Dua

6.6K 994 46
                                    

"Udah siap jajannya?" Seongwoo menganggukkan kepalanya dengan semangat.

"Yaudah, ayo pulang," ucap Daniel sembari mencomot kentang goreng milik Seongwoo.

"Eh, Niel. Itu kayaknya Sejeong deh, mending kamu pulang sama dia aja. Aku mau cari part time job dulu,"

Daniel melirik Sejeong yang masih mengobrol dengan temannya dan kembali melihat Seongwoo, "Gausah, biarin aja dia. Paling nanti main kerumah. Udah, ayo aku temenin aja cari part time jobnya,"

Seongwoo memekik kesenangan. Bagaimana tidak senang? Sahabatnya yang ia cintai lebih memilih dirinya dibanding kekasihnya sendiri. Ya, walaupun cintanya bertepuk sebelah tangan sih menurutnya.

"Udah ayo, nanti kemaleman. Aku ngga mau makan diluar, mama belum ngasih uang bulanan," ujar Daniel kemudian menarik tangan Seongwoo menuju mobilnya.

--

Mereka berdua berhenti di sebuah kafe yang baru saja buka di daerah kampus. Awalnya Seongwoo tidak mau mendaftar disini, malu dilihatin sama temen-temennya yang lain katanya. Namun Daniel bersikeras agar Seongwoo mau, karena lebih dekat dengan kampus dan itu bisa memudahkan Seongwoo nantinya.

"Um, jadi kamu mau daftar kerja kesini?" tanya pemuda yang bertugas sebagai penjaga kasir di kafe itu.

Seongwoo mengangguk, "Iya, bisa ketemu sama pemiliknya ngga?" ucapnya sedikit ragu.

"Ah, itu...jalan aja ke lantai dua. Nanti kalau ketemu pintu yang ada gambar awannya, tinggal ketok terus masuk,"

Seongwoo mengangguk lagi, "Makasih ya," ujarnya kemudian membungkuk sopan.
"Niel, kamu duduk dulu aja ya. Biar aku sendiri ke atas,"

Daniel mengangguk sebagai jawaban, ia segera memesan satu buah americano hangat dan duduk di salah satu kursi yang ada disitu.

"Permisi," ucap Seongwoo setelah mengetuk pintu yang ada didepannya.

"Eh masuk masuk, ada perlu apa ya?" tanya seseorang yang Seongwoo taksir adalah seorang pemilik kafe.

Seongwoo segera duduk di depan sang pemilik, "Itu, saya mau kerja pak. Siapa tau disini ada lowongan, part time job juga ngga apa-apa," ujar Seongwoo.

"Kamu mau daftar kerja?" tanyanya.
"Wah, kebetulan itu si Minhyun bilang dia gabut kerja dikasir, kepengen jadi barista katanya. Kamu ngga apa-apa jadi pejaga kasir?"

Seongwoo mengangguk dengan semangat, "Boleh banget pak, asalkan kebutuhan saya terpenuhi," ucapnya.

"Heh, kok pak sih? Masih keliatan muda gini kok," ucap sang pemilik dan mereka berdua sama-sama terkekeh.

Setelah mengisi formulir dan melakukan berbagai rangkaian pendaftaran, Seongwoo pamit dan segera turun kebawah.

"Eh udah siap lamarannya?" tanya Daniel.

"Lamaran kerjanya udah, lamaran sama kamu nya belum," ucap Seongwoo dengan polosnya.

"Apa tadi?"

"Eh itu...anu, aku diterima kerja disini," Seongwoo menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

Ia segera berjalan mendahului Daniel dengan kikuk dan segera memasuki mobil milik Daniel. Tidak tahu saja kalau Daniel sudah tersenyum mendengar ucapan Seongwoo barusan.

--

"Niel, aku tidur dimana?"

Daniel yang sedang bersandar di ujung kasur mengalihkan pandangannya dari macbook miliknya sebentar namun kembali menatap layar macbook itu.

"Disini aja, disampingku. Sekalian bantuin ngerjain tugas. Tugas kelompok kok malah aku yang ngerjain sendiri,"

Seongwoo meringis, ia mengangguk dan menaiki kasur milik Daniel yang besar itu.

"Ada yang susah?" tanya Seongwoo sekedar basa-basi.

"Kalau ada yang susah, emang kamu bisa ngerjain?"

"Hehe, ngga sih,"

Daniel mendengus kesal mendengarnya. Ia kembali mengetik selama beberapa saat dan tidak menanggapi keberadaan Seongwoo disampingnya.

Beberapa saat kemudian, ia menutup macbook miliknya dan menaruhnya di atas nakas. Atensinya teralihkan setelah mendengar dengkuran halus yang tepat berada di sampingnya.

Ia mengelus surai hitam pemuda manis itu dan tersenyum teduh.

"Gimana aku bisa nolak kamu kalau kamu manis gini pas tidur, Woo,"


--


Halo halo
Kepengen buat target voment buat update selanjutnya biar kayak orang-orang, tapi ntar dikira carsen :')

-Dev

Him - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang