Kau melalui hari lahirmu dengan seseorang yang kau ingin. Kau pasti bahagia, sangatlah bahagia. Bersama cinta yang kau raih dengan diam-diam membuatku terluka. Kau tak akan tau rasanya menjelma aku. Dihuni sedih sepanjang hari dan dicekik sesak setiap kali mengingatmu. Kuharapkan selalu, tiada kesempatan untukmu merasakan bagaimana pahitnya dicampakkan. Cukup-cukup penderitaan sesakit itu aku saja yang menanggungnya, kau jangan. Jangan pernah.
Di hari lahirmu, hanya mengingat apa yang pernah kita rencanakan; lalu menertawakannya sebab tak menjadi kenyataan. Hanya membaca ulang janji-janji yang teringkari, dan terduduk muram sepanjang hari. Hanya melihat seberapa banyak orang yang mengucapkan selamat dan doa-doa pada akun sosial media yang kau punya. Meski tiada keberanian untukku menuliskan hal yang sama, atau bahkan lebih baik dari mereka. Aku hanya berakhir menjadi penguntit, yang pernah kau yakinkan begitu berharga.
Selamat ulang tahun. Aku bingung harus bersedih sebab tak disisimu, atau bahagia karna penggantiku melakukan tugasnya dengan sempurna. Kau tampak lebih baik dari seseorang yang bersamaku sebelumnya. Aku ingin kau terus begitu, aku mau kau hidup sangat lama. Begitu bahagia sampai kau lupakan seseorang yang menuliskanmu banyak kata. Menyuratimu tiap malam, bertengkar dengan egonya sebab mencintaimu melukainya. Aku mau kau lupakan pengecut itu, seseorang yang kalah di ingatanmu.
Pada umurmu yang kian bertambah, semoga kau tetap terjaga diposisi teratas. Semoga tidak kau alami sakitnya jatuh terhempas. Makin kuat dan hebat dirimu, tanpa cara yang salah. Dirimu yang kukenal dulu, kebaikan-kebaikan yang sempat membuatku terpana berwaktu-waktu. Caramu mendekatkan diri dengan Pencipta, semoga segalanya tetap sama. Semoga semuanya kian bertumbuh seiring bertambahnya usia.
Hadiah dariku yang akan terus terjaga hanyalah doa. Saksi bisu betapa karnamu aku pernah menyerah. Jalanku salah, langkahku lelah. Pada doa-doa menuju langit yang kau tatap aku meminta. Berlindung dibalik kelemahan yang dikuat-kuatkan. Tuhanlah satu-satunya tempatku berpulang atas kesedihan yang menjemput. Karna itu, aku percaya kau akan bahagia. Meski tidak denganku, tak apa. Tujuan siapapun mencintaimu akan sama dengan tujuanku mencintaimu. Mintalah sebanyak-banyaknya pada Tuhan, akan dikabulkan-Nya segera. Sebab, setiap hari aku membujuk-Nya untuk menyenangkanmu. Dengan segala cara.
4 Februari, Tahun Kedua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi Patah Hati
PuisiBagiku, semua ini layak untuk dikenang. Entah seperti apa menurutmu. Jika kau bersedia untuk menjadikannya sebagai sejarah, maka kenanglah aku sebagai seseorang yang paling-paling mendambakan kebahagiaanmu. -Jum'at, 1 September 2017.