WTF -Part 2-

2K 261 13
                                    

Seperti biasa pukul setengah 5 dini hari Jungkook sudah keluar dari apartmentnya.

Tas sudah siap di punggungnya, ini hari Sabtu, dia jelas bukan bersiap untuk ke Sekolah, tas itu berisi semua peralatan menggambar juga melukis milik dia.

Jungkook berniat untuk menggambar atau melukis hari ini. Sweater menjadi pilihannya untuk keluar, karena cuaca memang semakin dingin mengingat ini sudah Oktober.

Jungkook terus melangkah tanpa arah mencari sesuatu yang bisa ia lukis atau gambar, tapi tak ada satupun yang menarik perhatiannya.

Sampai pada pukul 7 ketika matahari mulai terbit, dia melihatnya. Sebuah taman atau hutan? Jungkook tak yakin.

Pohon-pohon memenuhi tempat itu, banyak pula kursi yang membuktikan kalau itu adalah taman.

Daun berwarna khas musim gugur menjadi penghias tiap pohon disana, banyak daun yang sudah pergi dari rantingnya, dan beberapa diterbangkan oleh angin musim dingin yang mendekat.

Tanah tak terlihat sama sekali, tertutupi oleh semua daun yang sudah gugur. Ditambah cahaya matahari dari timur yang muncul di tiap celah pohon disana, semua begitu indah.

Jungkook menyukai pemandangan ini, sungguh. Tempat ini seolah terbengkalai tapi di waktu yang sama begitu indah.

Jungkook memutuskan untuk melukis, agar warna di pemandangan ini bisa lebih terasa.

Jungkook sangat menyukai melukis dan menggambar, membuat sesuatu yang bisa dia kagumi dan sebut indah di kehidupan dia yang terlalu menyedihkan untuk dipandang.

Hidup Jungkook terlalu kusam karena itu dia selalu terhanyut oleh tiap perpaduan warna baru yang dia buat, bagaimana warna itu bisa memenuhi kanvas putih kosong dan membuatnya menjadi indah, Jungkook menyukainya.

Terlalu fokus pada lukisan yang dia buat, Jungkook tak menyadari ada seseorang di belakang dia yang mengamatinya. Sangat dekat, tapi Jungkook tak menyadarinya.

Jungkook sedang kesulitan mendapatkan warna yang pas untuk daun yang memenuhi salah satu kursi disana. Saat itu lah orang tersebut membuka suara,

"Tambahkan warna orange dengan begitu sorotan matahari itu bisa terasa." Jungkook terlonjak kaget mendengar suara dari belakangnya.

Jungkook hampir menyenggol lukisan dia dan menjatuhkannya. Jungkook siap untuk meneriaki orang yang berbicara beberapa detik lalu itu, tapi saat ia lihat orang tersebut adalah seorang wanita, mungkin ibu muda, sangat cantik. Jungkook membatalkan niatnya, dan menuruti saran dia.

"Apa aku mengagetkanmu?" Tanya wanita tersebut yang Jungkook balas anggukan.

Jungkook bukannya tidak sopan, hanya saja Jungkook sangat awkward pada orang yang baru dia temui yang jauh lebih tua darinya. Terutama seorang ibu, karena Jungkook punya hubungan yang tak baik dengan ibunya.

"Lukisanmu bagus." Ucap wanita itu. Dan Jungkook tak bisa menahan senyum yang merekah di bibirnya juga warna merah yang kini menghiasi pipinya.

Jungkook sangat lemah pujian, walau itu dari orang yang bahkan Jungkook masih tak mengetahui namanya.

"Aku juga memiliki anak yang sangat suka melukis, dia juga punya suara yang sangat merdu. Dia anak yang sangat manis." Wanita itu melanjutkan. Jungkook yakin dia harus mengatakan sesuatu, sebelum semua tambah awkward untuk dia.

"Dia pasti seorang anak yang sangat baik." Jungkook tak tahu harus berkata apa, sungguh.

"Iya, sangat baik, cute juga pintar. Kadang aku takut banyak anak pria yang menyakitinya." Lanjut wanita tersebut.

The Way Into The Spring || JiKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang