Tiap kali ku coba mengetuk kalbumu,
Tiap itulah aku melangkah mundur.
Menahan rasa, walau sesak dalam dada.Sadar cinta itu tak terlihat,tapi dirasakan, hanya membuatku bungkam seribu kata.
Aku hanya bisa menyimpannya.
Karena sepertinya, kau telah memiliki tubuh lain untuk kau dekap.***
Raniya buru-buru memasuki bus, mencari jok paling belakang, lantas menghempaskan bokongnya sebelum mengenggelamkan wajahnya pada sandaran kursi yang tepat berada dihadapan wajahnya. Gadis itu mendekap mulutnya lantas membiarkan tangisnya pecah disana.
Gadis itu merasa begitu perih kala Sehun mengatakan ia tak mengingat apapun. Dadanya terasa begitu sesak ketika harus menelan kenyataan getir bahwa yang menikmati ciuman itu hanyalah dirinya-hanya sepihak.
Raniya memukul-mukul sandaran jok dihadapannya sambil menahan isakkan yang mati-matian ia reda. Dirinya saja yang bodoh, terlalu mudah menerima ciuman Sehun tanpa menolak. Jelas-jelas ia tahu Sehun sedang dilanda demam tinggi saat menyentuh keningnya. Seseorang dengan demam tinggi sering melakukan apapun diluar kehendak nalurinya--dalam artian tidak sadar.
Sepertinya Sehun tidak bohong bahwa ia tidak mengingat kejadian itu. Pesan Chanyeol yang mengatakan Sehun sempat dirawat di ICU selama tiga hari karena terlalu banyak berlatih membuat semua kenyataan semakin jelas. Dirinya yang bodoh mau-maunya membalas hasrat lelaki setengah sadar.
Raniya menghentakkan permukaan jok dengan kepalan tangannya ketika bus mendadak terhenti. Ban yang tiba-tiba pecah membuatnya harus menunggu setelah menghubungi atasan kafe karena datang terlambat. Hanya bersisa tiga orang di jok depan dan satu orang di jok tengah. Raniya berdecih, padahal satu pemberhentian lagi, dirinya sampai ditempat tujuan.
Raniya menuruni tangga begitu menekan bel dalam bus untuk berhenti. Ia telah berada di area kota. Hanya butuh sepuluh meter lagi gadis itu berjalan kaki untuk sampai di tempat kerjanya.
Gadis itu sedang sibuk-sibuknya berjalan sambil mengusap wajahnya dengan lembaran tisu. Ia tentunya tak ingin bekerja dengan wajah sembab. Belum lagi jika ia harus menjawab pertanyaan karyawan lain. Ini hari pertamanya ia kembali bekerja. Cewek itu tidak mungkin merusak image nya sendiri.
Baru hendak memasuki cafe, Raniya melotot. Jantungnya yang mencelos membuat dirinya mematung di teras cafe. Tubuhnya yang mendadak lemas susah payah ia sanggah dengan mencengkram erat bingkai pintu. Manik matanya bergetar menangkap apa yang sedang dilihatnya di salah satu pelataran restaurant sebrang jalan.
Lelaki itu tengah berpelukkan mesra dengan seorang wanita. Keduanya tak terlihat asing. Lelaki jangkung itu sangat dikenalinya. Siapa lagi jika bukan Oh Sehun. Walau ia menggunakan kacamata hitam dan masker penutup wajah, dirinya jelas mengenali jaket denim yang dikenakannya adalah milik Oh Sehun.
Sempat mengurus keperluan Sehun saat menjadi assistant sementaranya, membuat dirinya tau betul jaket berkelas yang dikenakan Sehun sekarang hanya berjumlah hitungan jari di dunia.
Sementara wanita itu, ia-lah si pengirim kotak biru waktu itu. Rambut ikal panjang yang masih berwarna serupa, jelas terlihat walau tudung jaket hoodie nya menutup separuh kepalanya.
Raniya buru-buru memasuki cafe setelah seseorang menyerukan namanya. Gadis itu melesat memasuki ruang ganti.
Matanya yang merah memanas sudah tak kuat lagi menahan cairan bening yang meluap. Gadis itu bersandar dipermukaan lemari lantas membiarkan tubuhnya merosot kebawah untuk mendekap kaki lantas membenamkan kepalanya pada kedua lutut lalu menangis sejadi-jadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Got A Crush [OSH X BJH]
FanficRaniya gadis polos non K-POP malah bernasip mujur. Pertama, Takdir membuat poros dunianya dikelilingi Sehun, Chanyeol dan Kai. Kedua, Dia ditakdirkan untuk menikahi Oh Sehun. Lambat laun Raniya tahu Sehun tidak setegar itu. Cowok itu juga memiliki...