Hari ini. Setelah seminggu menginap dirumah Jihoon dan melewati ujian akhir sekolah, Guanlin akhirnya menuruti permintaan abangnya.
Saat ini, ia tepat berada di depan gedung apartemen yang ia tinggali dulu. Menunggu Seongwoo datang sambil sesekali melihat ke arah sekitar, takut jika ayahnya lewat.
Guanlin duduk di bangku yang tertutupi oleh semak-semak sambil sesekali menspam chatroom abangnya.
Bukan bermaksud apa-apa. Seongwoo bilang ia akan menunggu jam 12 siang dan ini sudah jam 2.
"Guanlin!" itu Seongwoo.
"Maaf Lin. Tadi abang harus mohon-mohon dulu biar di izinin keluar, jadinya lama,"
Benar kata Seongwoo. Karena Pak Sungwoon tidak masuk, jadi Seongwoo harus meminta izin kepada Minhyun yang notabene nya masih sakit hati karena Seongwoo sudah ada yang punya.
"Iya iya ngga apa-apa. Terus, kita mau ngapain disini bang?"
"Mau ngusir ayah,"
--
Setelah berjalan sebentar, keduanya sampai ke unit apartemen mereka dulu. Seongwoo segera memasukkan pin lalu tersenyum lega karena pinnya tidak di ganti sama sekali.
Begitu mereka membuka pintu, semua terasa aneh. Tidak ada bau rokok atau bau alkohol yang biasa Guanlin cium saat pulang sekolah dan tidak ada barang yang sudah tergeletak di bawah dalam keadaan tidak layak. Semuanya rapi dan sunyi. Hanya ada suara aliran air dalam kamar mandi dan suara televisi yang belum di matikan.
Ini aneh dan terasa tidak benar.
"Lin, kamu jangan kemana-mana. Tetep dibelakang abang, oke?" yang di tanya hanya mengangguk.
Jujur, Guanlin tidak tau apa yang akan abangnya lakukan untuk mengusir ayah mereka sendiri dari apartemen ini. Jadi ia hanya mengikuti apa kata Seongwoo dan mengekorinya dari belakang.
Keduanya kembali menyusuri apartemen sedang itu namun nihil, tidak ada keberadaan pria paruh baya yang mereka cari di semua ruangan.
"Bang, ayah mana sih? Tumben banget siang-siang gini ngga ngapa-ngapain,"
"Ngga tau juga Lin. Berharap aja dia udah pergi dari sini, biar kita ngga nyusahin orang terus," jawab Seongwoo.
"Terus itu kamar mandi, ngga di cek?"
Seongwoo menoleh ke arah kamar mandi. Benar juga, ia belum mengecek kamar mandi sama sekali. Ia tampak berpikir, lalu mengangguk.
"Yaudah kamu tunggu sini dulu. Biar abang cek kamar mandinya," ucap Seongwoo kemudian pergi meninggalkan Guanlin di ruang tengah.
Beberapa detik setelahnya, Guanlin di buat terkejut karena teriakan Seongwoo dari kamar mandi.
"ASTAGA! GUANLIN TOLONG TELFON AMBULAN! CEPETAN!"
Saat Seongwoo membuka pintu kamar mandi tadi. Ia menemukan ayahnya sudah tergeletak di lantai dengan kotak obat yang sudah kosong, juga dengan sebuah pisau cutter yang berada di tangan kiranya.
--
"Jadi gimana keadaan ayah saya dok?"
"Tuan Ong akan baik-baik saja. Ia tidak memerlukan operasi khusus, jadi anda tidak perlu khawatir. Ah iya, kami masih akan meneliti apakah masih ada zat kimia lain di dalam tubuhnya atau apakah ia memiliki saraf yang rusak. Jadi untuk seminggu kedepan, keluarga ataupun kerabat lainnya belum diperbolehkan untuk menjenguk pasien. Baiklah kalau begitu, saya permisi,"
Seongwoo blank, ia tidak tau apa yang harus di pikirkan lagi. Mulai saat ini, ia yakin hidupnya tidak akan tenang seperti dulu.
Ia masih harus memikirkan biaya sewa apartemen, biaya rumah sakit, biaya obat, biaya sekolahnya Guanlin dan masih banyak lagi. Baru memikirkannya sebentar saja sudah membuat kepala Seongwoo pening tak tertolong. Ia memutuskan untuk pulang saja dan beristirahat sebentar.
Baru saja ia hendak berdiri, dua orang polisi mencegatnya dan Seongwoo kembali menerima kenyataan pahit setelahnya.
"Anda keluarga Tuan Ong Hongki?"
"I-iya saya anaknya, ada perlu apa ya?"
"Kalau begitu, tolong ikut kami ke kantor polisi untuk membicarakan kasus penyelundupan obat-obatan terlarang yang di lakukan oleh Tuan Ong Hongki,"
--
Maaf karena terlambat updatenya. Ini aku sibuk buat ngurus dedek kelas baru, jadi sampai rumah langsung tepar.
Work ini untuk sementara bakalan slow update, jadi aku berharap masih ada yang sabar untuk nunggu update-an selanjutnya.
Oh iya, kan kalian udah baca tuh chapter ini. Aku cuma pengen tau, cara kalian nyelesaiin masalah ayahnya Seongwoo itu gimana. Hehe, lagi mentok ini ideku jadi mohon sarannya.
Terima kasih buat yang masih mau membaca work ini.
-Dev

KAMU SEDANG MEMBACA
Him - OngNiel
Fiksyen Peminat[End][BxB] Hanya kisah cinta Ong Seongwoo dengan berbagai masalah yang ia hadapi dan dia.