"Jadi, kenapa kau tidak jadi ke Busan?" Tanya Hoseok sambil membuka lembaran buku kecil tempat ia menyimpan semua informasi.
"Jimin menemaniku." Jungkook mengistirahatkan tubuhnya di tempat tidur Hoseok.
Tempat Hoseok ternyata lumayan jauh. Jungkook juga lupa kalau dia tak pernah ke tempat Hoseok sekalipun.
"Sudah sejauh mana hubungan kalian?" Hoseok kembali bertanya.
"Kau bertanya karena akan memasukkan info itu ke bukumu?" Hoseok tertawa mendegarnya.
"Iya, aku akan menulisnya dan menjualnya pada siswi yang tergila-gila pada hal berbau 'yaoi', mereka pasti akan membayar mahal. Apalagi jika aku dapat foto kalian sedang bermesraan." Jungkook melemparkan bantal terdekat ke kepala Hoseok yang beruntungnya tepat sasaran.
"Sebelum Jimin menghajarmu, kau ingin aku melakukannya lebih dulu?" Hoseok memutar kursinya dan menghadap Jungkook.
"Aku bercanda. Aku tak pernah menjual info temanku sendiri," Hoseok memberikan senyum hangatnya.
"Dan kau bilang apa, Menghajarku? Jangan, nanti gelang itu rusak." Senyum hangat Hoseok berubah menjadi senyum menggoda.
"Darimana kau tahu tentang gelang ini?" Jungkook bertanya sambil mengangkat lengannya, menunjukkan gelang yang kemarin malam diberikan Jimin.
"Ayolah, Jimin membeli itu denganku, sudah jelas kan..." Jungkook mulai berpikir Hoseok tahu segalanya tentang Jimin dari Jimin langsung bukan dari mencari infonya.
Dan Jungkook kembali mengingat sesuatu.
"Hoseok, apa kau menulis info tentang Jimin?" Jungkook menatap Hoseok.
"Iya, kau ingin lihat?" Hoseok mengambil buku di atas mejanya dan membuka part Jimin.
Hoseok menyodorkan buku itu.
Jungkook dapat melihat foto Jimin disana, mungkin saat SMP karena pipi dia yang masih chubby dan juga rambut hitam yang tak sekeren sekarang.
Tanggal lahir, hobi, hal yang disukai, dibenci juga ditakuti tertera di bawah foto Jimin.
Lalu sebuah kalimat 'orang tua bercerai saat berusia 12 tahun karena alasan' dan halaman itu berakhir. Jika Jungkook ingin, Jungkook hanya perlu mengambil buku itu dan membuka lembaran berikutnya tapi ia tak bisa.
Masih ada keinginan Jungkook yang berkata ia ingin mendengar langsung dari Jimin.
"Apa kau mendengar semua langsung dari Jimin?" Jungkook bertanya dan berusaha mengalihkan pandangan dari buku itu.
"Iya, kebanyakan, karena kami berteman." Jawab Hoseok dan menutup buku itu karena Jungkook terlihat menolak tawarannya.
"Bagaimana tentang keluarganya?"
"Aku tahu, tapi apa aku mendengar dari Jimin? Tidak." Jungkook menghela napas dalam.
"Berarti kau tak pernah melihat perasaan Jimin ketika berbicara tentang semua itu?" Hoseok mendesah mendengar itu.
"Jungkook, ini disebut info bukan curhat. Tak ada sepenggal pun kalimat yang menceritakan perasaan Jimin," Hoseok kini tahu apa yang dulu Jungkook ingin ketahui dari Jimin.
"Jika kau ingin tahu sesuatu tapi Jimin tak memberimu jawaban, mungkin kau bisa tanya Seokjin sonsaengnim, dia selalu membantu Jimin yang berarti dia lebih tahu jika itu berhubungan dengan perasaan Jimin. Aku bisa mengantarmu kesana." Lanjut Hoseok.
"Gomawo." Jungkook bangkit begitu juga Hoseok, bersiap untuk pergi ke tempat Seokjin.
"Sure."
"Satu pertanyaan terakhir, apa Jimin pernah membaca info tentangku?"
"Tentu, dia meminta info mu sejak pertama kali kalian bertemu." Hoseok tersenyum sambil mengatakannya.
-
"Jadi, ada apa Jungkook?" Tanya Seokjin sambil meletakkan teh diatas meja untuk Jungkook, Hoseok dan dirinya.
"Aku hanya ingin bertanya tentang Jimin," Seokjin memasang raut muka heran ketika mendengarnya.
"Kenapa tak bertanya langsung pada Jimin? kalian kan pacaran." Jungkook tak menjawab.
"Apa yang ingin kau ketahui?" Tanya Seokjin berusaha mencairkan suasana yang terasa aneh.
Namjoon yang awalnya hanya mendengarkan dari sofa kini pindah ikut duduk di kursi meja makan.
"Kenapa sonsaengnim mau membantu Jimin? Bukan kah lebih baik sonsaengnim menahan Jimin untuk tidak menjadi berandal?" Jungkook memang dari dulu penasaran dengan ini, bagaimana mungkin ada guru yang mau jadi partner in crime muridnya sendiri.
"Aku sudah berkali-kali menahannya. Tapi mungkin kau sendiri juga tahu, sisi berandal Jimin hanya dia selalu membolos, sisanya dia selalu punya alasan." Jawab Seokjin.
"'Karena orang itu yang menantang lebih dulu' kau sebut alasan?" Namjoon menyungginkan senyum dan mendapat pukulan pelan di pundaknya.
"Lalu bagaimana dengan kau?" Seokjin bertanya pada Namjoon.
"Aku tadinya berpikir dia hanya tak ingin orang tuanya tahu kelakuan dia, tapi kadang aku merasa ada hal lebih. Dan kupikir itu menarik."
"Jimin tak pernah menceritakan tentang keluarganya?" Jungkook kembali bertanya.
"Pernah, dia juga pernah membawa Ayahnya kemari, dan Ayah dia menceritakan hampir semuanya." Jawaban Seokjin membuat Jungkook tertegun..
"Untuk apa Jimin membawa Ayahnya kemari?" Tanya Hoseok karena ini info baru buatnya.
"Lebih tepatnya, ayah Jimin membawa Jimin kemari." Jawab Namjoon sambil memukul kening Seokjin, dia mengaduh karenanya.
"Tempat tinggal kami tak begitu jauh, mungkin Ayah Jimin mendengar kabar ada guru sekolah Jimin tinggal di sekitar sini, jadi dia datang." Ucap Seokjin.
"Lalu apa saja yang Jimin katakan tentang keluarganya?" Jungkook merasa ia semakin dekat dengan apa yang ia ingin tahu.
"Banyak, tentang Ibunya, masa kecilnya-"
"Bagaimana dengan yang Jimin inginkan, bagaimana dengan ekspressi Jimin ketika membicarakan itu semua?" Jungkook memotong kalimat Seokjin.
Tangan dia bergerak tak beraturan, kaki dia pun bergerak gelisah, Jungkook ingin tahu, sangat.
"Jimin tersenyum, dan yang Jimin inginkan..." Seokjin menghentikan ucapannya, coba untuk mengingat semuanya.
Tersenyum bukanlah sesuatu yang akan kau lakukan ketika sedih, Jungkook mulai tahu itu adalah cara Jimin menutupi semua perasaannya.
"Dia tak mengatakan hal semacam itu, Jungkook," Namjoon melanjutkan ucapan Seokjin.
Jungkook terdiam dan menunduk. Hoseok hanya dapat memperhatikan karena dia sendiri juga tak tahu.
Namjoon coba meraih kepala Jungkook dan mengusapnya.
"Kami melihat dia bahagia ketika kami mau membantunya, itu yang kami pikir. Tentang apa yang benar-benar Jimin rasakan kami tak begitu tahu." Jungkook mengangguk mendengar itu.
"Berbicara tentang Jimin, bukan kah lusa pernikahan Ibunya?"
*
*
*
Hi ^^Thanks for reading ><
9 part to go........
Support dan bintang kalian berarti banyak buatku ><
C u next time (^o^)丿
![](https://img.wattpad.com/cover/146802598-288-k25592.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Into The Spring || JiKook
Fanfiction[END] Kehidupan lain yang berusaha Jimin dan Jungkook tutupi. Musim Dingin panjang yang seolah tanpa ada ujung yang mereka lalui sendiri. Kapan semua akan berakhir? Main pair Jikook. Side pair Vhope, Namjin