Komitmen benar dibutuhkan dalam setiap hubungan. Maka, biarlah aku dan kamu menjadi 'kita' tanpa membiarkan ada dia dalam persatuan kita.
***
Sehun menangkup kedua pipi gadisnya menggunakan telapak kekarnya. Pelan-pelan ia mendekatkan wajahnya hingga ujung hidung lancipnya bersentuhan dengan hidung milik Raniya. Raniya sempat melotot, tapi kemudian memejam begitu Sehun memiringkan kepalanya. Seakaan magis, Raniya tersihir begitu saja dengan paras porselen Sehun. Katakan, siapa yang bisa menolak jika sudah seperti ini? pikirnya.
Raniya benar-benar menahan napasnya. Karena jika tidak, degup jantungnya bergemuruh tiap kali ia mencoba menghelanya. Sehun yang menyadarinya menghentikan aksinya sejenak lantas terkekeh samar. Raniya benar-benar gadis yang lugu.
"Bernafaslah. Gue gamau lo mati karena kehabisan udara."
Tanpa membuka mata, gadis itu menurut. Pelan-pelan ia menghembuskan napasnya sambil mencoba menahan gemuruh dalam dada hingga tubuhnya yang gemetar.
"Ya, seperti itu." bisiknya.
Raniya yang mulai mengatur napas, langsung membuat Sehun kembali melanjutkan aksinya. Lelaki itu segera memiringkan wajahnya. Detik selanjutnya, bibir ranum Raniya telah melekat di bibir cowok itu.
Sehun menyesap bibir cherry Raniya dengan lumatan-lumatan lembut. Awalnya Raniya tidak merespon sama sekali. Cewek itu seperti hanya pasrah, namun begitu Sehun hendak melepaskan pagutannya, Raniya justru membalas lumatan di bibir cowok itu pelan-pelan.
Sehun menyukai deru napas Raniya yang menggebu-gebu di wajahnya. Sehun tahu gadis itu pasti sangat grogi sekarang. Itu terbukti dengan tubuh yang sedari tadi didekapnya gemetar. Sehun mengeratkan dekapannya. Kini tangannya bergerak kebelakang punggung gadis itu. Cowok itu sedikit mendorong tubuh Raniya untuk menariknya lebih dekat hingga tidak ada sedikit pun jarak diantara mereka.
Sehun memundurkan tubuhnya, melepaskan pagutan mereka untuk segera membiarkan Raniya bernapas leluasa. Gadis itu menghela napasnya yang begitu tersengal-sengal. Sehun yang melihatnya, langsung meraih puncak kepala Raniya lantas mengacak rambut gadis itu lembut.
Raniya perlahan membuka mata, ia langsung menemukan Sehun yang tersenyum tipis dihadapannya dengan satu lengan menompang kepalanya.
"Ini bukan ciuman pertama gue Sehun."
Kalimat Raniya barusan langsung membuat senyum Sehun lenyap, lantas membulatkan mata.
"Lo pernah dicium lelaki lain sebelumnya? Siapa dia? katakan! Bukan Chanyeol atau Jongin kan?"
Raniya terdiam sejenak sebelum akhirnya membalas.
"Itu lo Sehun."
Sehun tidak bisa tidak melotot atas jawaban Raniya barusan.
"Kapan? Kapan gue pernah nyium lo?"
Sorot Raniya kembali redup, matanya mulai memerah, dan lagi-lagi buliran bening itu meluncur di pipinya. Hal itu hanya membuat Sehun semakin bingung. Sehun mengulurkan tangan untuk menyeka air mata gadisnya.
"Ada apa? Hey, tolonglah jangan menangis lagi." ungkap Sehun sembari mengusap lembut pipi Raniya.
"Lo gak inget ciuman pertama gue yang lo renggut waktu itu. Itulah yang membuat gue sedih. Kita pernah melakukannya diapart ini tepat sebelum lo masuk ICU."
"Jinjayo?" Sehun membelakkan dwi netranya tak percaya.
"Ah mianhaeyo Raniya. Mianhae. Gue ngerasa jadi orang yang paling rugi karena melupakan ciuman itu. Serius, gue minta maaf."
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got A Crush [OSH X BJH]
FanfictionRaniya gadis polos non K-POP malah bernasip mujur. Pertama, Takdir membuat poros dunianya dikelilingi Sehun, Chanyeol dan Kai. Kedua, Dia ditakdirkan untuk menikahi Oh Sehun. Lambat laun Raniya tahu Sehun tidak setegar itu. Cowok itu juga memiliki...