"Udah selesai kerjanya?"
Seongwoo mengangguk, "Udah, tadi barusan izin sama boss aku. Untung dibolehin," ucapnya polos.
Daniel mengangguk, "Tadi kamu naik apa? Kok ngga nungguin aku?"
"Tadi aku naik bus," ucap Seongwoo sembari mengeluarkan buku yang baru ia beli di toko buku. Ingat? Semua bukunya masih di apartemennya.
Dahi Daniel berkerut, "Pake kartu e-ticket siapa? Kamu aja gapernah naik bus sebelum ini, kok tumben mau naik bus?" Daniel mulai mengeluarkan buku catatan miliknya.
"Tadi aku ngasih uang ke pak supirnya, tapi ditolak. Untung tadi ada orang yang nolong aku," ujar Seongwoo tak lupa dengan wajah ekspresifnya.
"Terus aku ngga mau nyusahin kamu terus Niel. Kamu bolehin aku nginep aja udah syukur," lanjutnya.
Daniel memandang Seongwoo dengan tatapan kagum. Ia kadang bingung, kenapa orang sebaik Seongwoo selalu saja terlibat dalam masalah.
"Nanti habis ngampus, kita ke apartemenmu ya Woo," Seongwoo menoleh memperhatikan Daniel.
"Loh? Mau ngapain? Kamu ngga suka ya aku nginep dirumah kamu?" ucapnya pelan.
"Eh eh bukan gitu, kita ke apartemen kamu buat ngambil baju sama buku-buku catatan kuliah kamu. Biar aku yang bicara sama ayahmu," ucapan Daniel membuat Seongwoo senang.
Ia memandang Daniel dengan tatapan berbinar, "Wah makasih ya Niel, jadi kepengen banget meluk kamu, tapi itu pacarmu ngeliatin terus daritadi, hehe,"
Daniel dan Seongwoo terkekeh, "Nanti peluknya dirumah juga boleh," ujar Daniel yang membuat wajah Seongwoo merona.
--
"Eh bang, ngapain kesini?" tanya Guanlin yang baru saja membuka pintu.
"Mana ayah?" emang dasar si Seongwoo, ditanya malah balik bertanya.
"Tadi pergi beli makan malem katanya,"
"Oh," Seongwoo cuma mengucapkan itu kemudian masuk begitu saja mengambil koper untuk baju dan tidak lupa dengan buku catatan kuliahnya.
Ia mulai mengepak sebagian baju miliknya dan beberapa kosmetik. Dan tidak lupa dengan celana dalam miliknya. Setelah dirasa barang bawaannya sudah cukup, ia kembali keluar menuju pintu.
"Loh? Loh? Mau kemana lagi bang?" dahi Guanlin berkerut melihat abangnya seperti mau pulang kampung.
"Mulai sekarang abang nginep dirumah Bang Daniel buat sementara," ucapnya membuat Guanlin resah.
"Lah terus aku?"
Seongwoo memegang pundak Guanlin, "Nanti abang balik lagi kalau uangnya udah cukup buat nyewa apartemen lain. Kamu bisa chat abang kalau kangen," kemudian ia tersenyum.
"Kalau ayah marah atau gimana, nanti kasih tau abang aja, oke?" lanjutnya yang hanya dibalas anggukan oleh Guanlin.
"Oke kami pergi dulu ya Lin," ujar Daniel sembari melambai kecil ke arah Guanlin.
Guanlin hanya bisa memandang kepergian abangnya itu dengan tatapan takut. Iya, takut jika ayahnya kembali murka dan mengobrak-abrik seisi apartemen.
--
"Mau makan apa, Niel?"
"Emang kamu bisa masak?"
Seongwoo tersenyum remeh, "Heh, gelandangan gini kalau masak enak loh. Ngga percaya?" ucapnya sembari memukul dadanya bangga.
"Mana? Coba buatin aku makanan. Awas aja kalau ngga enak," tantang Daniel yang pasti akan diterima lapang dada oleh Seongwoo.
"Oke, tantangan diterima,"
Setelah dua puluh menit Seongwoo bergulat di dapur Daniel. Akhirnya selesai juga makanan yang ia masak. Ia membuatkan Daniel sup krim dan beef sphagetti kesukaan Daniel. Sengaja tidak memakai seafood, karena ia tau Daniel alergi.
"Nih dicobain. Kalau ngga enak, aku minggat sekarang," Daniel terkekeh mendengar candaan Seongwoo.
Ia segera menyendok makanan yang dibuat Seongwoo. Setelahnya, wajahnya berubah menjadi seperti memakan sampah.
"Apaan nih? Ngga enak, asin banget," ucapannya Daniel membuat Seongwoo panik.
Ia segera mencicipi masakannya dan meneliti masakannya itu dengan hati-hati. Setelah dirasa, ia merasa pas-pas saja. Tidak keasinan ataupun yang lainnya.
"Mana? Enak gini kok," ucapnya tidak terima.
"Coba sini suapin," ujar Daniel.
Seongwoo menyuapi Daniel beef sphagetti kemudian sup krimnya, "Gimana? Masih keasinan?" tanya Seongwoo hati-hati.
"Wah kok jadi enak? Berarti harus disuapin sama yang manis-manis dulu, baru pas," ucapan Daniel sukses membuat Seongwoo merona dan berhasil mendapatkan satu geplakkan gratis dari Seongwoo.
"Dasar tukang ngalus!" teriaknya sembari berlari menuju kamar. Membuat Daniel tertawa terbahak-bahak dengan tingkah Seongwoo.
--
"Woo?"
Setelah makan, Daniel berinisiatif membawakan Seongwoo sup krim dan beef sphagetti yang masih ada di panci. Mengingat bahwa Seongwoo belum makan malam.
Ia memasuki pintu kamarnya dan melihat Seongwoo yang asik menyalin catatan kuliah dibuku barunya tadi ke buku catatannya yang lama diatas kasur. Dan juga, dirinya sudah berganti baju memakai piyama.
"Woo, dimakan dulu," ujar Daniel membawakan nampan berisi makanan untuk Seongwoo.
Seongwoo hanya membalasnya dengan dehaman dan kembali menulis. Daniel berjalan ke arah dan menaruh nampannya dinakas.
"Woo, ayo makan. Masa kamu yang masak tapi kamu ngga makan? Gimana sih?" Daniel berujar lagi, dan hanya dibalas dehaman oleh Seongwoo, lagi.
Akhirnya, Daniel berjalan menuju pintu kamar dan kembali memanggil Sengwoo.
"Woo..." dan seperti biasa, Seongwoo hanya membalasnya dengan dehaman tanpa melihat kearah Daniel.
"Woo, kamu punya hutang loh samaku," Seongwoo langsung berhenti menulis dan segera mengubah posisinya menjadi terduduk.
"Hah? Hutang? Berapa Niel? Duh, aku bayar nanti deh kalau udah ada uang. Sabar ya?" Daniel terkekeh, selalu berhasil dengan cara seperti ini.
"Kamu ngga inget dikampus tadi? Katanya mau meluk aku,"
Wajah Seongwoo kembali bersemu, "E-eh?" ia bingung harus berkata apa.
"Ayo sini, mana pelukannya?" Daniel sudah bersedia menerima pelukan Seongwoo dengan merentangkan kedua tangannya.
Ya mau tidak mau Seongwoo harus menurutinya. Ia segera turun dari kasur dan berjalan ke arah Daniel. Merentangkan kedua tangannya dan memeluk Daniel. Erat.
Daniel terkesiap, ia membalas pelukan erat Seongwoo dan mengelus pelan punggungnya.
Pelukan mereka terlepas dan mereka memandang satu sama lain, "Sekarang kamu makan dulu ya? Catatannya dilanjut nanti,hm?" ujar Daniel dengan suara beratnya.
Seongwoo hanya mengangguk mengiyakan dan segera berjalan menuju nakas untuk mengambil makanan yang ditaruh Daniel tadi.
Daniel tersenyum, kemudian berjalan ke arah lemarinya dan mulai berganti baju tidur.
'Tolong, hatiku ngga kuat ngeladenin gombalan Daniel'

KAMU SEDANG MEMBACA
Him - OngNiel
Fanfiction[End][BxB] Hanya kisah cinta Ong Seongwoo dengan berbagai masalah yang ia hadapi dan dia.