Jungkook kembali ke apartmentnya, kosong. Jungkook menyukainya.
Jungkook tak pernah sekalipun berkeliling rumah karena ia menghindari Ibunya. Jungkook bisa merasakan ini lah rumah.
Jungkook melihat ke foto yang tergantung di atas TV. Foto mereka bertiga, Jungkook, Ibunya dan Ayah tirinya, foto saat pernikahan mereka. Jungkook dapat melihat wajah tak bahagia dirinya. Dia mengingat Jimin,
apa Jimin juga sedang memasang raut wajah itu saat ini?
Berhari-hari Jungkook menikmati kesendirian di apartmentnya, tak pernah sekalipun Jungkook datang menjenguk ibunya, dan saat Ayah tiri Jungkook datang untuk mengambil barang, Jungkook akan masuk ke dalam kamarnya, mengabaikan dia.
Hari ini tepat Jimin akan pulang dari tempat Ibunya. Jimin tak pernah menghubungi Jungkook juga sebaliknya, hanya sebuah pesan 'Aku hari ini pulang' yang memberi tahu Jungkook kalau Jimin pulang.
Malam menjelang, Jungkook membuat masakan dia sendiri, berguru pada Seokjin ternyata memang ada untungnya. Jungkook dapat melakukan semuanya sendiri.
Seperti yang selalu ia katakan, dia tak butuh Ibunya.
Jungkook mendengar suara kode dimasukkan di tengah-tengah ia makan. Dia beranjak dari tempat ia duduk menuju kamarnya, Jungkook tahu itu adalah Ayahnya. Dan tepat sebelum Jungkook masuk ke kamarnya, sosok itu memanggilnya.
"Jungkook?" Dan itu bukan suara Ayahnya. Sosok itu lagi berada disana, sosok kakaknya.
Jungkook terdiam.
"Kau kan itu, Jungkook?" Dia bertanya lagi, Jungkook membenci suaranya.
Ada perasaan berantakan yang berkumpul di dadanya.
Kakak Jungkook dapat melihat Jungkook berusaha meraih pintu kamarnya.
Jungkook berhasil masuk ke dalam, sebelum pintu dapat tertutup sepenuhnya, tangan dan kaki kakak Jungkook menahan pintu tersebut.
"Jungkook ayo bicara." Suara itu begitu lembut, tapi Jungkook tak akan tertipu seperti orang lain. Dia tak akan pernah percaya pada orang yang hanya memberi dia penderitaan ketika ia kecil.
"Apa yang kau mau Jun?!" Jungkook berusaha mendorong pintu itu agar tertutup, tapi bahkan kekuatan Jungkook tak cukup untuk melawan kakaknya.
"Jungkook, aku tahu kau membenciku, tapi kumohon dengarkan," Jungkook terkekeh mendengar itu.
"Itu caramu memohon? Kau ingat aku memohon dengan berlutut tapi kau tetap tak mendengarkan, itu tak seimbang Jun." Ucap Jungkook.
Tangan Jun yang dapat masuk diantara celah itu berusaha meraih Jungkook dan berhasil memegang tangan Jungkook yang berada di kenop pintu.
Jungkook terkesiap dan mundur untuk melepaskan tangan Jun.
Jungkook terjebak, Jun sudah sepenuhnya masuk ke dalam kamarnya.
"Jungkook kumohon dengarkan," Kali ini Jungkook tak melawan dan hanya diam.
"Aku benar-benar minta maaf untuk semua." Untuk beberapa detik Jungkook tak tahu harus melakukan apa, atau berpikir apa.
Orang yang paling dia benci meminta maaf padanya.
"Lalu apa? Itu mengembalikan masa laluku?" Mungkin Jungkook dulu akan menangis bahagia karena penderitaan dia berakhir, tapi sudah terlambat dia tak senaif itu lagi. Semua tak bisa kembali.
"Kau tahu bagaimana rasanya menahan sakit yang kau buat dengan orang tua yang bahkan tak peduli padamu?" Jungkook melanjutkan, amarah tetap meluap. Jungkook benci orang di hadapannya, sangat benci.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Into The Spring || JiKook
Fanfiction[END] Kehidupan lain yang berusaha Jimin dan Jungkook tutupi. Musim Dingin panjang yang seolah tanpa ada ujung yang mereka lalui sendiri. Kapan semua akan berakhir? Main pair Jikook. Side pair Vhope, Namjin