Ini sudah satu setengah bulan Seongwoo menginap dirumah Daniel. Dan ujian telah mereka hadapi sekitar seminggu yang lalu.
Harusnya Seongwoo merasa lega karena sudah menyelesaikan ujian dan bisa fokus untuk bekerja. Namun dirinya merasa selalu khawatir dan bersalah.
Setelah malam dimana Daniel membentaknya, mereka tidak pernah berinteraksi lebih. Hanya berbicara saat memanggil untuk makan bersama atau saat kerja kelompok, dan itupun terkadang hanya Seongwoo yang mengajaknya bicara.
Seongwoo tau, Daniel sudah punya pacar walaupun pacarnya selingkuh. Ia tidak seharusnya memikirkan masalah itu berlebihan karena Daniel memang tidak memiliki hak terhadap dirinya. Namun entah mengapa, semenjak malam dimana Minhyun mencium dirinya, ia mulai menjauhi Minhyun secara perlahan.
Hingga sekarang, ia dan Minhyun hanya berinteraksi sampai dengan menanyakan kabar, dan saat bekerja. Tidak ada hal yang lain.
Selama seminggu belakangan, Jonghyun juga mulai mendekati dirinya secara terang-terangan. Mulai dari berbalas pesan sampai selalu datang ke kafe tempat Seongwoo bekerja. Ia sebenarnya senang Jonghyun seperti itu dan mungkin ia sudah menaruh sedikit harapan untuk Jonghyun
Namun jujur, Seongwoo mulai merasa risih jika dosen itu selalu mendekatinya seperti itu. Ia merasa terganggu dengan keberadaan Jonghyun. Belum lagi masalah Guanlin dengan ayahnya.
Hah, Seongwoo hanya bisa menghela nafasnya memikirkan semua itu. Ia tau, ia harus memperbaiki semuanya. Jadi, ia bertekad akan berbaikan dulu dengan Daniel.
--
"Niel..."
"Hm," Daniel tidak melirik Seongwoo sekalipun, ia fokus dengan tugas di macbooknya.
"Niel aku minta maaf,"
"Udah di maafin, ada lagi? Cepat, aku sibuk," ujar Daniel dingin.
Seongwoo tidak ingin menagis saat ini. Bagaimanapun juga, Daniel tidak pernah seperti ini selama mereka berteman.
"Kamu masih marah?"
Daniel melirik Seongwoo sekilas, kemudian kembali menghadap macbooknya, "Menurut kamu aja gimana,"
Seongwoo pasrah. Ia tidak tau harus bagaimana menghadapi Daniel yang dingin satu bulan belakangan ini.
Ia menghela nafasnya, "Yaudah. Kalau gitu makasih udah biarin aku nginep ya Niel. Kayaknya sekarang aku harus pergi. Lanjutin tugas kamu, anggep aja aku ngga ada," ujar Seongwoo.
Ia kemudian berjalan kearah lemari dan mengeluarkan kopernya, mulai melipat pakaiannya dan memasukkannya kedalam koper.
Daniel melirik jam tangannya sebentar. Ia menutup macbooknya dan berjalan ke arah Seongwoo.
"Ikut aku," ujarnya, kemudian menarik tangan Seongwoo dengan paksa dan berjalan menuju mobilnya.
"Ih Niel! Lepasin dulu, kita mau kemana?"
Daniel mendengus, "Udah, ngga usaha banyak bicara. Ikut aja,"
--
Mobil Daniel berhenti di depan restoran mewah bertulisan 'Loup Blank' di atasnya. Mereka memasuki restoran yang Seongwoo yakini restoran prancis itu dengan tergesa.
"Kita mau ngapain kesini, Niel. Aku mau pulang aja," ucap Seongwoo takut dengan Daniel yang kelihatan badmood.
Daniel tidak menanggapinya, ia segera menarik tangan Seongwoo menuju meja nomor 5, tempat dimana seorang perempuan dan laki-laki tampak bahagia berdua.
'Sejeong?' batin Seongwoo.
Ia melihat Sejeong duduk berhadapan dengan dosen yang selama ini mendekatinya tak lupa dengan adegan lovey dovey antar keduanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Him - OngNiel
Hayran Kurgu[End][BxB] Hanya kisah cinta Ong Seongwoo dengan berbagai masalah yang ia hadapi dan dia.