22. sampai disini?

23 1 1
                                    

Setelah melewati masa dua hari dimana ia harus berjuang untuk melupakan, akhirnya Liam kembali ke Jakarta dan menjalankan rutinitas seperti biasanya. Luka lebam yang sempat menghiasi wajah nya perlahan-lahan mulai menghilang dan itu membuat seolah-olah tak terjadi apa-apa.

Bagi setiap orang, mungkin tak ada yabg berbeda dari pria itu. Tak ada, kecuali tatapan mata nya yang sesekali tampak kosong. Bukan perkara mudah dalam hal melupakan. Bertahun-tahun ia memendam perasaan itu, bertahun-tahun pula nama gadis itu tertahan di dalam tempurung kepala nya. Dan kini, ia harus menerima kenyataan baru; kini ia dan Angel memiliki jarak.

Ia sama sekali tak tau bagaimana menghadapi hari-hari esok. Menjalankan aktivitas seperti biasa tanpa ada nya gadis itu disisinya.

Liam menyusuri koridor sekolah nya dengan lesu. Sama sekali tak memiliki semangat. Bukan karena ia malas untuk menuntut ilmu. Tapi karena ia merasa justru karena jarak itulah ia seperti ini.

Pemandangan kelas masih sama. Bangku yang tersusun secara acak. Dan yang pasti, satu situasi yang membuat otak nya bingung tujuh keliling; ia sebangku dengan Angel!

Bagaimana mungkin ia harus menjalani situasi absurd itu. Tapi yang jelas, siap tidak siap, ya harus siap.

Dia duduk dengan melipat kedua tangan di atas meja. Kemudian meletakkan kepala nya diatas sana. Matanya terpejam. Berusaha mengurangi situasi awkard ini.

"Woy kok lo udah masuk" tegur Satya menepuk bahu Liam sedikit kuat. Liam meringis dibuatnya.

"Kampret, lo mau buat gue jantungan dadakan?"

Satya terkekeh. Bagi nya, kawan kelas nya yang bernama Liam ini memiliki beribu ke ajaiban: kadang kalem, kadang dingin, kadang juga sok asyik!

"Gue liat snapgram lo di Bandung kemarin, keren sih. Tapi masih bagusan snapgram gue sih kemana-mana" tutur Satya bangga. Sesekali ia menepuk-nepuk dada nya. Memamerkan perkataan yang baru saja keluar dari mulut nya.

Seisi sekolah memang sudah tau, Satya tergolong sebagai salah satu selebgram dari sekolah nya. Cuma kelakuan nya yang ajaib itu, suka membuat orang geleng-geleng kepala.

"Gue iyain deh, supaya lo seneng" ucap Liam dingin. Sifat manusia es nya sudah kembali lagi.

"Bangke"

Dan situasi yang sama sekali tidak dihindari akhirnya datang. Angel masuk ke dalam kelas. Gadis itu bahkan terlihat terkejut, karena melihat sosok Liam kini duduk di bangkunya.

Dan kecanggungan terjadi. Ketika Angel tepat menempelkan bokong nya diatas kursi bangku nya, Liam langsung pura-pura memalingkan wajah nya. Dan itu berlangsung sampai jam istirahat.

*********
"Apa kabar?" Akhirnya suara itu terdengar di gendang telinga Angel.
Apa ia tidak salah dengar? Liam bertanya kabar pada nya? Apa pria itu tidak memiliki rasa bersalah sama sekali?

"Baik" balas Angel ketus.

"Kangen ya?"

Angel mendengus. Mati-matian menahan umpatan yang ingin keluar dari mulutnya. Ntah apa yang ada di dalam otak Liam, bisa-bisa nya pria itu menggoda diri nya seolah tak pernah terjadi apa-apa! Angel menghadap ke arah Liam.

"Apaan sih lo gak mungkin gue kangen sama l-"

"Iya aku kangen banget sama kamu, lagian kamu gaada kabar dua hari. Aku khawatir" suara itu. Suara lembut yang berhasil membuat Angel terdiam. Bahkan omongan nya tadi terpotong. Di hadapan nya kini, Amalia berdiri tepat di hadapan Liam. Jadi ia geer?

Liam dapat menangkap raut khawatir di wajah Amalia.  Namun di satu sisi, mati-matian ia menahan tawa, disaat Angel salah tingkah karena kepercayaan gadis itu sendiri.

Namun Liam ingin semua berubah, maka ia mengabaikan Angel. Dan menatap lurus manik mata Amalia. Sementara Angel, ntah mengapa enggan mengalihkan tatapan nya. Seakan ingin mengetahui kelanjutan dari sinetron di hadapan nya.

"Maaf" ucap Liam penuh kelembutan.

Amalia mengerutkan kening nya binging. "Maaf untuk apa?" Tanya Amalia bingung.

"Udah buat lo khawatir. Gue janji, nggak akan buat lo khawatir lagi" balas Liam.

Liam mungkin tidak pernah menyadari  seberapa besar efek perkataan nya pada Amalia. Mungkin bagi nya, itu hanya lah kata-kata biasa. Namun tidak bagi Amalia, kata-kata Liam barusan berhasil membuat seluruh tubuh nya panas dingin nggak karuan. Dengan ritme jantung yang ntah sejak kapan sudah tidak bisa di kompromi. Juga dengan wajah yang bersemu merah.

"Kantin yuk?" Ajak Liam. Dan Amalia mengangguk setuju.

Sementara itu, Angel merasa hampa. Ntah mengapa, sejak insiden itu, kehidupan nya seolah berbeda. Bagai separuh kehidupan nya hilang. Apa Angel baru menyadari seberapa besar efek Liam bagi dirinya? Ntah lah, yang jelas, Angel rindu pada sahabat nya itu

*********

"Kak mau beli apalagi?" Tanya Rido dengan wajah lelah nya.

Saat ini, Angel dan Rido sedang berbelanja di salah satu supermarket. Dengan Rido yang sudah mendorong trolly. Dan Angel yang sibuk mencari bahan yang sudah di list di sebuah kertas.

"Do sabun mandi di rumah abis kan ya? " tanya Angel

"Iya kak, sabun Rido udah abis"

"Kamu mau sabun yang wangi apa?" Tanya Angel sambil melihat-lihat sabun yang tertata rapi di rak.

"Lemon aja" ucap Rido.

Angel mengambil sabun wangi Lemon yang hanya tersisa satu. Namun, saat tangan nya menyentuh sabun itu, sebuah tangan besar juga menyentuh sabun itu.

Angel terkejut. Ketika melihat Liam lah yang kini tengah berdiri di dekat nya.

"Sorry. Ambil buat lo aja" balas Liam dingin. Dan ntah kenapa, Angel tak suka itu. Ia rindu pada Liam yang selalu ada untuk nya.

Namun ntah kenapa, disaat ia ingin mengungkapkan kerinduan nya, lidah nya terasa kelu untuk berbicara. Angel meraih sabun itu. Lalu menatap punggung Liam yang berjalan menjauh ke arah rak sabun dengan merk lain.

Apa mungkin ini akhir dari persahabatan mereka?

*************

"Kamu kenapa sih? Ada masalah?" Tanya Wiliam pada putri bungsu nya.

Angel menggeleng lemah.

"Yakin? Cerita aja sama papa, ada apa?"

"Angel bingung pa. Angel sama Liam jauh dari kata baik. Hubungan kami udah ntah di sebut apa" ucap Angel lesu. Kemarin ia sudah menceritakan permasalahan nya pada papa nya.

"Sayang, percaya lah, dalam persahabatan itu pasti selalu ada beda pendapat, dan pasti selalu ada perselisihan. Dan persahabatan lawan jenis nggak menutup kemungkinan akan ada yang jatuh cinta. Itu biasa" papar Wiliam lembut.

"Tapi pa-"

"Papa nggak tau masalah kalian gimana. Tapi, papa harap kamu bisa selesain masalah kamu. Dan bisa sesegera mungkin untuk baikan sama Liam"

"Iya pa"

HURTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang