Angel pulang dengan kacau. Masih terngiang di kepala nya dan masih jelas-jelas terasa di bibir nya bahwa sudah ada yang mengambil fisrt kiss nya.
"Papa udah pulang?" Tanyaku saat mendapati papa duduk dengan koran di tangan nya.
"Udah, oh iya Ngel papa boleh minta tolong nggak?" .
"Boleh, minta tolong apaan?"
"Tolong anter berkas ini ke rumah Liam ya, soalnya itu berkas penting yang harus di tanda tanganin sama Om Viktor" lalu Wiliam mengambil sebuah map berwarna merah. Kemudian menyerahkan nya kepada putrinya.
Angel mematung. Sedikit terusik di dalm alam sadarnya ketika nama Liam kembali tersebut. Ingatan nya tentang kejadian beberapa jam yang lalu seakan-akan menjatuhkan nya di harga diri paling bawah. Ia bukan gadis yang baik, namun baginya first kiss itu bukan sembarang orang yang bisa mendapatkan nya. Bahkan Angel kaget. Ketika Liam menyatakan bahwa ia menyukai nya. Semesta terkadang lucu saat bekerja. Ketika sebagian orang hanya mampu terkekang, namun ada sebagian yang mampu berjuang.
"Oke pa" jawab nya lesu. Lantas mengambil map itu dari tangan Wiliam.
"Hati-hati ya"
***********
Sudah cukup lama Angel tak datang ke rumah ini. Rumah yang selalu ia rindukan. Ntah suasana, kehangatan nya sangat-sangat ia rindukan.
Angel sedikit was-was. Takut kalau Liam sudah pulang dan ia akan bertemu. Untuk saat ini, Angel masih belum berani untuk bertemu dengan Liam. Namun, mobil Liam sama sekali belum terparkir di halaman. Pertanda bahwa pria itu belum kembali.
Angel mengetuk pintu itu beberapa kali. Kemudian terbuka dan menampakkan seorang wanita paruh baya yang ia rindukan.
"Angel ya ampun, bunda kangen banget sama kamu" ucap Reni memeluk Angel erat.
Angel membalas pelukan Reni tak kalah eratnya." Angel juga kangen sama bunda"
"Ya udah masuk sini" ajak Reni.
"Nggak usah deh bun, aku mau titip ini aja sama ayah" ucapnya menyodorkan map yang sedari tadi ia bawa.
Reni menggeleng-gelengkan kepala tanda tak setuju." Kamu kasih sendiri aja sana ayah kamu itu. Bunda kesel sama dia, dari tadi nggak keluar-keluar dari ruang kerja nya" alibi Reni.
"Iya udah" balas Angel pada akhirnya.
"Makasih ya Ngel udah repot-repot" ucap Viktor ketika map yang diperlukan nya sudah berada di genggaman nya.
"Iya yah, ya udah aku balik ya" ucapnya dengan nada terburu-buru.
"Kok buru-buru amat sih, biasa nya juga nggak, Liam aja belum pulang" tanya Viktor heran.
Ya justru karena Liam ini masalah nya!
"Kamu lagi ada masalah sama Liam?" Tanya Reni lembut.
"Nggak kok bun" jawab Angel pelan. Namun sayang, seberapa keras pun Angel berbohong, Reni pasti tau karena melihat mata Angel. Karena mata adalah cerminan hati. Tidak bisa untuk berbohong.
"Jangan bohong" sudut Reni.
"Iya bun beneran"
"Angel, kamu tau kan kalo bunda nggak suka di bohongin" sudut Reni. Tapi memang benar, kalo Reni sama sekali paling nggak suka kalo di bohongin.
Mendengar Reni berkata seperti itu, Angel hanya mampu meringis. Setelah sekian lama otak nya berfikir, dengan keputusan ragu, diceritakan lah apa permasalahan nya.
"Angel lagi berantem sama Liam" ucap Angel pelan. Namun Viktor dan Reni masih bisa mendengar.
"Tuhkan bener, cerita sama bunda kenapa kalian bisa berantem?" Tanya Reni.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURTED
Teen FictionTentang semesta yang terkadang membuat dunia nya. Seperti bumi yang membutuhkan poros nya, dan prihal hati, yang berusaha menepikan ke egoisan nya.