17. Mundur

19 3 0
                                    

Liam benar-benar menepat janji nya. Pria itu datang ke rumah Amalia tepat saat pulang sekolah. Jujur, ia cukup merasa rindu dengan tante Sastri,-mama Amalia- yang bisa di bilang cukup baik padanya.

Ceritanya bermula saat Amalia dan Liam menjalin hubungan saat kelas 7 SMP. Dengan murah hati nya, tante Sastri menganggap Liam seperti anak nya. Namun, kandas nya hubungan Liam dan Amalia, serta Amalia yang memutuskan untuk pindah, membuat Liam tak pernah bertemu lagi dengan Sastri.

Suasana rumah Amalia masih sama seperti lima tahun yang lalu, warna kuning serta pot bunga yang berjajar rapi masih setia menemani rumah itu.

"Mamaa ada yang mau ketemu" teriak Amalia dari ambang pintu. Kemudian menyuruh Liam untuk duduk. Lantas gadis itu naik ke kamarnya untuk mengganti baju.

Sepeninggal Amalia, Liam memandangi keadaan sekitar. Masih sama seperti dulu. Posisi figura foto yang ada di ruangan itu bahkan masih sama. Liam berdiri. Berjalan mendekat menuju sebuah figura yang menarik perhatian nya sejak tadi.

Di raih nya benda persegi itu, lantas tersenyum kecil. Potret seorang gadis dengan seorang pria berseragam putih biru, sangat kontras. Amalia yang senyum begitu ceria, dengan Liam yang hanya memasang wajah datar. Ingatan nya kembali mengingat moment itu.

Flashback on

"Liam, aku mau selfie ya?" Pinta Amalia dengan puppy eyes andalannya.

"Enggak! Gue nggak suka foto begitu an"
Tolak Liam mentah-mentah. Karena sama sekali pria itu tak tertarik pada lensa kamera.

"Yah masak nggak mau sih, sekali aja" ucap Amalia memohon.

"Enggak Lia"

"Please" suara gadis kecil itu penuh akan sarat permohonan.

"Sekali aja ya?"

Dan Amalia mengangguk senang. Menggunakan ponsel gadis itu, mereka mengabadikan moment itu. Lantas Amalia kesal, karena Liam hanya memasang ekspresi datar, datar, dan datar!

"Muka kamu kok nggak senyum sih? Ulang sekali lagi!" Paksa Amalia.

"Ogah, tadi lo bilang cuma sekali" ucap Liam datar namun sedikit kesal

Flashback off

Lantas senyum tipis menghiasi bibir pria itu. Ingatan itu, masih membekas di memori nya sampai kini. Amalia, Amalia.

"Itu privasi tau!!!" Suara cempreng itu datang. Lantas gadis itu berlari secepat kilat. Menyelamatkan setengah harga diri nya.

"Lo nyimpen foto kita dulu?" Tanya Liam penuh selidik.

Wajah Amalia memerah karena malu. Kan kalo gini, kegep juga sama Liam kalo dia gagal move on. Ya, memang gagal sih, cuma kan Amalia mau nya Liam tau dia gagal lupain doang. Lah kalo gini? Bahkan Liam tau kalo dia nyimpen foto masa lalu. Kan kesannya Amalia benar-benar gagal move on!!!!

"Apaan sih! Enggak sengaja tau itu ada disana, lagian aku tarok lemari kok" gadis itu masih saja mengeles.

"Halah sok disimpen. Padahal juga di pajang tiap hari" kekeh Liam.

"Oh iya tante Sastri mana?" Tanya Liam.

"Masih arisan. Bentar lagi juga pulang, tunggu sebentar ya" tanya Amalia, dan Liam mengangguk setuju.

**********

Setelah lebih tepat nya setengah jam menunggu, akhirnya Sastri selesai juga dengan urusan arisan nya.

"Eh siapa ini?" Tanya Sastri bingung melihat sosok yang ada di hadapan nya. Seorang remaja tinggi, dengan paras tampan.

"Ini Liam mah" ucap Amalia santai.

HURTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang