1. Titik Awal

126 10 0
                                    

Angel turun dari yaris merah miliknya. Di pandangi nya rumah mewah yang ada dihadapan nya. Kediaman Hartono. Bukan kediaman miliknya, melainkan milik sahabat nya, Liam Brajaya Hartono.

Diketuk nya pintu rumah tersebut. Lalu muncul sesosok wanita paruh baya yang sudah mengabdi pada keluarga Hartono selama delapan belas tahun.

"Eh non Angel. Bibi kira siapa. Masuk non" ajak bi Ima begitu melihat sosok Angel yang berdiri di depan pintu.

Angel tersenyum manis. Memperlihatkan ekspresi cantiknya. "Kok sepi banget bi? Pada kemana?"  tanya Angel. Aneh memang, karena biasanya kediaman Hartono tak pernah se sepi ini.

"Oh. Tuan sama nyonya lagi ke Bandung non. Kalo den Liam ada di belakang lagi berenang" tutur bi Ima. "Kalo non Angel mau ketemu sama den Liam langsung ke belakang aja" ucap bi Ima.

Angel mengangguk. Gadis itu berjalan menuju taman belakang. Halaman belakang rumah Liam memang terbilang luas. Terdapat berbagai tanaman hias serta gazebo berukuran lumayan besar. Tak lupa, kolam renang juga turut andil di belakang rumah Liam.

Sayup-sayup, Angel mendengar suara air. Tentu saja arah itu berasal dari kolam renang. Tak perlu berfikir keras, Angel sudah tau bahwa pelaku suara itu adalah sahabatnya, Liam.

Angel duduk di tepi kolam renang. Membiarkan kaki nya tenggelam di dalam kolam. Sesekali Angel tersenyum melihat Liam yang mahir berenang ke sana kemari. Sepertinya pria itu blum menyadari kehadiran Angel.

"Liam" panggil Angel. Liam menoleh ke arah sumber suara. Mendapati Angel yang tengah duduk sambil tersenyum manis.

Liam berenang ke arah Angel. "Udah lama?" tanya Liam.

"Enggak juga sih. Baru kok. Lo makin jago aja ya berenang nya" puji Angel.

Liam hanya tersenyum. Lalu bangkit dari dalam kolam. Kemudian memakai handuk dan mengajak Angel untuk masuk.

"Ke dalam aja yuk" ajak Liam.

Angel yang semula memperhatikan tubuh Liam kini bereaksi mengangguk. Angel cukup terpaku pada tubuh Liam. Bukan pemandangan roti sobek yang Angel dapatkan. Melainkan perut remaja biasa namun otot kekar di kedua lengan Liam. Serta tubuh tegap lelaki itu, membuat siapa pun wanita yang menandang akan berdecak kagum.

"Woy kok bengong!" ucap Liam menyadarkan Angel dari lamunan nya.

Angel sadar dari lamunan nya. "Badan lo makin bagus aja" puji Angel terang-terangan.

Liam tersenyum. "Ayo masuk. Lo tunggu di balkon dulu ya, gue mau ganti baju dulu" ucap Liam. Angel mengangguk.

****************

Balkon rumah Liam adalah tempat di mana Angel dan Liam menghabiskan waktu bersama. Masalahnya, kalo Liam mengajak Angel duduk di balkon kamar nya kan agak gimana gitu.

"Eh lo  abis dari mana tadi?" tanya Liam sembari menyeruput teh hangat miliknya.

"Belanja. Gue abis beli mie instan tadi" jawab Angel seadanya.

"Iam" panggil Angel. Iam adalah panggilan Angel untuk Liam sejak mereka bersahabat dari umur empat tahun.

"hmmm" balas Liam hanya dengan dehaman.

"Ayah masih sering cerita soal gue ya ke papa?" tanya Angel.

"Iya kayaknya. Kenapa?" tanya Liam bingung.

Angel mendesah kasar. "Enggak papa kok" jawabnya sekenanya.

'Ayah' yang dimaksud Angel adalah ayah Liam. Karena bagi Angel, orang tua Liam adalah orang tua nya juga. Karena sejak empat tahun terakhir, ayah dan bunda Liam adalah tempat Angel untuk berteduh. Bercerita segala keluh kesah yang selama ini Angel rasakan.

"Ngel, Ngel. Mau sampai kapan lo kayak gini?" tanya Liam pelan. Namun, tetap saja masih bisa di dengar oleh Angel.

"Tau ah, pusing gue. Ya udah, gue balik ya. Kasian kost an gue belum gue beresin tadi" ucap Angel.

"Ya udah lo hati-hati ya" ucap Liam.

Angel mengangguk lalu mencium tangan Liam. Hal ini sudah biasa dalam pertemanan mereka, karena bagi Angel, Liam adalah kakak terbaik nya.

Mobil Angel berjalan menjauh dari kediaman Hartono. Bergerak menyusuri jalanan ibu kota dan kembali ke habitatnya.

****************

Kost an Angel terbilang cukup luas. Di dalamnya terdapat satu buah kamar, satu buah ruang santai, dapur dan kamar mandi. Lumayan besar. Halaman depan nya juga cukup luas, sehingga mobil Angel bisa terparkir manis di depan nya.

Angel tinggal sendiri di kost an nya. Dia lebih memilih untuk tidak tinggal di rumah bersama sosok yang sudah membuat Angel rapuh dan kesepian.

Walau kadang tak dapat Angel pungkiri, rasa sepi dan hampa yang menjalar di tubuhnya yang sewaktu-waktu datang tanpa diminta. Tapi Angel tak ambil pusing. Bila ia sepi, ia bisa meminta Liam untuk datang. Atau bahkan ia yang datang ke rumah Liam.

Setelah Angel selesai membereskan kost an nya, gadis itu memilih tertidur dan bersiap untuk menghadapi esok, hari pertama sebagai kelas XII.

******************

Bila Angel turun dari mobilnya, sudah pasti banyak tatapan pelajar lain yang menatap Angel dengan kagum. Angel memang memiliki wajah cantik yang natural. Membuat banyak gadis lain iri melihatnya.

Angel turun dari mobilnya dan berjalan ke arah mading. Mencari namanya dan ia akan masuk kelas mana. Dengan teliti, disusuri nya daftar nama beserta kelas. Disana ia menemukan namanya, tepat di kelas XII IPA 1.

Angel melangkah di koridor kelas XII. Di samping nya berdiri seorang pria yang sejak dulu mengejar-ngejar Angel. Tapi sedikitpun Angel tak pernah menoleh.

"Hai Angel ku. Kita sekelas lagi ya" goda Ray yang langsung dihadiahi pelototan tajam dari Angel.

"Mending lo sana deh! Gak bosen apa ganggu idup gue dari kelas sepuluh!" sindir Angel terang-terangan.

Ray tersenyum miring. "Ya enggak lah. Justru aku seneng ganggu kamu" ucap Ray dengan nada menggoda.

"Bangsat!" umpat Angel dan menoyor kepala Ray. Angel berjalan meninggalkan Ray yang sedari tadi berjingkrak-jingkrak karena kepala nya di sentuh langsung oleh Angel.

Pemandangan yang Angel dapati begitu masuk ke dalam kelas barunya tentu saja pemandangan rebutan kursi atau tempat duduk. Angel hanya geleng-geleng kepala.

Sementara dirinya sudah berjalan di arah bangku di sebelah Liam.

"Jadi sekelas lagi?" tanya Angel pada Liam.

Liam hanya mengangguk sambil tersenyum lembut.

"Gila ya. Dari TK sampai SMA kita sekelas bahkan satu bangku" sindir Angel dengan maksud bercanda.

"Iya bosen gue. Apalagi kalo pemandangan yang gue liat iler lo mulu" ucap Liam dan di hadiahi cibiran oleh Angel.

"Iam nanti malem dateng ya?" ucap Angel mengalihkan pembicaraan.

"Iya Iam pasti dateng" ucap Liam membuat senyum Angel mengembang.

Kalo Angel sudah memanggil Liam dengan sebutan Iam, sudah dipastikan Angel ada mau nya. Dan sudah positif, Liam tak akan menolak permintaan Angel.

"Ajak ayah sama bunda juga" ucap Angel dan di balas anggukan oleh Liam.

HURTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang