"Jadi, ini alasan Hoseok datang ke rumahmu saat orang tuamu tak ada?" Jungkook berucap.
Tangan kanan dia sudah diberi papan dan sebagainya. Ibu Taehyung juga sudah sebisa mungkin memijatnya.
Mereka kini berada di kamar Taehyung.
Sebelum mereka memasuki kamar itu Ibu Taehyung meminta agar Taehyung tidak menutup pintu kamarnya. Tapi Ayah dia kembali mengatakan hal yang sama.
Kamar Taehyung terhitung rapi tak seburuk bayangan Jungkook. Banyak album musik juga ada piano disana.
Cat kamar dia berwarna biasa, putih, mungkin ini ide orang tua Taehyung.
"Yupz, mereka mengetahui aku suka pria ketika aku kelas 2 SMP. Mereka memarahiku, memakiku bahkan hampir menendangku keluar rumah. Jika bukan karena kakak perempuanku mungkin aku sudah benar-benar hidup di jalanan tanpa arah." Taehyung mengeluarkan seragam bersih dari lemarinya untuk Jungkook, bagaimana pun pulang ke rumah dengan seragam itu bukanlah hal bagus.
"Apa mereka selalu seketat itu?" Jungkook berusaha membuka seragamnya dengan sebelah tangannya.
Jungkook menyadari Taehyung terus memberi jarak sambil memandang ngeri pada darah yang menempel di bajunya, karena itu Taehyung tak akan membantu dia membuka seragamnya.
"Dulu lebih dari itu, setiap kali aku membawa teman pria aku tak boleh membawa dia ke kamar, bahkan masuk ke rumah saja orang tua ku akan berpikir lama." Taehyung mulai membantu Jungkook memakai seragam bersih miliknya, bantu dia mengancingkan pula.
"Ibu mu terlihat lebih ketat dari Ayahmu." Ucap jungkook.
"Kakakku bilang Ibu sangat menginginkan anak pria. Saat aku kecil pun Ibu benar-benar memperhatikanku dan seperti sudah menuliskan semua jalan hidupku," Jungkook duduk di atas kasur Taehyung sementara Taehyung duduk di kursi meja belajar.
"Aku mengecewakan Ibuku ketika aku berkata aku takut darah padahal dia ingin aku mengikuti jejak dia dan ayah. Lalu aku mengecewakan dia lagi dengan ini..." Taehyung tersenyum sedih mengingat semuanya. Bagaimana Ibu nya berubah dingin.
Mereka jarang berbicara, bahkan bertatap. Tapi semua sudah membaik walau tak akan pernah sebaik sebelum orang tua dia tahu.
"Tapi mereka tetap baik, dan menyayangiku. Percaya lah." Taehyung memberikan boxy smile pada Jungkook, dan Jungkook balas tersenyum padanya.
Tapi Jungkook tahu dia tak bisa bertanya lebih jauh tentang ini, Taehyung sudah terlihat begitu terluka.
"Ah iya, kau bersama Hoseok kan saat datang ke tempat itu, bagaimana rasanya?" Jungkook berusaha mengalihkan pembicaraan dan menggoda Taehyung.
"Saatnya kau pulang." Taehyung berdiri dan membuka pintu kamarnya.
Jungkook terkekeh dengan tingkah Taehyung yang berusaha menghindari obrolan tentang Hoseok.
-
Jungkook tak mau masuk ke rumahnya, benar-benar tak mau.
Tapi dia sudah berada disini, di depan pintu apartmentnya. Dia bisa saja lari dan menghindari masuk ke apartmentnya, tapi Taehyung berada di bawah sana, memperhatikan dia.
Taehyung bilang dia tak akan pergi sebelum Jungkook masuk ke rumahnya. Jungkook tak mau merepotkan Taehyung lebih dari ini, Taehyung juga mengantar dia ke rumah dengan diantar Ayah dia. Jika Jungkook tak juga masuk, Taehyung akan kedinginan.
Ini masih jam 9 malam, orang tua dia pasti masih bangun. Terlalu awal bagi Jungkook untuk pulang.
Jungkook menarik napas dia dalam, dan memasukkan kode apartmentnya.
Tersenyum terakhir kali pada Taehyung dan melambaikan tangannya.
Kembali menarik napas dalam dan memegang kenop pintunya.
cklek
*
*
*
Author's noteHi ^^
Thanx for reading ><
Subuh update.
Dan Chapter berikutnya bakal jadi chapter terakhir buat ngenalin lebih dalam character di ff ini, chapter setelahnya bakal terasa lebih beda.
So, please keep reading (≧▽≦)
C u next time (^o^)/
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Into The Spring || JiKook
Fanfic[END] Kehidupan lain yang berusaha Jimin dan Jungkook tutupi. Musim Dingin panjang yang seolah tanpa ada ujung yang mereka lalui sendiri. Kapan semua akan berakhir? Main pair Jikook. Side pair Vhope, Namjin