Mungkin, sekarang aku sudah tidak bersedih. Air mataku telah surut dan sulit menitih. Mungkin juga, saat ini yang kurasa hanyalah hampa. Keadaan dimana aku terus berjalan tanpa tau akan kemana. Aku kehilangan tujuan, dan nyaris kehilangan harapan. Satu-satunya hal yang membuatku tetap hidup adalah angan-angan yang kubangun. Hari indah dalam mimpiku yang aku tau, mungkin tidak akan pernah terwujud.
Aku berpulang pada langit yang Tuhan ciptakan. Satu-satunya keindahan yang tidak pernah mengingkari janjinya, sebab karya cipta Tuhan yang membuatnya abadi; tidak sekedar fana. Semua rasa lelahku, doa-doa mengenaimu; kecemasan yang kutitipkan. Semuanya mengapung menuju langit, membiaskan rona warna-warni yang sesekali kau amati. Hanya hujan sajalah yang mewakili air mataku tanpa henti. Kini bagiku, hidup telah menjadi kesialan yang berlanjut. Nyaris tak ada lagi ujian yang mampu membuatku takut.
Tuhan, seperti dahulu bertemu dengannya dan luka-luka yang menyertainya; aku siap melalui hari-hariku selanjutnya. Bilamana caraku tumbuh adalah dengan terjatuh terlebih dahulu, aku rela. Sungguh rela. Sebab kaulah satu-satunya yang mengetahui mengenai hal-hal terbaik untukku. Hari terpuruk dan terburuk pemberianmu. Semua yang membekaskan luka, pembelajaran yang mendewasakanku. Tantangan-tantangan yang kau siapkan, dan berbagai kejutan lainnya; aku siap menaklukannya. Sebab sebagaimana janjimu yang kuyakini sekuat-kuatnya, bahwa ujianmu tidak akan pernah melebihi kesanggupanku sebagai seorang manusia biasa. Bahwa kau tak pernah lelap sekalipun dan membiarkanku hidup tanpa pengawasanmu. Aku percaya kau ada. Tidak mungkin hidupku ini kau tinggalkan begitu saja.
Meski dalam kehampaan yang kalut aku melalui jalan yang tengah kupilih, aku percaya. Lenteramu tak pernah redup. Langkah-langkah yang kubina saat ini, merupakan bentuk pedulimu padaku yang angkuh akan nikmatmu ini. Ampunilah aku selalu, Tuhan. Sebab hanya kau sajalah yang mampu menaklukkan dunia dan seisinya. Tuhanku yang Mahakuasa, padamu kuserahkan segalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasi Patah Hati
ПоэзияBagiku, semua ini layak untuk dikenang. Entah seperti apa menurutmu. Jika kau bersedia untuk menjadikannya sebagai sejarah, maka kenanglah aku sebagai seseorang yang paling-paling mendambakan kebahagiaanmu. -Jum'at, 1 September 2017.