15. Transformation

165 51 9
                                    

Ikatan takdir. Selamanya akan terikat dan selamanya akan kembali. Seperti aku yang lagi-lagi menemukanmu tanpa tahu pertanda apa bagiku.

***

Enam bulan kemudian.

Raniya menyandarkan kepalanya pada sandaran kursi bus yang melaju melalui jalan besar pulau jeju. Gadis itu mengelus kening dengan bulatan minyak aromatheraphy roll on beraroma lavender. Ocehan Ha Na dan Manajer Kim yang tempo hari mengeluh akan perubahan sikap Sehun benar-benar membuat kepalanya siap meledak.

Ya, entah mengapa cowok yang mendadak hangat itu berubah menjadi es batu seperti sedia kala. Terakhir kali Raniya bertemu cowok itu dua bulan lalu. Ia mengendarai mobilnya sendiri dengan kecepatan tinggi yang sontak membuat manajer Kim menjerit.

Semua orang bertanya pada Raniya apa masalahnya. Hal itu sungguh membuat Raniya memutar bola matanya jengah. Siapa dia sehingga ia tahu apa yang terjadi pada albino dingin tempramental itu.

'Gue bukan ibunya!' umpat Raniya dalam hati.

Setelah menekan tombol saat bus yang dinaikkinya sampai pada salah satu halte, Raniya harus berpindah pada sebuah kendaraan kecil beroda empat yang merupakan angkutan umum warga desa. Hanya angkutan umum inilah yang melesat menyusuri gang-gang sempit nan berliku di desanya.

Raniya telah melalui dua semester, dan bulan ini adalah jatah untuk dirinya berlibur. Pulang kampung tepatnya. Ia begitu merindukan aroma dedaunan teh yang biasa menggelitik rongga hidungnya tiap kali angin bertiup.

Tak banyak yang terjadi, setelah Sehun benar-benar menjadi sosok yang tak acuh. Raniya dan Ha Na pun bahkan tidak berbincang dengan cowok itu setelah perubahan sikapnya yang sontak membuat semua orang bergidik. Cowok itu lebih mirip pria pembunuh berdarah dingin dengan tatapan yang menghunus.

Bahkan belakangan ini Sehun tak menampakkan batang hidungnya diapartment. Cowok itu sudah mulai kembali patuh pada peraturan agensi rupanya. Gara-gara sikapnya yang kembali dingin, masa bodoh cowok itu menghilang entah kemana. Raniya sudah tak peduli tentang tiap inci tubuh cowok yang sempat mengoncang jantungnya.

Bagaimana tidak, entah petir tongkat dewa mana yang nyambar kepalanya hingga ia benar-benar bukan seperti Sehun yang dikenalnya. Bayangkan saja, saat terakhir kali bertemu baik Ha Na maupun Raniya yang tak sengaja berpapasan dengan Sehun, mereka tersenyum tapi malah dibalas Sehun dengan pelengosan. Lebih parahnya, saat Raniya hendak memastikan cowok itu baik-baik saja dengan menggedor pintu unitnya, Raniya harus menerima semprotan dari mulut Sehun yang menyuruhnya pergi dengan segara. Betapa terkoyaknya hati Raniya kala itu.

Detik itu juga Raniya bersumpah, tidak akan pernah berurusan dengan albino dingin itu lagi. Sumpah!

"Aku pulang eommmaa!!!" pekik Raniya sambil menekan bel dengan satu tangannya yang terulur.

Kaki cewek itu sedikit berjinjit untuk sedikit menaikkan kepalanya melampaui pagar.

Tak ada sahutan yang terdengar, padahal sebelum keberangkatannya ke jeju, Raniya telah menghubungi Mina--Ibu Raniya untuk menemuinya.

Raniya memasukkan jemarinya pada sela pagar dan membuka pengait besi disana. Setelah kembali menutup pagar, cewek itu dikejutkan dengan bariton suara laki-laki yang terdengar familiar. Mustahil jika itu suara sang ayah atau kakak laki-lakinya. Mengingat ia hanya tinggal satu atap dengan Mina.

Benar saja, dengan langkah setengah berjinjit gadis itu melotot menatap sepasang sendal pria yang tergeletak di teras rumahnya. Dengan merek brand ternama, Raniya yakin pemilik sendal itu adalah golongan orang terpandang. Kolongmerat mungkin? Harga sepasang sendal itu pernah dibandrol dengan harga 30 juta won.

I Got A Crush [OSH X BJH]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang