Angel menatap langit-langit polos kamar nya. Ia ingin sekali menutup matanya. Namun sayang nya, fikiran nya terus-terusan mengingat wujud wanita paruh baya yang ditemui nya tadi.
Wanita itu adalah Rina. Ibu tiri Angel. Dulu, saat Angel masih duduk di bangku kelas IX, Nindya, Mama kandung Angel. Terkena penyakit kanker. Sehari sebelum kepergian Nindya, Wiliam menikah dengan Rina. Dan Nindya pergi untuk selama-lama nya. Angel begitu rapuh. Fikiran nya begitu teramat benci pada Wiliam serta Rina.
Perlakuan Rina pada Angel begitu teramat buruk. Angel lebih sering terkena siraman pedas dari ibu tirinya. Namun, sekuat apapun Angel bertahan dan meminta pada pertolongan, Wiliam justru membela Rina. Angel merasa sakit hati dan memilih untuk pergi dari rumah itu. Dan pada saat itu juga, Angel resmi mengubah nama nya. Angel Kayla Arkana, resmi berubah menjadi Angel Kayla Nindya. Nama dari sang mama.
Beberapa bulan belakangan ini, Angel diberi tahu oleh Viktor. Bahwa Wiliam akan menceraikan Rina. Bagi Angel itu hanyalah bullshit semata. Selagi masih belum terlaksana, maka haram bagi Angel untuk kembali ke rumah nya.
Tak ingin larut dalam kesedihan, Angel meraih ponsel nya. Menelfon Liam adalah pilihan yang tepat.
Angel menempelkan benda persegi itu ke telinga nya. Menunggu sambungan itu terjawab di seberang sana.
"Hallo" suara Liam mulai terdengar. Senyum Angel mengembang.
"Hay beb. Lagi ngapain lo?" tanya Angel menbuka pembicaraan.
"Lagi ngerjain Kimia. Emang lo gak ngerjain gitu?" tanya Liam balik. Heran memang, disaat Liam sedang sibuk berkutat dengan rumus Kimia, Angel justru malah cuek-cuek aja.
"Emang ada pr? Kok gue gatau?" tanya Angel bingung.
"Tadi kan lo bolos. Gimana lo tau" sindir Liam diiringi tawanya.
"Bodok amat ah! Oh iya besok gue nggak sekolah ya" ucap Angel memberikan pengumuman. Dengan maksud tujuan, agar Liam tidak mencari nya lagi besok.
"Kenapa lo sakit? Gue kesana sekarang ya" ucap Liam. Nada bicara nya khawatir.
Sedangkan Angel hanya terkekeh geli di seberang sana. Menurutnya, reaksi Liam terlalu berlebihan.
"Sialan. Doa lo bagus banget! Gue bukan sakit beb, besok jam sembilan gue ada pemotretan pertama. Jadi gue nggak sekolah" Angel memberikan penjelasan yang begitu perinci.
"Yah, sendiri dong gue di sekolah besok" ucap Liam dengan nada sedih dibuat-buat.
"Makanya cari pacar. Kelamaan jomblo sih. Zayn aja banyak gebetan, masak lo nggak sih" ledek Angel.
Liam mendengus kesal."Gue cuma setia sama satu orang"
"Masak?"
"Lo besok pemotretan dimana? Bawa mobil?"
"Di deket Taman Mini. Nggak deh kayak nya. Biar gak ribet. Mungkin gue naik taxi aja"
Senyum Liam mengembang di seberang sana. Tentu saja Angel tak bisa melihat."Balik jam berapa?"
"Jam dua" ucap Angel
"Gue jemput besok pas balik. Jangan pulang sebelum gue jemput. Okey?" Liam memberikan pernyataan. Bukan penawaran!
"Kalo gue tolak juga lo bakal tetep jemput kan?" tanya Angel penuh selidik.
Liam terkekeh geli."Pinter"
Angel mendesis."Ya udah. Besok lokasi nya gue kirim"
"Sip"
*****************
Suara jepretan kamera begitu mendominasi lokasi pemotretan. Angel dan salah seorang rekan nya sedang melakukan pemotretan untuk sampul majalah ternama. Suatu kebanggaan bagi Angel.
"Gila ya. Nggak nyangka gue kalo kita bakal jadi cover majalah" ucap Nesa dengan bangga.
Angel tersenyum. "Keren dong"
Nesa tersenyum manis.
Acara pemotretan itu terus berlangsung. Sekitar pukul setengah dua, pemotretan itu telah usai. Angel celingak-celinguk bingung akan melakukan apa. Menunggu Liam disini? Ahh sekolah baru akan pulang sekitar dua puluh menit lagi! Jamuran deluan kan dari pada nunggu in Liam.
Angel berjalan ke arah penjual ice cream.
"Mas vanilla satu" pesan nya.
Mas-mas penjual ice cream itu mengangguk lalu menyiapkan pesanan Angel. Selang beberapa menit, ice cream itu sudah Angel genggam.
Angel menyerahkan selembar uang berwarna hijau. "Kembalian aja ambil aja mas"
"Wah, makasih ya neng"
Angel tersenyum lembut. Tiba-tiba fokus Angel teralihkan begitu mendengar getaran di saku nya. Diraih nya benda berbentuk persegi panjang, Liam is calling
"Halo" Angel mulai berbicara dengan salam pembuka nya.
"Dimana? Aku udah di lokasi nih" suara Liam terdengar sedikit bingung.
"Lo dimana? Biar gue aja yang samperin"
"Di deket bangku" jawab Liam enteng.
"LO KIRA BANGKU DISANA CUMA SATU BIJI!" teriak Angel kesal.
Liam terkekeh."Bangku yang di sebelah pohon cemara" sambung nya kemudian.
"Oke gue kesana" dan Angel memutuskan sambungan secara sepihak. Sedangkan Liam menatap layar ponsel nya kesal setengah mati, Angel emang suka se-enaknya!
******************
Liam bersandar pada mobil nya. Pria itu mengedarkan pandangan ke sekitar. Berharap bahwa Angel akan muncul. Sementara dari posisi jauh, Angel terkekeh geli melihat ekspresi Liam yang tampak nya sedang menahan kesal atau mengumpat di dalam hati. Angel bergerak dari belakang mobil, bergerak perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara.
"Dor" teriak nya. Diiringi dengan cekikian manja yang membuat siapa pun yang mendengar nya ingin memutilasi Angel di tempat.
Sementara Liam bersusah payah menetralkan kembali detak jantung nya. Liam memandang Angel setengah kesal, sementara yang di pandang hanya tertawa puas.
Liam mendapatkan sebuah ide. Pria itu berpura-pura terkena serangan jantung. Perlahan tapi pasti, telapak tangan nya di letakkan di dada, kemudian memasang ekspresi kesakitan. Angel yang tak tahu bahwa itu adalah tipu muslihat, tentu saja panik bukan main.
Angel mengguncang bahu Liam sedikit kasar."Iam nggak papa kan? Duh maafin gue ya. Lo jangan mati dulu dong" ucap Angel panik.
Sebenarnya Liam ingin tertawa terbahak-bahak. Atau mungkin mencubit pipi Angel yang terlihat menggemaskan ketika panik. Namun, dia tetap konsisten pada akting nya. Kini justru Liam terduduk di atas aspal. Tentu saja Angel semakin panik!
"Iam jangan mati dulu dong. Masak iya sih lo mau mati dalem status jomblo?" teriak Angel frustasi.
Liam mendengus kesal di dalam hati. Angel sebenarnya takut Liam mati atau lagi ngeledek?
Liam mendadak diam. Matanya terpejam. Seketika Angel mematung, apa Liam mati?
Angel mengamati wajah Liam baik-baik. Berharap agar pemilik bola mata hitam itu membuka kembali kelopak matanya.
"Dor" teriak Liam mengejutkan.
Angel memekik saking terkejutnya.
"Liammmm" teriak nya kesal. Dengan cepat, Angel mencubit pipi Liam kuat-kuat.
"Aww sakit ngel" Liam meringis. Karena cubitan Angel lumayan berefek besar pada pipi nya.
"Rasain tuh! Makanya berani-berani nya bohongin gue! Gue kira lo kenapa-kenapa!" Angel mengeluarkan semua sumpah serapah nya. Liam hanya geleng-geleng kepala.
"Yuk pulang. Nanti kesorean" ucap Liam mengakhiri keisengan siang ini.
"Oke anterin gue ya, ini udah awal bulan"
"Oke"
Demi lo apapun Ngel, Apapun!
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTED
Teen FictionTentang semesta yang terkadang membuat dunia nya. Seperti bumi yang membutuhkan poros nya, dan prihal hati, yang berusaha menepikan ke egoisan nya.