"Aku pulang," ucap Seongwoo setelah sampai di rumah Daniel. Ia baru ingat, kalau Daniel sedang berjalan-jalan dengan Sejeong. Ia lebih memutuskan untuk pergi mandi dan segera tidur.
Ia memandang pentulan bayangan dirinya di kaca. Memaksakan senyumnya saat memperhatikan tubuh kurusnya yang mungkin hanya terdapat sedikit daging dan tulang didalamnya
"Kamu, bisa melewatinya Seongwoo. Pasti bisa," ucapnya entah kepada siapa.
Ia memilih menghidupkan shower dan mulai membasahi dirinya. Mulai membersihkan tubuhnya, dari memakai shampo, menggosok badannya dengan sabun dan di akhiri dengan menyikat gigi.
Setelah selesai, ia melilitkan handuk miliknya untuk menutupi tubuh bagian bawahnya dan berjalan keluar dari kamar mandi.
"Woo," ucap pemuda berbahu lebar itu yang sepertinya baru saja memasuki kamar.
"Loh? Daniel? Kapan pulang?"
Pemuda berbahu lebar itu tidak menanggapinya, ia berjalan ke arah Seongwoo dan menggenggam kedua bahu Seongwoo.
"Kamu punya hutang pelukan lagi kan sama aku?" ia bertanya dengan wajah sayunya.
Seongwoo mengangguk pelan. Baru saja ia membuka mulutnya untuk berbicara, namun Daniel sudah memeluk tubuh toplessnya terlebih dahulu.
"Kenapa Niel? Ada masalah?" tanya Seongwoo sambil menepuk-nepuk pelan punggung lebar Daniel.
Bisa Seongwoo rasakan Daniel menggeleng dalam pelukannya. Ia memeluk Seongwoo dengan erat kali ini.
"Um, Niel. Aku pake baju dulu, boleh?" tanya Seongwoo sembari berusaha mendorong Daniel dengan pelan.
"Tadi Sejeong marah..."
Seongwoo terdiam, niatnya mendorong Daniel terhenti. Ia ingin kembali mendengar cerita dari pemuda itu.
"Aku bingung, Woo. Selama kami pacaran, dia selalu aku kasih apapun yang dia mau..."
"Tapi tiba-tiba, tadi dia bilang aku ngga becus buat jadi pacarnya,"Dahi Seongwoo berkerut heran. Apa-apaan itu? Emang kriteria Sejeong setinggi apa sampai Daniel dikatakan tidak becus untuk menjadi pacarnya?
Seongwoo mengelus punggung lebar milik Daniel, "Anggep aja dia lagi sensi, Niel. Maklum, perempuan. Kita ngga pernah atau apa yang mereka alamin" ucapnya menenangkan.
Daniel melepas pelukan mereka, namun masih menatap manik hitam milik Seongwoo.
"Kamu yakin?" Seongwoo mengangguk sebagai jawaban.
"Tapi aku memang merasa, akhir-akhir ini kayak gitu, Woo," ujar Daniel lagi.
Seongwoo merasa kebingungan, "Maksud kamu?"
Daniel memajukan wajahnya menuju telinga Seongwoo, "Aku ngerasa jenuh sama dia," bisiknya membuat Seongwoo geli.
Mereka kembali bertatap mata, Seongwoo yang merasa jantungnya berdebar tidak karuan harus memutuskan kontak mata ini.
"Niel, aku mau pake baju du..." Seongwoo tidak menyelasaikan kalimatnya.
Tubuhnya ditarik dan mulutnya di bungkam sempurna dengan bibir tebal milik Daniel. Matanya membulat sempurna. Kakinya terasa lemas melihat Daniel memejamkan matanya. Seperti menikmati setiap inchi dari bibir Seongwoo.
Sedaritadi Seongwoo hanya diam saja menikmati lumatan di bibirnya. Ia tidak tau harus bagaimana, memang Daniel yang menciuminya ini adalah impiannya. Namun ia merasa, jika ini salah.
Daniel belum memutuskan cumbuan mereka. Ia masih menyesap bibir Seongwoo dengan sangat lembut. Seakan bibir Seongwoo itu adalah hal yang sangat rapuh.
Seiring berjalannya waktu, Seongwoo akhirnya terbuai dengan ciuman Daniel. Ia mulai memejamkan matanya dan mulai membalas lumatan Daniel sebisanya. Tangannya juga tertahan di dada bidang milik Daniel.
Ia memutuskan ciuman mereka dan merasakan alkohol dari bibir Daniel. Mereka saling bertatap mata sebentar. Namun hal selanjutnya membuat Seongwoo harus kembali mandi.
"Daniel!"
Benar, Daniel mabuk dan baru saja ia muntah mengenai tubuh telanjang Seongwoo dan bajunya sendiri. Setelahnya, ia tak sadarkan diri.
--
"Eunghh, Woo," Daniel menggeliat tak nyaman dari tidurnya.
"Kok ACnya ngga dihidupin, Woo?"
"Sst, kamu demam. Mending kamu diem dulu, aku kompres sebentar," ucap Seongwoo sembari meletakkan handuk yang sudah basah itu di kepala Daniel.
Daniel tersenyum, "Tadi malam aku ngelantur apa aja, Woo?"
Seongwoo terdiam. Daniel lupa ternyata. Ia memegangi bibirnya dan berusaha menepis pikirannya tentang tadi malam.
"Anu..tadi malam kamu...itu," Dahi Daniel berkerut menerima jawaban seperti itu dari Seongwoo.
"Oh tadi malam kamu cuma minta peluk aja terus muntah jadi baju kamu aku buka," jawab Seongwoo dengan sedikit berbohong.
Daniel memperhatikan tubuh telanjangnya kemudian memandang wajah Seongwoo lagi.
"Kamu ngga apa-apain tubuhku kan?" tanyanya bercanda.
Seongwoo menatap Daniel dengan tajam, "Apasih rese, udah aku mau buat bubur dulu. Kamu diem aja disini sampe aku balik," ujar Seongwoo gugup kemudian pergi meninggalkan Daniel di kamar.
Daniel tersenyum, "Bibir kamu ternyata manis juga ya Woo," gumamnya pelan.
--
Halo~
Maap kalau update terus, tanganku ngga tahan buat mencet tombol publish hehe.Semoga suka sama ceritanya.
Salam sesama pecinta OngNiel
-Dev

KAMU SEDANG MEMBACA
Him - OngNiel
Fanfiction[End][BxB] Hanya kisah cinta Ong Seongwoo dengan berbagai masalah yang ia hadapi dan dia.