Dua Puluh Dua

3.4K 518 6
                                        

"Udah agak baikan?"

Anggukan. "Makasih banyak ya Niel, buat yang tadi malem,"

"No problem, Woo. Lain kali kalau punya masalah, kasih tau aku juga. Kalau bisa kubantu ya kubantu. Apa sih gunanya aku kalau kamunya aja susah buat cerita,"

Jadi, tadi malam Daniel memang benar datang ke apartemennya Seongwoo untuk menenangkan pemuda itu dan berakhir Seongwoo yang tertidur di pelukan Daniel.

Namun karena mereka ada kuliah pagi, Daniel tidak bisa menginap dan ia pun pulang saat Seongwoo sudah tertidur pulas.

"Em, Niel. Barang-barangku yang masih ada di rumahmu, aku ambil ya nanti,"

"Kamu ngga nginep di rumahku lagi? Yah, nanti kalau aku kesepian gimana, Woo? Kamu tega banget ninggalin aku sendiri,"

Kekehan Seongwoo berikan sebagai tanggapan dari ucapan Daniel. Memang selalu lucu baginya jika Daniel mengeluh seperti itu.

"Nanti kan bisa video call Niel. Aku janji deh bakalan ngabarin kamu tiap hari,"

"Betul ya, Woo? Awas aja kalo ngga ngabarin, aku datengin kamu nanti,"

"Iya iya, lucu banget sih Daniknya Uwu,"

--

Setelah selesai berkutat mendengarkan penjelasan mengenai bakteri penyakit selama dua jam penuh, keduanya akhirnya bisa pulang ke rumah milik Daniel.

"Woo, barang-barang kamu ada di kamar semua. Kamu duluan aja, aku mau ke kamar mandi dulu,"

Seongwoo mengangguk, ia segera bergerak menuju kamar Daniel di lantai atas sementara Daniel bergerak ke kamar mandi.

Bibir Seongwoo terangkat untuk tersenyum setelah sampai di depan kamar milik Daniel. Kamarnya masih sama, tidak ada yang berubah. Seketika ia ingat dengan momen-momen manis dirinya bersama Daniel dulu. Ah, dua hari saja sudah membuatnya serindu ini.

Dengan segera, Seongwoo mulai mencari-cari barang miliknya yang tertinggal dan memasukkannya ke dalam tas miliknya.

"Kamu serius bakal ngambil semuanya, Woo?" suara Daniel yang tiba-tiba muncul membuat atensi Seongwoo pindah ke arahnya.

"Nanti kamu bawanya gimana? Baju kamu banyak banget lho Woo disini,"

Seongwoo terkekeh, ia berjalan mendekati Daniel dan memeluk pemuda beruang itu.

"Bilang aja kamu ngga rela aku pergi," candanya namun malah membuat raut wajah Daniel makin muram.

Ia kembali terkekeh. "Iya-iya, bajuku aku tinggal disini sebagian. Udah seneng?"

Mendengar ucapan Seongwoo, Daniel dengan segera memberi jarak di antara pelukan mereka dan menatap manik Seongwoo tak percaya.

"Loh beneran?" anggukan Seongwoo berikan sebagai jawaban.

Seongwoo melepaskan pelukan keduanya dan kembali mengemas barang-barangnya yang masih tertinggal di rumah Daniel dengan sesekali bergumam lucu. Tidak tau saja jika Daniel daritadi sudah menahan untuk tidak menyerang Seongwoo karena tingkah lakunya.

--

"Kamu beneran ngga bakal tinggal sini lagi, Woo?" lagi. Satu pertanyaan Daniel yang sudah ia lontarkan ratusan kali untuk Seongwoo.

Tidak ada balasan dari Seongwoo, melainkan pemuda manis itu hanya menggelengkan kepalanya heran dan sedikit tersenyum.

"Segitunya kamu Niel. Lebay," ujar Seongwoo bercanda.

Bukannya tawa khas dari Daniel yang ia dengar, melainkan Seongwoo mendapati tatapan sedih dari Daniel. Sungguh, siapa yang tega membiarkan beruang ini sendirian saat ia sedang merajuk seperti ini.

Seongwoo tidak kuat, Seongwoo sayang Daniel, Seongwoo mau nyosor.

Akhirnya, Seongwoo mengalah.

"Oke oke, aku nginep disini hari ini. Tapi ini yang terakhir ya Niel, kasian si Guanlin sendiri di apartemen,"

Sontak mata Daniel berbinar menatap Seongwoo.

Setelah menunggu Seongwoo mengetikkan beberapa pesan untuk Guanlin, mereka berdua kembali kedalam rumah Daniel.

--

Line: Ong Seongwoo
Lin
Line: Ong Seongwoo
Maaf ya, abang ngga bisa pulang hari ini
Line: Ong Seongwoo
Ini si Daniel minta ndusel hehe

"Dasar bucin,"

--

Manis-manis dulu, konfliknya singkirin bentar.

-Dev


Him - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang