Sebelum kau bertanya keheranan, mengapa sesulit itu bagiku melupakan. Mari kuberi tahu beberapa kenyataan. Dalam hidupku yang kacau balau, kau datang bagai malaikat. Meyakinkanku dengan cara yang tak pernah kuterima sebelumnya. Membuatku percaya bahwa kau akan menerimaku seada-adanya.
Hubungan yang kita lalui memang tidak lama. Namun bagiku, ketika kau datang; hidup benar-benar sedang mengujiku dengan banyak perkara. Berbagai masalah memeluk bersamaan, kehancuran membuatku tak karuan. Namun, hadirmu bagai gemintang yang menerangi gelapku. Kau berdiri di garis terdepan sambil mengatakan bahwa kau akan tetap menemani dan menerimaku. Kau, akan tetap ada disini selama yang kau mampu.
Hanya saja, aku yang bodoh ini tak pernah menyangka bahwa kata-kata semacam itu adalah hal yang biasa dilontarkan buaya. Aku yang tak pernah mengerti bahwa semua janji hanyalah upaya menenangkan diri, percaya setengah mati. Bahkan setelah kita tidak bersama, kuyakini kau akan kembali.
Perlu waktu bagi diriku untuk memahami hal itu. Nyaris bagiku menghilang dari bumi, sebah tak terima akan cara kau pergi. Aku menangis lebih banyak dari bahagia. Mendekatkan diri pada Pencipta. Tak ada tempat lain untuk mengadu, sakit yang tertanam dalam diriku; memaksaku bersimpuh tiap waktu.
Kini, hari berlalu. Waktu berjalan dan pelan-pelan sakitnya reda. Setelah menerimamu sebagai seseorang yang pernah ada, dan sudah tak bisa lagi diajak bersama; aku hidup kembali meski tak sepenuhnya. Diriku mulai bersinaran dengan cara yang berbeda dari sebelumnya. Kehilanganmu memang melarikan hampir seluruh warasku. Hanya saja, aku tak pernah menyangka. Caraku melanjutkan sisa waktu akan berganti setelah memahami seperti apa dunia bekerja, sehabis kehilangan membawamu.
Terimakasih telah menjadi alasan aku mencinta, terluka, berlari mengejarmu hingga lelah. Dan menyerah dengan bangga, sebab telah melakukan segala hal sebaik-baiknya. Terimakasih telah menjadi alasan untukku kembali berjalan dengan baik dan bahagia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi Patah Hati
PoetryBagiku, semua ini layak untuk dikenang. Entah seperti apa menurutmu. Jika kau bersedia untuk menjadikannya sebagai sejarah, maka kenanglah aku sebagai seseorang yang paling-paling mendambakan kebahagiaanmu. -Jum'at, 1 September 2017.