Seongwoo menggeliat pelan dari tidur cantiknya, matanya mengerjap perlahan. Lucu, menurut pemuda berbahu lebar yang sedaritadi memperhatikannya.
"Pagi," ucapnya dengan suara serak khas bangun tidur.
"Eh? Daniel? Sejak kapan kamu bangun?" tanya Seongwoo yang masih mengumpulkan nyawanya menjadi satu.
"Sejak setengah jam yang lalu," ucapnya santai.
Beruntung Seongwoo masih mengumpulkan nyawanya, jadi ia tidak terlalu mempermasalahkan itu.
"Kita ngga ada kelas kan, Niel?" Daniel menggeleng sebagai jawaban.
"Sekarang jam berapa?" tanyanya lagi.
"Hm, masih jam delapan kurang, kenapa?"
Seongwoo menggeleng, ia kembali memejamkan matanya. Beruntung masih ada kurang lebih dua jam lagi sebelum jam kerjanya.
"Woo kamu kedinginan?" Seongwoo mengangguk pelan.
"Ngga ada niatan cari kehangatan gitu?" Seongwoo malah menarik selimut untuk menutupi dirinya.
Daniel terkekeh, "Contohnya meluk aku kayak tadi malam gitu, Woo," dan ucapan Daniel sukses membuat Seongwoo terbangun sepenuhnya.
Satu bantal melayang ke kepala Daniel dan yang dilempar hanya terkekeh tidak jelas.
"Kubilangin Sejeong kamu Niel, liat aja!" teriak Seongwoo sembari keluar dari kamar, berjalan menuju dapur. Berniat membuat sarapan.
--
"Kamu kerja sampe jam berapa, Woo?" tanya Daniel ketika mereka sampai di depan kafe tempat Seongwoo bekerja.
"Karena hari ini ngga ada kelas, kayaknya sampai jam setengah tujuh, Niel," jawab Seongwoo jujur.
"Duh, kalau gitu aku ngga bisa jemput kamu, Woo. Aku ada janji sama Sejeong," ujar Daniel dengan nada sedih.
"Alah, lebay kamu. Yaudah, aku naik taksi aja,"
"Emang kamu punya uang berapa? Dari sini sampai rumah lumayan jauh lho. Nih, mending pulang nanti kamu naik bus aja. Aku pinjemin dulu kartu e-ticketku," Daniel mengeluarkan dompetnya, mengambil kartu e-ticket dan memberikannya ke Seongwoo.
Seongwoo menerimanya dengan senang tentu saja. Karena ia tidak pernah menggesek kartu itu sebelumnya.
"Makasih banyak, Niel aku..."
"Kalau mau berterima kasih nanti peluk di rumah aja," potong Daniel sebelum Seongwoo merendahkan diri.
Seongwoo tersenyum, "Minta aja sama Sejeong, wlee," ujarnya dengan mengeluarkan lidahnya, kemudian berhambur keluar dari mobil Daniel.
Daniel terkekeh sedikit, "Lihat aja dirumah nanti," gumamnya pelan.
"Pagi Hyun,"
"Pagi juga Woo. Dianter sama siapa tadi? Kok mobilnya bagus banget? Pacar kamu ya?" goda Minhyun dengan sedikit tertawa.
"Enak aja, aku mah bukan pelakor kaya di tv tv," jawab Seongwoo mengerucutkan bibirnya.
"Loh jadi dia udah punya pacar?" tanya Minhyun.
Seongwoo mengangguk, "Iya, cantik lagi," ucapnya sembari membuka kancing kemejanya, berniat mengganti baju.
"Berarti masih ada kesempatan dong," Seongwoo menoleh ke arah Minhyun dengan tatapan bingung.
"Kesempatan apa Hyun?"
Minhyun menggeleng cepat, "Bukan, bukan apa-apa," Seongwoo hanya mengangkat kedua bahunya tidak peduli dan membuka kemejanya.
Minhyun yang melihat punggung putih Seongwoo menelan ludahnya gugup. Ia termangu melihat Seongwoo berganti baju bahkan lupa untuk memakai baju nya sendiri.
"Heh, lihat apa kamu?" ucap Seongwoo dengan nada tinggi sambil menutup dadanya yang belum terkancingi.
"Pakai bajumu sendiri sana!" lanjutnya kemudian mengancing bajunya dengan cepat dan segera pergi keluar.
'Mulus banget, untung belum khilaf'
--
"Hyun, sebentar lagi tutup kan ya?" Minhyun mengangguk mengiyakan.
"Kenapa masih rame ya? Tumben,"
"Aku sendiri juga ngga tau Woo. Emang sih, kafe ini kalau udah lewat jam tutupnya masih dibolehin buat nongkrong sampe jam delapan nanti. Tapi mereka ngga bisa mesen lagi,"
Seongwoo mengangguk lagi. Matanya sontak membulat sedikit saat melihat Daniel dan Sejeong memasuki kafe.
"Eh anu..itu...ada yang mau dipesan?" tanya Seongwoo yang tiba-tiba gugup.
Daniel hanya terkekeh menanggapinya, "Hai Woo, aku mau pesen hot americano sama strawberry milkshake buat Sejeong,"
Seongwoo mengangguk, "Semuanya..."
"Niel, itu ada tempat duduk kosong, buruan napa sih?" Sengwoo tidak melanjutkan kalimatnya karena Sejeong begitu antusias menarik Daniel yang nampaknya risih dengan perlakuan Sejeong.
"Iya, kamu duduk situ aja dulu. Aku masih mesen," ucap Daniel dingin. Dan Sejeong hanya mengangguk mengiyakan kemudian pergi menduduki kursi kosong itu.
"Jadi semuanya berapa, Woo?"
"Eh, itu...semuanya 11,000 won. Mau minum disini kan?" jawab Seongwoo canggung.
Daniel mengangguk, "Ini uangnya pas ya, Woo. Aku tunggu pesanannya," ucap Daniel dengan senyumannya, namun senyumannya hilang saat ia menghampiri Sejeong.
'Aneh' batin Seongwoo dalam hati.
Namun ia lebih memilih untuk bodo amat.
"Hyun! Ini ada yang pesen hot americano sama strawberry milkshake. Cepetan bikin, aku eneg liat mereka!"

KAMU SEDANG MEMBACA
Him - OngNiel
Fanfic[End][BxB] Hanya kisah cinta Ong Seongwoo dengan berbagai masalah yang ia hadapi dan dia.