Dua Puluh Tujuh

3.4K 448 43
                                        

Masih ingat dengan Minhyun?

Ingat dengan perkataan Minhyun tempo hari?

Yang katanya bakal menunggu Seongwoo putus?

Ternyata semua itu bullshit.

Pantas saja akhir-akhir ini ia bertingkah aneh kalau sedang bekerja.

Yang biasanya menjauh dari Seongwoo, sekarang malah mulai mendekat.

Yang biasanya malas untuk membalas ocehan Seongwoo, sekarang malah ia yang mengoceh panjang lebar.

Awalnya Seongwoo heran juga, namun ia mengerti sekarang setelah melihat Minhyun bercengkrama dengan seorang lelaki yang lebih pendek darinya sambil sesekali mengusak rambut lelaki itu.

Ternyata Hwang Minhyun sedang jatuh cinta. Lagi.

Ia sedang duduk disana dengan pria yang bernama Kim Jaehwan? Entahlah, Seongwoo tidak terlalu mendengarkan saat pria itu memperkenalkan diri tadi, yang ia lakukan hanya memperhatikan si Kim Jaehwan ini dari atas sampai bawah.

Kok si Minhyun mau ya sama bentukan botol kecap kayak begini. Batinnya.

Seongwoo menggelengkan kepalanya keras untuk menepis pemikiran yang aneh tentang hubungan Minhyun dan Jaehwan. Toh, dia masih punya Danielnya.

"Kok daritadi mandangin mereka terus sih?"

Seongwoo sedikit terkejut dari lamunannya saat ia baru menyadari kehadiran Daniel di depannya.

"Kamu cemburu ya sama Minhyun karena dia udah punya cowok baru? Ngaku,"

"Eh ngga kok Niel. Aku cuma kaget aja kalau seleranya Minhyun itu yang kayak begitu bentukannya,"

Arah pandangan Daniel berubah ke kursi tempat Minhyun dan Jaehwan bercengkrama. Lalu ia kembali menatap Seongwoo.

"Kamu aneh-aneh aja Woo. Untung sayang, udah ah yuk pulang," ajak Daniel dan segera di beri anggukan oleh Seongwoo sebagai jawaban.

--

LINE: Hwang Minhyun
Woo, aku mau nanya nih

Mata Seongwoo sedikit menyipit mendapat pesan dari Minhyun. Karena tidak biasanya ia mengirimi pesan duluan setelah kejadian tempo hari.

Iapun segera mengetikkan balasan untuk Minhyun.

Baru saja mau menaruh iphone 7nya, Seongwoo kembali mendapat pesan dari Minhyun.

LINE: Hwang Minhyun
Kenapa sih, Jaehwan itu lucu banget?

Seongwoo memutar kedua bola matanya malas. Dasar bucin. Batinnya dalam hati.

Ia tidak membalas pesan Minhyun lagi dan segera menelepon Daniel via Video Call.

"Kenapa Woo?"  bisa Seongwoo lihat wajah bangun tidurnya Daniel.

"Niel, aku bosen hari ini. Pingin jalan-jalan sama kamu,"

"Jalan-jalan ya? Hm, mau kemana emangnya?"

Seongwoo mengetukkan jarinya di dagu sebentar lalu kembali berbicara.

"Kemana aja, asal sama kamu hehe,"

Daniel terkekeh dari ujung sana, "Siapa sih yang ngajarin Uwunya Danik ngegombal? Pasti ganteng banget orangnya,"

"Iya ganteng banget, saking gantengnya mataku sampai ga bisa kedip kalau ngeliat mukanya,"

Keduanya kembali terkekeh pelan hanya karena lelucon receh dari Seongwoo.

"Yaudah, aku siap-siap dulu ya. Nanti aku jemput, oke? Selamat menjalani hari yang indah Kang Seongwoo,"

tut

Seongwoo tersenyum mendengarnya. Sungguh, mendengar Daniel berbicara di pagi hari seperti ini terasa sangat menyegarkan untuknya.

Iapun segera merapikan kamarnya dan bersiap sambil menunggu Daniel datang.

--

"Waahh bagus banget Niel tempatnya,"

Pantai Gyeongpo kota Seoul menjadi daerah incaran Daniel untuk membuat Seongwoo kagum. Dan ternyata itu berhasil. Sangat berhasil.

"Kamu tau darimana tempat beginian Niel?" tanya Seongwoo tanpa mengalihkan pandangannya ke arah Daniel.

Daniel sendiri tidak menjawab. Ia malah memeluk Seongwoo dari belakang dan mengecupi tengkuknya.

"Aku sayang sama kamu Seongwoo,"

Seongwoo terkekeh. "Aku juga sayang sama kamu Niel,"

Keduanya terdiam. Saling menikmati posisi mereka saat ini dan tentunya tanpa mempedulikan orang lain yang melihat.

"Woo, mau tau sesuatu ngga?"

"Tadi Minhyun ngechat aku, dia nanyain gimana caranya aku bikin kamu bahagia,"

Kedua sisi bibir Seongwoo terangkat hanya karena mendengarnya. Ia membalikkan tubuhnya agar bisa berhadapan dengan Daniel kemudian menangkup pipi pemuda beruang itu.

"Jadi...apa jawaban kamu untuk itu Woo?"

"Ngeliat wajah kamu tiap hari aja udah bikin aku bahagia Niel,"

Daniel ikut tersenyum mendengarnya. "Kalau aku cium, kamu bahagia ngga?"

"Cium ya? Mau di coba dulu atau gimana hayo?"

Tanpa aba-aba, Daniel mencium bibir Seongwoo lembut dan sang empunya juga membalasnya. Tangan Daniel menahan tengkuk Seongwoo agar ciuman mereka lebih dalam dan tangan Seongwoo melingkar dengan indahnya di leher Daniel.

Seongwoo tau, menunggu Daniel selama bertahun-tahun merupakan hal yang tepat baginya. Dan Daniel tau, bisa mencintai Seongwoo adalah anugerah yang sangat luar biasa untuknya.

--

Halo, masih ada yang nungguin work ini?

Beberapa chap lagi end huhu~

Bacotan saya:
Jadi gini, buat yang bingung kenapa aku ngeunpub semua ceritaku.

Itu karena aku ngga nyaman sama hasil karya ku sendiri. Aku ngga PD dan berakhir minder parah sampai" nge unpub semuanya.

Aku ngga tau mesti ngapain, entah lanjut nulis atau stop dan hanya menikmati karya buatan orang lain saja.

Jujur, sebenernya tangan aku ini selalu gatel buat ngetik sesuatu. Tapi akhirnya aku diemin karena ngga terlalu puas sama hasilnya.

Boleh minta sarannya teman-teman? Semua dukungan dan hujatan bakalan jadi hal berharga buatku.


oh iya satu lagi







Jadi aku baru-baru ini merhatiin Stray Kids closely dan yap aku kepincut sama salah satu OTP disana.

Ada yang suka sama HyunJeong seperti saya? Hwhw


Udah ah, orang lagi sedih-sedihnya malah bahas OTP lain. Hadeuh

Makasih untuk semua dukungan yang selalu kalian berikan untuk diriku sendiri.

-Dev


Him - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang