Hujan

520 23 3
                                    

Barangkali hujan hari ini adalah rintik-rintik cemas yang berusaha meraihmu. Sebuah rindu yang terbelah-belah. Sisa perasaan yang jatuh menghempas tanah. Sialnya, kau lebih suka berteduh. Kau tak suka dicemaskan oleh seseorang yang tidak ingin kau ingat lagi. Seseorang yang kau pikir hanya membuatmu merasa terbebani.

Ingin kuakui satu hal, beberapa kali aku mampir pada laman sosial media milikmu. Memastikan bahwa didunia ini kau masih aman-aman saja, tetap menjalani hidupmu dengan semestinya. Walaupun kuketahui beberapa hal berjalan tak sesuai dengan rencana. Seringkali kuyakinkan hatiku bahwa kau adalah seseorang yang tangguh. Semuanya bisa kau lalui dengan kekuatan yang kau miliki. Hal-hal yang dahulu sempat menguatkanku, ketika hidup masih bersama-sama kita lalui.

Beberapa malam pernah kulalui dengan meyakinkan diriku bahwa kau akan berbahagia dengan hal-hal yang kau miliki. Pilihan yang kau pilih, cinta yang kau cintai. Hidup akan memihakmu, jikalau kau bersedia memperjuangkan segala yang kau mau. Dan aku berusaha meyakini, bahwa kau pasti tak semudah itu berhenti. Entahlah, kau adalah kumpulan rasa cemas yang merambat dalam dadaku. Entah mengapa setiap kali kau bersedih, aku tak bisa berhenti memikirkanmu. Ingin mencoba mendekat, namun kuketahui sudah bukan masanya aku harus berbaur dalam hidupmu. Aku hanyalah sesuatu yang kau sebut masalalu, dan kuyakini kau tak ingin aku kembali dalam hidupmu dimasa kini.

Jagalah dirimu tetap baik-baik, meski kusadari takkan kau pahami sebegitu hebat rasa cemas ini membuat perasaanku menjadi tercekik. Akalku terbelit-belit, separuh jiwaku berusaha membabi buta merengkuhmu. Kuodakan langkahmu terus berjalan dengan seimbang, mampu mencapai puncak dengan berhati-hati menjaga langkah kaki. Jangan kalah melawan segala hal yang menantang. Jadilah segala yang kau ingin menjadi, ketika memilih untuk hidup tanpa kita lagi. Kukirimkan salam melalui langit-langit semesta, semoga suatu hari kau rasakan segala imbasnya. Doa-doa, kecemasan yang membara, serta rindu-rindu yang ingin bertemu; sudah menyatu dengan hamparan langit-langit biru. Pandangilah senja bila kau ingat aku.

Narasi Patah Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang