Untuk sepersekian kali nya Angel kembali ke tempat ini. Tempat yang slalu menyadarkan Angel akan penting nya bersyukur. Tempat yang slalu menjadi pelarian Angel saat hati nya gundah.
Wiliam telah resmi mengangkat Rido sebagai anak nya. Otomatis juga Rido telah resmi menjadi adik baru Angel. Angel telah jatuh hati pada Rido sejak ia pertama kali datang ke panti. Rido sopan. Baik. Tak heran Angel menyukai nya.
"Jadi, mulai sekarang Rido tinggal sama kakak sama oom ini?" Tanya Rido ragu-ragu. Mereka bertiga kini berjalan di pelataran parkir untuk masuk ke dalam mobil.
"Bukan oom. Tapi papa. Mulai sekarang kita jadi keluarga kamu. Rido nggak seneng?" Tanya Angel was-was.
"Seneng lah kak! Seneng banget malahan. Rido masih nggak nyangka, sekarang Rido udah punya keluarga sendiri" ucap Rido polos.
Bukan kebohongan bahwa Angel terharu mendengar penuturan bocah berumur sebelas tahun ini. Rido memang tidak pernah mengenal kedua orang tua nya. Ia juga tidak pernah merasakan kasih sayang keluarga. Maka, kini air mata nya jatuh, menangis bahagia. Moment yang selama ini ia tunggu, akhirnya datang juga.
"Rido pokok nya harus jadi anak baik ya. Mulai sekarang kalo ada apa-apa, kasih tau kakak atau papa. Iya sayang?" Tanya Angel sekali lagi.
Rido mengangguk. Lantas memeluk Angel dan Wiliam bergantian. Kemudian mereka semua masuk ke dalam mobil. Berjalan menuju tempat baru Rido.
***************
"Wah, jadi ini kamar Rido ya kak?" Tanya Rido tak percaya. Bagaimana tidak, ruangan ini sangat besar. Bahkan saat di panti dulu, kamar nya tidak sebesar ini. Dan dihuni oleh empat orang. Namun kini? Ini sangat besar dan akan di tempati nya seorang diri.
"Iya. Rido suka?" Tanya Wiliam.
Rido terdiam.
"Loh, kenapa? Kamu nggak suka Do?" Tanya Wiliam sekali lagi. Dengan nada lembut.
"Bukan Rido nggak suka pa. Cuma sekarang Rido udah dapet keluarga baru. Bahkan sekarang kamar Rido aja gede banget. Rido sedih, Rido sedih kalau inget kawan-kawan di panti. Mereka pasti masih tidur empit-empitan" tutur Rido. Bahkan air mata jatuh di wajah polos anak itu.
"Rido" panggil Wiliam lembut.
Rido menoleh. Menatap baik-baik mata papa baru nya.
"Semua orang udah ada kebahagiaan nya masing-masing. Mungkin, kawan-kawan kamu sekarang lagi sedih. Tapi besok? Mungkin mereka semua bakal bahagia kayak kamu sekarang"
"Iya pa"
"Ya udah kamu jangan nangis. Cowok kok cengeng. Sekarang kamu istirahat dulu ya" suruh Wiliam. Rido mengangguk. Ternyata begini rasanya memiliki keluarga.
****************
"Bunda pokok nya ntar malem wajib dateng semua" celoteh Angel via telefon. Saat ini, gadis itu tengah menelfon Reni. Sekedar mengabari bahwa malam nanti, akan ada makan malam bersama di rumah Angel.
"Iya nanti bunda kabarin yang lain. Tapi nggak janji ya. Liam aja sekarang masih latihan basket. Zayn banyak pr katanya" balas Reni jujur.
Angel mengerucutkan bibirnya. Walaupun hal ini tidak bisa di lihat langsung oleh Reni. "Pokok nya Angel nggak mau tau! Wajib dateng pokoknya. Kalo nggak dateng, Angel marah"
Reni terkekeh di seberang sana." Iya sayang, nanti bunda ajakin deh"
"Oke bunda. Sampai ketemu nanti malam." Jawab nya dan mematikan sambungan.
*************
"Kamu udah bangun?" Tanya Angel ketika melihat Rido berdiri di dekat meja makan. Sesekali, bocah itu melirik buah-buahan yang ada di meja makan.
"Udah kak. Tapi, perut aku tiba-tiba laper" ucap Rido takut-takut. Ia merasa bahwa ia tidak sopan.
"Astaga dek. Ini sekarang rumah kamu. Kalo kamu laper ya tinggal makan aja. Nggak usah takut. Kan semua ini punya kamu juga. Ya udah makan sana" suruh Angel memaksa. Bisa-bisa nya Rido menahan lapar.
"Tapi...aku nggak biasa makan sendiri kak. Kalo dulu kan selalu makan bareng-bareng"
"Ya udah sini kakak temenin" balas Angel senang hati.
Dengan telaten, Angel mengambilkan nasi serta lauk di piring adik baru nya. Sementara dirinya hanya duduk menatap sang adik yang menyantap makan siang nya dengan lahap.
Gue diet cuy! Bentar lagi ada show
"Kakak enggak makan?"tawar Rido.
Angel cengengesan."Enggak, kakak bentar lagi ada show. Kalo makan terus takut berat badan nya naik" ucap Angel polos.
"Jadi kakak beneran model ya?" Tanya Rido setengah tak percaya. Dulu, ketika di panti, ia pernah diberi tahu oleh buk Sofi, bahwa Angel adalah model.
"Iyaa. Besok kalo kakak ada show kamu wajib dateng ya"
"Siap kak" ucap Rido bersemangat.
"Ya udah sana makan. Oh iya dek, ntar malam kita bakal kedatangan tamu. Keluarga nya Liam" Angel memberitahu, agar Rido tidak ketiduran malam nanti.
"Kak Liam? Kakak yang sering sama kakak kalo ke panti?" Tanya Rido yakin.
"Iyaa. Dia mau kesini sama keluarga nya"
"Keluarga?" Rido tak percaya. "Bukan nya kakak sama dia masih SMA. Kok udah mau lamaran aja!" Tanya Rido shock dengan polos!
Fiks deh ini bocah!
Angel memberengut kesal "ih bukan lamaran kalik! Tapi kakak mau ngenalin kamu sama mereka. Mereka itu bisa dibilang keluarga kamu juga. Kebetulan ayah nya Liam juga sahabat papa" celoteh Angel.
"Oalah. Abis nya kakak tadi nggak bilang"jawab Rido cengengesan.
"Ya udah buruan di abisin nasi nya. Ntar nangis lo dia"
**************
Keluarga Hartono datang tepat pukul 7 malam. Mereka semua datang dengan formasi lengkap. Viktor dengan gaya kece ala-ala papa muda. Reni yang datang dengan ciri khas 'emak-emak sosialita' serta Zayn dan Liam yang datang dengan kaos serta jeans.
"Lo ini siapa?" Tanya Viktor ketika melihat Rido bergabung dengan mereka.
Seketika Rido menunduk. Bahkan untuk menyentuh kembali makanan yang ada di hadapan nya ia enggan. Kini, ia merasa asing.
"Ini Rido yah. Adik baru Angel" ucap Angel memperkenalkan.
"Oh ya? Wahh kenalin nama saya Viktor. Rido bisa panggil om, ayah" ucap Viktor ramah.
"Kalo yang ini, Rido panggil nya bunda" ucap Reni memperkenalkan.
"Tuh cowok yang disamping kak Liam nya, kak Zayn nama nya" ucap Angel memperkenalkan.
"Besok Rido main ya ke rumah ayah" ajak Viktor. Dan di balas anggukan oleh Rido.
Samar-samar, Rido merasa terharu. Ternyata keluarga Hartono sangat baik. Dan Rido baru merasakan, bagaimana rasa nya memiliki keluarga. Dan tentunya hidup di penuhi kasih sayang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTED
Teen FictionTentang semesta yang terkadang membuat dunia nya. Seperti bumi yang membutuhkan poros nya, dan prihal hati, yang berusaha menepikan ke egoisan nya.