Lima Belas

3.8K 602 17
                                        

"Bisa dijelasin sekarang, Woo?"

Disinilah ketiganya sekarang. Setelah melalui perdebatan kecil antara Daniel dengan Minhyun, Seongwoo akhirnya bisa membawa kedua 'teman'nya itu ke ruang tamu milik Daniel.

"Itu Hyun, aku lupa bilang kalau aku nginep di rumah Daniel,"

Minhyun mengangguk-anggukan kepalanya paham. "Terus, hubungan kamu sama dia apa?" ujarnya sambil menunjuk ke arah Daniel dengan dagunya.

"Dia tem..."

"Calon suami," sela Daniel cepat sebelum Seongwoo selesai menjawab.

Pikiran Seongwoo kosong secara tiba-tiba sementara Minhyun tampak sedikit tersentak dari duduknya ketika mendengar ucapan Daniel. Keduanya memandang Daniel dengan tatapan heran ketika Daniel terkekeh pelan melihat reaksi dua pemuda itu.

"Kenapa ngeliatinnya gitu banget? Hati-hati lho, ntar naksir," ujarnya sombong.

Daniel memamerkan senyum miringnya saat di rasa Seongwoo tidak melawan atau protes sementara Minhyun menolehkan kepalanya ke arah Seongwoo pasrah, memasang raut wajah tidak rela.

"Udah ngga ada lagi kan yang mau di omongin? Yuk sayang, lanjut ngerjain tugasnya," ucap Daniel sambil berdiri lalu menarik tangan Seongwoo yang masih nge-blank.

Namun sesaat setelahnya, pikiran Seongwoo kembali normal dan ia segera menyentak tangan Daniel.

"Ih, apaan sayang sayang. Pacaran aja ngga. Maaf ya Hyun, Daniel ini suka banget bercanda,"

Minhyun menghela nafasnya lega. "Syukurlah..." gumam Minhyun dalam hati.

"Udah ah, kamu ngelanjutin tugas aja. Aku mau ngobrol sama Minhyun dulu," usir Seongwoo untuk Daniel dan mendapat senyuman cerah dari Minhyun.

Daniel terlihat memasang wajah tidak suka untuk Minhyun, namun ia kembali menyeringai.

"Oke, tapi aku nunggu disini. Takut kalian ngelakuin hal yang ngga-ngga di rumahku," ucapnya lalu memainkan iphone x miliknya, berusaha untuk tidak meladeni keduanya.

--

Harapan Daniel sebenarnya adalah untuk membuat kedua orang di depannya itu merasa tidak nyaman dengan dirinya. Namun sepertinya hari ini bukan hari keberuntungannya.

Kedua orang itu masih asik bercengkrama, bahkan ini sudah tiga jam sejak Minhyun datang tadi.

"Ehm, kayaknya Minhyun harus pulang deh Woo. Udah jam sebelas ini,"

Seongwoo melirik jam di atas dinding rumah Daniel kemudian kembali menolehkan kepalanya ke arah Minhyun.

"Eh iya Hyun, kamu ngga apa-apa malem-malem gini masih main? Takutnya nanti kamu di cariin," ucap Seongwoo khawatir.

Minhyun terkekeh. "Aku udah biasa, Woo. Lagipula, mama sama papaku lagi jalan-jalan juga. Bosen nih dirumah mulu," jawabnya tenang.

Mendengar ucapan Minhyun, Daniel mengepalkan tangannya yang berada di samping pahanya. Ia mematikan iphone x miliknya kemudian beranjak dari duduknya.

"Yaudah lanjutin aja ngobrolnya. Malam Hyun," ujar Daniel dingin lalu pergi kekamar tanpa sekalipun melirik ke arah Seongwoo.

Hati Seongwoo mencelos dalam sekejap. Entah mengapa, rasa bersalah mulai mendatanginya secara perlahan.

"Em...jadi, kamu tinggal sama Daniel Daniel itu udah berapa lama, Woo?"

Seongwoo tidak menjawab. Seketika, dirinya teringat oleh Daniel yang sedaritadi ia diamkan saat berbicara dengan Minhyun.

"Woo? Kamu ngga apa-apa? Kamu sakit ya?"

Seongwoo menggeleng keras. "Aduh Hyun, aku lupa. Aku masih ada tugas, kamu pulang dulu aja yah. Dadah~" ujarnya panik lalu meninggalkan Minhyun yang mematung melihat Seongwoo yang tiba-tiba berubah.

--

"Niel, kamu marah ya karena aku sama Minhyun?"

Tidak ada jawaban. Melainkan suara dengkuran halus dari Daniel yang nampaknya sudah tertidur pulas.

Seongwoo berjalan dan merangkak ke atas ranjang milik Daniel lalu merebahkan tubuhnya di samping Daniel yang tidur membelakanginya.

"Niel..."

"Aku selalu nyusahin kamu ya..."

"Maaf..."

"Aku cuma bisa minta maaf, Niel..."

Seongwoo memeluk erat tubuh Daniel dari belakang. Ia membenamkan wajahnya di punggung lebar Daniel dan mengecupnya pelan lalu ikut menyusul Daniel ke alam mimpi.

Seongwoo hanya tidak tau jika Daniel tidak tidur sama sekali.

Lima belas menit setelahnya, Daniel memegang tangan Seongwoo yang sedari tadi melingkar dipinggangnya kemudian mengelusnya pelan.

Ia tersenyum.

--

Seminggu lagi masuk :((

-Dev


Him - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang