Enam Belas

4K 595 22
                                        

"Pagi Niel," ujar Seongwoo di dapur saat atensinya tak sengaja melihat Daniel yang baru bangun.

"Iya, pagi juga," jawab Daniel dengan suara serak.

Daniel duduk di meja makan sementara Seongwoo sedang memasak untuk sarapan keduanya. Beruntung ini hari sabtu, jadi keduanya tidak perlu khawatir tentang kuliah.

Setelah dua menit menunggu, akhirnya sarapan di sajikan oleh Seongwoo. Tidak banyak, hanya bacon goreng, telur mata sapi, dan roti tawar untuk sarapan kali ini dan juga tambahan kimchi buatan mamanya Daniel kemarin.

Keduanya menikmati sarapan dalam diam, tidak ada yang berniat berbicara sama sekali. Sebenarnya, ini hanya Seongwoo yang grogi mengingat Daniel masih kesal dengan dirinya sementara Daniel tidak memiliki bahan untuk di bahas dengan Seongwoo.

Hingga sarapan selesai, keduanya masih saling diam bahkan tidak saling melirik atau tidak sengaja bertatap mata.

Seongwoo menghela nafasnya, ia mengambil piring miliknya dan Daniel lalu segera membawanya ke washtafel berniat untuk mencucinya meninggalkan Daniel yang sudah berkutat dengan iphone x nya dengan morning coffee nya.

Seongwoo tidak tahan, ia tak tahan dengan semua keheningan ini. Namun baru saja ia membalikkan badannya untuk berbicara dengan Daniel, Daniel sudah berdiri di hadapannya dengan ekspresi wajah yang tidak bisa di artikan.

"Niel?"

Tidak memerlukan basa basi, Daniel segera merengkuh tubuh kurus milik Seongwoo dan mengecupi lehernya pelan.

"Aku minta maaf," ucap Daniel.

Dahi Seongwoo berkerut. "Bu-buat apa Niel?" tanyanya.

"Buat tadi malam, aku ngga seharusnya kesel sama kamu. Aku baru inget, aku ngga punya hak buat ngelakuin hal itu ke kamu, Woo,"

Tidak ada jawaban dari Seongwoo. Hanya beberapa tepukan kecil di punggung Daniel yang ia berikan untuk menenangkan beruang yang sedang merengkuhnya saat ini.

Daniel melepaskan pelukannya, ia menatap wajah Seongwoo lalu tersenyum menampilkan gigi kelincinya.

"Nanti malem, abis kamu pulang kerja. Ikut aku ya? Nanti aku jemput," ujarnya kemudian pergi kekamar meninggalkan Seongwoo yang bingung sendiri.

Seongwoo menggelengkan kepalanya heran, lalu segera mecuci piring bekas kedua pemuda itu sarapan tadi.

--

"Hyun, aku duluan ya! Itu udah ditunggu sama Daniel!"

Seongwoo memasuki mobil Daniel. Ia bisa melihat Daniel yang sudah rapi memakai kaos putih polos di balut oleh denim hitam dan juga dengan celana jeans hitam tak lupa dengan sneakers putih yang melengkapi penampilannya.

"Kita mau kemana, Niel?"

Daniel tersenyum. "Kamu liat aja nanti deh, Woo," ucapnya senang.

Tak seperti sarapan tadi, keduanya banyak berbicara di dalam mobil milik Daniel dalam perjalanan yang Seongwoo tidak ketahui menuju kemana itu. Mereka juga bernyanyi bersama saat lagu kesukaan Daniel di putar.

Hingga mereka sampai di tempat tujuan. Mata Seongwoo menyipit melihatnya, ini di taman, mungkin? Entahlah, untuk apa Daniel mengajaknya ke taman yang begitu gelap itu? Ia hanya menerima ajakan Daniel dan berharap tidak terjadi apa-apa.

"Kita mau ngapain disini, Niel?"

Daniel tidak menjawab. Melainkan tetap membawa Seongwoo masuk ke taman itu lebih dalam lagi.

"Um...Niel, aku mau pulang aja deh. Ini gelap banget disini, takut kamu apa-apain aku," ucap Seongwoo sambil melepas pegangan tangan Daniel dengan tangannya.

Namun Daniel tidak hanya diam, ia kembali menggenggam tangan Seongwoo dan menatap manik Seongwoo walaupun sedikit tidak nampak.

"Percaya sama aku, Woo. Aku jamin, kamu ngga bakal kecewa," ucapnya lalu kembali mengajak Seongwoo ke dalam taman itu.

Keduanya sampai di ujung taman yang menunjukkan pemandangan kota yang sangat gemerlap. Mata Seongwoo berbinar melihat pemandangan itu, benar kata Daniel, ia tidak kecewa sama sekali.

"Kamu suka?"

Seongwoo mengangguk antusias. "Suka. Suka banget malah. Tapi Niel..."

"Hm?"

"Niat kamu ngajak aku kesini mau ngapain?"

Daniel tersenyum. Ia kembali menggenggam kedua tangan Seongwoo dan kembali menatap manik Seongwoo.

"Woo, aku tau kita sahabatan udah lama banget. Tapi itu ngga cukup untukku, aku mau lebih. Aku pengen punya hak buat cemburu ke kamu. Aku pengen punya hak buat sayang ke kamu lebih, bukan cuma sebagai teman doang. Aku lupa ngungkapin ini ke kamu kemarin, maaf kalau aku gantungin kamu terus..."

Hati Seongwoo menghangat mendengar ucapan Daniel. Ia menunggu ucapan Daniel selanjutnya dengan jantung yang berdebar dengan sangat cepat.

"Jadi Woo, kamu mau ya jadi pacarku?"

--

Mau work ini di cepetin endnya soalnya minggu depan udah masuk.

Tapi ide ngga ada ngalir satupun :((

-Dev

Him - OngNielTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang