Tiap kali bumi berputar, tiap kali detik bergerak, dan tiap kali jantung berdetak, Ada satu yang tetap teguh berputar pada porosnya. Yaitu takdir.
***
Di salah satu rumah, dua gadis yang menyebut dirinya sebagai 'sang pejuang hidup' tengah tergeletak di permukaan sofa dengan posisi tak tertata. Rambut panjangnya tergerai tak karuan hingga ujung helaiannya menyentuh lantai. Jemari lentiknya sibuk membuka beberapa butir kacang kulit. Sementara dwi netra keduanya sama-sama tertumbuk pada layar tv berukuran 21 inchi yang menyala.
"Ran, lo serius gak kenal atau tahu dikit gitu tentang Sehun? "
Hana melempar satu kulit kacang yang baru dilepasnya ke puncak kepala Raniya hingga langsung mendapat balasan cibiran dari bibir Raniya.
"Bihun itu? Gak tau gue."
"Lo kebangetan tau gak! Ya gue tau lo cuma hobby baca buku dan cari lowongan kerja. Tapi ya jangan kebangetan dong!"
Omel Hana yang kemudian mencebikan bibir panjang-panjang."Dih. Kalo gue gatau mau gimana? Emang cuma gara-gara gue gatau bihun itu dunia bakal kiamat? Enggak kan? "
"Hush! Jangan sembarangan ngomong lo!" timpal Hana yang melempar bantal sofa tepat mengenai pundak Raniya.
"Lo gak sadar apa hari itu swalayan ujung desa yang paling rame sama sepuluh orang mendadak jadi kepulan fangirl? "
"Emang iya sih. Ah, Molla. Gue gak peduli."
Gadis itu menggedikkan bahunya acuh lantas beranjak meninggalkan sofa untuk menenggak sekaleng cola yang baru separuh diteguknya.
"Dah ya, gue balik. Kalo lu masih mau ngomongin bihun, mending lo ke kedai depan dah. Jajangmyeon disana tipis-tipis kayak bihun. "
Raniya kembali untuk menyampirkan tas selempangnya pada sebelah bahunya kemudian merapikan rambut panjangnya dengan sela jemarinya dihadapan kaca jendela.
"Mau kemana lo? "
"Cari kerja. Lo gimana, udah dapet? "
"Belum. Di jeju gue agak kesulitan dapet kerjaan yang sesuai dengan passion gue."
"Kerja ya kerja aja kali han. Jangan kebanyakan milih, udah kayak nyari jodoh lu han. Gue pergi ya! Bye Bye."
Ucap Raniya yang memakai topi putihnya sebelum melambaikan tangan dari ambang pintu."Nee-- hati-hati."
"Rumah gue di gang depan han. Gausah lebay."
Hana hanya melihat gadis itu sekilas seraya mendesis, kemudian kembali menumbukkan pandangan pada layar tv nya.
Sebagai gadis Seoul yang terpaksa tinggal dirumah halmonienya semenjak kepergian kedua orang tuanya, adalah sebuah kesulitan bagi seorang Park Ha Na untuk mencari kerja sebagai seorang stylist model di Jeju yang sangat berbeda dari kota Seoul.
Meski demikian, gadis itu tak lantas mengeluh dan mulai beradaptasi dengan baik sejak tiga tahun sudah Raniya resmi menjadi sahabatnya. Meski tingkah Raniya yang dingin dan cueknya setengah mati, namun itu justru suatu nilai lebih baginya. Park Ha Na lebih menyukai sosok teman yang polos seperti Raniya dibanding ratusan gadis bermuka dua yang tempo hari ditemuinya di Seoul.
***
"Ayo dong please masuk email beasiswa kek. Wawancara kek. Gue udah kehabisan uang jajan. Ohh tuhan, tolong! "
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got A Crush [OSH X BJH]
أدب الهواةRaniya gadis polos non K-POP malah bernasip mujur. Pertama, Takdir membuat poros dunianya dikelilingi Sehun, Chanyeol dan Kai. Kedua, Dia ditakdirkan untuk menikahi Oh Sehun. Lambat laun Raniya tahu Sehun tidak setegar itu. Cowok itu juga memiliki...