Pelarian

423 19 0
                                    

Jarak bukanlah pintasan yang tepat untuk melupakan. Orang-orang yang berkata bahwa menjauh sebegitu jauh akan membuat ingatan terbenam juga, merupakan pendusta yang mahir. Mereka tau, seseorang yang membiru di ingatan tidak akan dengan mudahnya hilang hanya karna berjauhan. Seseorang yang tumbuh dan tersimpan di kepala takkan hilang walau harus melarikan diri ke ujung dunia. Jarak bukanlah senjata yang mampu membunuh segala rasa.

Begitupula bayangmu yang pekat dalam mataku. Berpindah kota tak mengartikan wajahmu berangsur-angsur terbawa lupa. Kau justru semakin berbinar dalam gulita yang menyesak dada. Kau menjadikan lapang segala kesempitanku hanya dengan membayangkan bagaimana raut senyummu. Segala yang kusebut ingatan menjelma layar tancap yang acapkali memutar ulang bagian yang ia mau. Menyisipkan dirimu lagi diantara buku-buku rindu.

Seringkali aku sengaja menyerah. Membiarkan diriku dirasuki keinginan membawamu kembali, membiarkan bibirku tersenyum riang sebab melihatmu di instastory. Segala yang kubisa untuk meredakan sejenak rindu yang menggila sudah aku lakukan. Kau bahagia, tampak sangat bahagia meski tak lagi bersama dengan siapa-siapa. Itu cukup untukku, kebahagiaanmu justru mencukupkan segala bahagiaku.

Andai suatu saat kita berjumpa, sudikah membagi banyak cerita? Rindu yang terhutang akan lunas dengan sendirinya bila memperhatikanmu saat bercengkrama. Kau indah dalam segi apapun, saat tengah bagaimanapun. Kau diciptakan bersamaan dengan kesempurnaan yang melekat pada dirimu. Dan, tak semua orang yang merasakan itu ketika melihatmu. Tetaplah berbahagia, sebab kau berbinar di langitku saat kau tertawa. Kau hidup dalam segala arah dan langkah yang aku punya.

Narasi Patah Hati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang