Step Brother : 09

3K 437 76
                                    

Awalnya Park Jimin hanya mendengarkan Lee Taeyong---Temannya yang sedang bercerita singkat tentang masa-masa susahnya mencari pekerjaan setelah lulus. Kedua matanya begitu fokus pada pria bertubuh kurus itu. Tapi fikirannya mendadak kosong. Entah mengapa batinnya seperti merasakan hal yang mengganjal.

Otaknya mencoba memproses. Matanya kembali melirik Sang Kakak yang tengah mengobrol santai dengan sahabatnya--Lisa.Mata mereka bertabrakan. Seulgi menatapnya dengan tatapan tak terbaca. Mencoba tersenyum manis. Lalu kembali berbalik menghadap Taeyong yang masih mengeluarkan suaranya.

''Gilanya lagi, Setelah aku bekerja satu bulan di perusahaan itu aku langsung di pecat.''Terdengar kekehan kecil setelah kalimat itu selesai di katakan.

''Bagaimana tidak di pecat, Kau bekerja saja malas-malasan, saat orang lain sedang bekerja kau malah pergi se-enaknya menjemput kekasihmu. Memangnya perusahaan itu milik nenekmu.'' Sahut Daniel meledek.

Taeyong mencebik kesal.''Diam kau! Lagi pula Jennie itu galak. Kalau aku tidak menjemputnya pasti dia akan mengamuk.'' Jawabnya.

Jimin terkekeh kecil.'' Sudah tahu galak. Malah kau jadikan kekasih.''

Kali ini Taeyong menatap sebal Jimin.
''Namanya juga sudah sayang dan cinta, dari pada kau. Coba tunjukkan mana kekasihmu? Oh,Iya lupa.Dia kan masih mencintai Yena.'' Bibirnya tersenyum kecut saat mendengar ledekan itu.

Memang itu hanya candaan,Tapi Jimin merasa sedikit kesal. Mencoba mengembalikan ekspresi wajahnya dia kini balik menatap Taeyong.''Kau salah. Aku sudah melupakannya. Saat ini aku justru membawa kekasihku kemari.'' Ujarnya sambil menatap sombong Taeyong.

Taeyong diam sesaat dan tak berapa lama dia tersenyum.''Benarkah? Oke,kali ini aku bangga padamu. Sekarang kenalkan aku padanya?'' Pinta Taeyong.

Tentu Jimin mengangguk. Matanya kembali menatap ke arah dimana Lisa dan Seulgi tadi berada.Tapi setelah tubuhnya berbalik dan menatap, bibirnya bungkam. Dia mengernyit heran. Tidak ada Seulgi disana. Hanya ada Lisa yang tengah meletakkan kepalanya diatas meja.Mungkin mabuk. Dengan tergesa-gesa dan tanpa pamit pada teman-temannya dia setengah berlari menghampiri Lisa.

Tangannya menepuk bahu Lisa lumayan keras.Gadis itu yang tadi hampir memejamkan matanya tidak jadi.Langsung terbuka lebar. Matanya menatap sayu Jimin--efek mabuk.

''Apa?!''Ada nada kesal yang dapat Jimin sadari namun dia mengabaikan itu.Tujuannya hanya satu mencari Seulgi.

''Katakan dimana Seulgi?'' Paniknya membuat Lisa setengah mengernyit.

''Seulgi ya? Emm, aku lupa.'' Jawabnya lalu kembali meletakkan kepalanya ke atas meja.

Mendengar jawaban yang tidak semestinya membuat Jimin makin panik.Tangannya terangkat untuk mengacak rambutnya frustasi. Pandangan matanya menatap sekeliling.Namun,tak juga menangkap sosok yang di carinya.

''Oyy.'' Satu tepukan keras pada bahunya membuat Jimin refleks menoleh.

Itu Taehyung menatapnya setengah bingung saat mendapati ekspresi yang Jimin tunjukkan.''Kau kenapa bodoh?''

Kedua tangan Jimin memegang bahu Taehyung.''Bantu aku.'' Pintanya.

Taehyung memilih diam menunggu kelanjutan kalimat yang akan Jimin katakan.''Seulgi Noona hilang. Di sini. Di Bar ini.'' Ujarnya membuat kedua mata Taehyung lantas melebar.

''Bagaimana bisa bodoh! Seharusnya kau menjaganya. Ini Bar,Bukan pasar malam. Cari dia cepat!'' Ujar Taehyung lalu berlari asal mencoba untuk mengelilingi bar ini.

Mata Taehyung menatap ke arah orang-orang sedang sibuk menari sambil menikmati musik. Dia mencoba meneliti setiap orang yang berada disana. Tapi,Matanya belum juga menemukan sosok gadis yang ia cari.

Step Brother[SeulMin] End√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang