Confess -Part2-

1.9K 236 15
                                    

Final exam berakhir, mereka hanya tinggal menunggu nilai dan libur panjang ada di depan mereka.

Selama itu Jimin berusaha mengatakan tentang semua yang ingin Jungkook ketahui tanpa Jungkook bertanya tapi Jungkook terlihat tak puas. Jimin tak tahu apa yang Jungkook sebenarnya ingin ketahui.

Bukan kah Jungkook sudah melihat keluarganya, dua sisi dari dirinya dan itu adalah semuanya.

Mungkin memang yang harus Jimin lakukan hanya confess, tapi setiap Jungkook menatapnya, Jimin mengurungkan niatnya. Jungkook seolah terlihat menginginkan kehadiran Jimin tapi diwaktu yang sama, bukan Jimin orang tersebut. Jimin bahkan tak mengerti dengan pemikiran ini.

Sementara Jungkook, semua orang bisa melihat dengan jelas Jungkook sudah benar-benar nyaman dengan Jimin. Selama itu Jungkook memberi Jimin banyak tanda kalau dia nyaman.

Jungkook juga beberapa kali berniat untuk confess tapi Jungkook masih tak yakin apa ini benar-benar yang ia cari. Jika suatu hari nanti Jimin menjauhinya, Jungkook akan sangat membencinya dan Jungkook tak ingin membenci Jimin, karena itu Jungkook diam. Membuang semua keinginannya.

-

Mereka semua berkumpul di kelas Jungkook di lantai 2. Ini hari terakhir mereka bersekolah.

Untuk liburan panjang, Jungkook berencana untuk pergi ke Busan, mencari tempat indah yang bisa ia lukis, tentang uang Jungkook tak usah cemas.

Taehyung beberapa minggu akan bersama kakaknya. Hoseok tak punya kegiatan apapun, kecuali sekali dua kali mengunjungi Taehyung.

Hubungan mereka sudah diketahui oleh orang tua Taehyung, dan orang tua dia seolah tak memperdulikan hal ini dan itu lebih baik daripada mereka menentangnya. Walau terkadang ibu Taehyung tetap menatap tak suka.

Yoongi tanpa ditanya pun sudah jelas dia akan membuat lagu sepanjang liburan.

Jimin, dia akan bersama ibunya beberapa hari mungkin minggu, itu juga karena suruhan Ayahnya dan Jimin tak bisa menolak.

Jimin tahu, jika dia ingin confess maka ini lah saatnya, sebelum libur panjang dimulai. Jimin beberapa kali ingin mengatakannya tapi dia masih ragu.

Jika Jungkook menolaknya, maka pertemanan mereka semua pun akan terkena imbasnya. Jimin tak pernah memiliki teman dekat sebanyak ini.

"Ayo pulang." Hoseok bangkit dari duduknya dan membuka pintu untuk mereka keluar, hari juga sudah sore.

"Aku ada urusan, aku akan ke lantai 4." Ucap Jungkook dan melambaikan tangannya. Mereka semua mengangguk.

Semua keluar dari ruangan, tapi Jimin tak sedikitpun melangkah pergi, Jungkook tak bertanya dan tetap melangkah keluar tapi tangan Jimin menggenggam lengannya dan menghentikan langkahnya.

"Kapan kau akan pergi ke Busan?" Jimin bertanya dengan datar, tangan itu masih tak melepasnya.

"Aku tak tahu, minggu depan mungkin. Kenapa?" Dan Jungkook tak berusaha melepas tangan itu juga.

"Kau tahu aku juga berasal dari Busan." Jimin coba mengukir senyum.

"Iya, aku tahu." Jimin melepas pegangan tangannya.

"Waktu kecil aku sangat suka melukis dan Ibuku selalu membantuku."

"Aku tahu, salah satu tempat yang aku ingin lukis adalah taman yang selalu kau datangi waktu kecil." Jimin terdiam, dia harus mengatakannya, harus.

"Lalu," Jimin kini menatap Jungkook, begitu dalam.

Jungkook agak menahan napas ketika melihatnya. Berpikir kalau dia lagi, menginginkan sosok seorang Park Jimin.

The Way Into The Spring || JiKookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang