23. Gundah

18 1 1
                                    

Dengan ragu Angel mengetuk pintu berwarna kecoklatan di hadapan nya. Dalam hitungan detik, pintu terbuka. Dan nampak lah sosok Reni dengan wajah berbinar, ketika mendapati Angel berdiri di hadapan nya.

Kedua wanita itu berpelukan. Saling melepas rindu lantaran terhalang waktu untuk bertemu.

"Kamu sendirian sayang?" Tanya Reni dengan mata berbinar.

"Iya bunda. Disuruh Papa main kesini" ucap Angel jujur.

"Jadi karena Papa yang nyuruh nih, bukan karena emang kangen sama bunda" ucap Reni sambil pura-pura merajuk.

Angel terkekeh geli. "Ya kangen bunda jugalah. Apalagi masakan bunda, uh nggak ada dua nya deh" ucap Angel.

Kini giliran Reni yang terkekeh. "Kamu ini masak lebih kangen masakan nya daripada orang nya. Belum makan kan pasti?" Tebak Reni dan dibalas anggukan oleh Angel.

"Ya udah masuk yuk, bunda masakan udang asam manis sama ayam goreng tepung kesukaan kamu" ajak Reni. Dan dibalas Angel dengan anggukan antusias.

"Ya ampun. Bunda Angel lupa mau jemput Rido" ucap Angel khawatir.

"Emang Rido kemana?" Tabya Reni bingung.

"Dia bimbel di kemang. Aduh itu anak pasti bingung kalo nggak di jemput" ucap Angel khawatir dan hendak meraih kunci mobil nya.

"Kemang? Nah kebetulan Liam juga lagi di daerah sana. Dia lagi ke rumah Amalia. Bunda suruh Liam aja yang jemput ya" ucap Reni memberikan saran, dan di setujui oleh Angel.

Reni menempelkan benda pipih ke telinga nya. Lalu berbincang dengan Liam di seberang sana.

"Halo Iam kamu lagi di Kemang kan?" Tanya Reni.

"Iya bun. Ini baru aja mau pulang" balas Liam.

"Nah kebetulan. Angel baru aja sampai di rumah. Dia lupa jemput Rido. Kamu tolong jemput Rido di bimbel nya ya, kasian Angel kalo harus bolak-balik" rayu Reni.

"Ya udah ntar Iam yang jemput. Bunda tenang aja"

"Ya udah kamu hati-hati ya"

"Iya bun"

****************

Sementara itu, Liam kini sedang menjemput Rido yang sedang bimbel. Sekitar 10 menit menunggu di depan mobil pribadi milik nya, sosok anak kecil itu muncul dan menghampiri Liam.

Rido menyalami Liam. Lalu tersenyjm. "Kak Liam kok disini?" Tanya Rido terheran-heran. Matanya mengedar ke seluruh penjuru parkiran mencari keberadaan Angel ataupun Wiliam.

"Kakak jemput kamu. Angel lagi di rumah kakak. Kasian kalo dia mau kesini. Kebetulan kakak juga lagi di daerah sini, jadi sekalian" tutur Liam. Rido mengangguk-anggukkan kepala nya.

"Jadi, aku pulang sama kak Liam? Ke rumah atau ke rumah kak Liam nih?" Tanya Rido bingung.

Liam tampak berfikir sejenak. "Terserah kamu aja si, mana pilihanmu nanti kakak anter kesana" balas nya lembut, sedikit datar.

Rido terdiam sejenak. Memikirkan kemana tujuan nya kali ini. "Ya udah ke rumah kakak aja deh. Kan ada kak Angel juga disana, jadi aku bisa pulang sama dia nanti" balas Rido dengan keputusan nya.

Liam mengangguk. "Ya udah ayo masuk ntar keburu sore, takut macet"

Dan dua insan itu masuk ke dalam mobil. Liam menjalankan roda mesin itu perlahan, hingga pada akhirnya membelah keramaian ibu kota.

"Do, kayak nya kita bakal kena macet deh" tutur Liam. Pria itu melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya.

"Ya udah mau gimana lagi" balas Rido.

HURTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang