Kau bukan sekedar masalalu, kau juga bagian dari tulisanku. Semua yang tercipta setelah kau tiada, merupakan cara yang waktu itu tersisa bagiku untuk mencegah diriku menjadi gila. Menulis adalah satu-satunya pelarian terbaik yang kumiliki. Pilihan ketika orang-orang tak mau mendengar dan mengerti.
Dan, kau adalah semua yang aku ucap. Apa yang aku tuju, segala bentuk rasa sakitku. Rujukan kalimat-kalimat sedih adalah tubuhmu, dirimu dan segala yang tersedia padamu. Hanya saja, matamu enggan kau gunakan untuk membaca. Kau tak mau memahami seperti apa rasa sakit menghuni dada.
Bagimu, kehilanganku adalah kemenangan. Sementara untukku, melepasmu membawa keterpurukan. Tahun itu menjadi alasan tahun-tahun selanjutnya hatiku tak bertuan. Diriku yang malang gagal mencintai, dan hanya menunggumu kembali. Kuharapkan sekali lagi kesempatan waktu itu, namun katamu; memang tak ada lagi yang bisa kau lakukan untuk membukakan hatimu untukku.
Ah, kau tau. Aku suka sekali menyerah. Aku menyerah lagi, lalu berusaha lagi. Mengulangi repetisi itu hingga kau menegaskan dengan pasti. Kau memang tak punya kemampuan untuk sekali lagi menerimaku. Kau enggan menyulitkan dirimu untuk menyempurnakan seseorang yang penuh kekurangan dimatamu. Kau hanya ingin memilih yang lain. Dan sialnya, aku yang malang ini, lebih memahami hal itu.
Bagaimanapun, aku hanya ingin kau mampir sesekali. Sebentar saja, membaca apa yang kutulis penuh hati. Dengan harap yang pupus dan impian yang hangus. Kuingin kau menjadi tau sedalam apa luka terbenam dalam dada saat kau memilih mengusaikan kita. Aku mau kau mengerti, seseorang yang tak pernah berharga ini, telah mencintaimu hingga tak tau caranya berhenti.
Hanya saja, kau yang terlalu berbahagia; tak suka membaca apa yang sering aku tuang dalam kata. Kau enggan tau bahwa kau adalah tuan dari narasi yang kuperpanjang tiap malamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi Patah Hati
PoetryBagiku, semua ini layak untuk dikenang. Entah seperti apa menurutmu. Jika kau bersedia untuk menjadikannya sebagai sejarah, maka kenanglah aku sebagai seseorang yang paling-paling mendambakan kebahagiaanmu. -Jum'at, 1 September 2017.