoo terbahak setelah mengatakan kalimat yang cukup menohok Seulgi.

Step Brother[SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang