Angel memandang lesu secangkir matcha yang ada di hadapan nya. Sesekali, jemari lentik gadis itu mengaduk-aduk isi dari cangkir itu. Pandangan nya kosong, menatap hampa tetesan air hujan yang turun membasahi jalanan ibu kota.
Gadis itu kini hidup dalam kesepian. Bahkan, sama sekali tidak memiliki warna lagi dalam kehidupan nya. Sahabat yang dulu selalu ada, kini bagaikan awan yang sulit untuk di genggam.
Fari, sosok lelaki yang ia suka, bagaikan hilang di telan bumi. Ntah bagaimana dengan hubungan dua insan itu. Angel dan Fari memang tak pernah berkomunikasi beberapa waktu ini. Kalau ia ingin jujur, Angel butuh Fari untuk saat ini. Ia butuh sosok yang mampu menampung cerita nya. Namun sayang, Fari seakan asap yang menghilang tanpa jejak.
Kehidupan Angel sungguh berubah. Di sekolah, ia bagaikan warga asing yang seolah tak pernah di perhitungkan. Bukan karena siswa lain tidak mau berteman dengan Angel, melainkan Angel merasa canggung dengan mereka semua. Karena selama ini, Angel hanya bercengkrama dengan Liam.
Hanya Ray yang sesekali masih kerap menyapa Angel. Hanya sapaan sederhana, tanpa ada nya godaan usil dulu. Semua telah berubah. Dan Angel merasa kesepian karena hal itu.
Angel mendesah pelan. Ketika sambungan telfon di seberang sana tidak di angkat oleh pemilik nya. Ia meraih cangkir berisikan matcha tersebut, meminum nya hingga tersisa setengah.
"Apa sih kesalahan gue di masa lalu, sampai kehidupan gue yang sekarang sebegini menyedihkan nya" gumam Angel.
Ia mendengar sebuah suara yang familiar. Ia melirik ke kanan dan ke kiri, mencari sumber suara yang sangat ia kenali. Pandangan nya bertemu, ketika melihat Liam dan Amalia sedang duduk di bangku paling ujung. Terlihat, Liam sangat serius nengajarkan Amalia. Ntah lah, mungkin mereka sedang belajar bersama.
Berselang tiga detik, pandangan Angel dan Liam bertemu. Angel bisa melihat, bola mata hitam itu yang menatap iris coklat nya dengan penuh kebingungan. Selang beberapa detik, Liam mengalihkan tatapan nya. Beralih pada sebuah buku yang ada di hadapan nya.
Angel lagi-lagi mendesah kecewa. Sebegini sakit nya kah hidup dalam kesepian?
**************
Angel menyusuri jalanan dengan lesu. Tetesan hujan di luar taksi membuat keadaan sekitar menjadi dingin. Angel sengaja tidak membawa mobil nya sendiri.
Gadis itu menatap jendela dengan kosong. Tetesan air terus berjatuhan, membasahi permukaan bumi.
Ia menatap nanar layar ponsel nya. Foto Liam kini menghiasi layar tersebut. Angel rindu sahabat nya. Mak dari itu, foto Liam di jadikan nya sebagai wallpaper ponsel nya.
"Lo tau nggak sih, gue suka kesel sama kelakuan lo yang kadang datar kadang ngeselin. Tapi gue kangen banget sama lo" gumam Angel kecil ketika menatap foto itu.
"Apa kita nggak bisa baikan lagi kayak dulu?"
Ingatan Angel kembali pada masa-masa mereka masih bersama dulu.
Flasback on
Angel dan Liam sedang menyusuri jalanan dengan semangat di malam hari. Di tangan mereka sudah ada petasan yang siap di hidupkan.
Ketika mereka sampai di sebuah rumah, dengan seorang bapak-bapak sedang terlelap di hadapan rumah nya, bapak itu menggunakan kaos oblong dan sarung. kedua insan itu menghidupkan petasan tersebut. Lalu melemparkan nya ke dalam halaman bapak tersebut.
Dalam hitungan detik, petasan itu meledak. Dan bapak itu terkejut.
"Siapa yang berani main petasan disini?!" Bentak bapak itu murka.
Angel dan Liam berlari. Namun, bapak tersebut mengejar mereka. Lengkap dengan kaos oblong dan sarung yang ia kenakan.
Angel dan Liam berlari sambil cekikikan. Sementara bapak itu sudah berhenti karen kelelahan.
Mereka berhenti di sebuah taman.
"Iam, ada pohon tuh" tunjuk Angel dengan semangat.
"Yah terus?" Tanya Liam bingung.
Angel mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celana nya. Membuat mata Liam melotot tak percaya.
"Woy, lo mau bunuh gue ya? Trus lo gantung gue di pohon ini?" Tuduh Liam tak percaya. Bisa-bisa nya gadis ini ingin melakukan perlakuan keji seperti itu.
"Idih apaan sih lo nggak jelas banget" ucap Angel cuek.
"Ya terus, itu buat apa dong?" Tanya Liam bingung.
"Makanya jangan kebanyakan nonton sinetron. Ini pisau buat nulis nama kita di pohon ini" ucap Angel dengan mata berbinar.
"Jangan. Kasian pohon nya Ngel" ucap Liam tak setuju.
"Loh kok kasian si?"
"Pohon juga makhluk hidup. Lo bayangin kalo lo lagi diem, tiba-tiba ada yang nyayat-nyayat badan lo, sakit gak tuh?"
"Jadi gimana dong?"
Liam tampak berfikir sejenak. "Tuh ada rumah pohon" tunjuk Liam pada sebuah rumah pohon.
Mereka berdua berjalan dan menaiki rumah pohon itu. Tampak keindahan ibu kota terlihat dari atas rumah pohon itu karena memang, rumah pohon ini tempat nya sangat strategis.
"Nih ada sisa sedikit" ucap Liam ketika melihat sebuah kaleng cat yang tersisa sedikit.
Rumah pohon ini tidak di cat sama sekali. Tapi ntah kenapa, ada sisa cat di dalam nya.
Mereka berdua sama-sama menulis di tembok rumah pohon itu.
"AL best friend forever"
Itulah tulisan yang mereka tulis disana.
"Janji best friend forever?" Tanya Angel dengan jari kelingking yang ia angkat tinggi-tinggi.
"Promise, even until we die" ucap Liam dan melingkarkan jari kelingking nya di kelingking Angel.
Flashbsck off
Tetesan air mata Angel tak terbendung lagi ketika mengingat kenangan itu. Dan tanpa ia sadari, taksi yang ia tumpangi sudah berhenti tepat di sebuah taman.
Taman yang sama, dengan kenangan yang teringat jelas di tempurung kepala nya.
Setelah membayar ongkos, gadis itu turun. Dan naik ke rumah pohon itu. Ditatap nya tulisan yang pernah ia dan Liam buat.
AL, Angel Liam.
"Dulu kita janji buat selalu jadi sahabat bahkan sampai kita mati. Tapi kenapa sekarang lo ingkar?" Tanya Angel dengan terisak.
Namun pasti. Pertanyaan itu sama sekali tidak mendapat kan jawaban.
"Kenapa lo harus suka sama gue sih? Kenapa? Kenapa karena cinta kita harus diem-dieman dan jauh-jauahan kayak gini?" Tanya gadis itu lagi makin terisak.
Angel jatuh terduduk. Tangis nya makin kencang.
"Kenapa sekarang gue ngerasa kehilangan?! Apa karena lo sahabat gue? Atau gue juga suka sama lo tanpa gue sadari?" Teriak Angel.
Gadis itu terisak hebat. Ia bingung akan pertanyaan nya sendiri. Bahkan semesta, tak mampu untuk membantu dia menjawab pertanyaan nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTED
Teen FictionTentang semesta yang terkadang membuat dunia nya. Seperti bumi yang membutuhkan poros nya, dan prihal hati, yang berusaha menepikan ke egoisan nya.