Angel mungkin tidak pernah menyadari, bahwa selama ia bersama Liam, maka selama itu pula ia menjadi poros kehidupan Liam. Liam selalu menaruh harapan pada Angel, namun sayang nya, sebesar apapun keinginan Liam untuk memiliki, tak akan sebesar rasa takut kehilangan yang selama ini menjadi momok menakutkan baginya. Angel mungkin tak menyadari, bahwa dirinya adalah sumber kehidupan seseorang. Bagaimana seseorang mencintai dirinya terlampau dalam. Angel tak mengerti, bahkan mungkin tak merasakan. Bagaimana rasanya dicintai oleh sahabat sendiri?
Liam memejamkan matanya rapat-rapat. Begitu melihat sosok Angel muncul di ambang pintu, rasa sesak menyelimuti rongga dadanya. Bagaimana Angel berbicara dengan Fari di kantin. Ketika gadis itu terlihat mengusap pelan punggung Fari, seolah memberikan ketenangan. Liam tak rela, ketika ia harus berbagi maka ia akan berbagi. Namun tidak bagi Angel. Liam tak akan melepaskan Angel begitu saja.
Tanpa ia sadari, Angel sudah duduk di bangkunya. Posisi mereka yang duduk bersebelahan, membuat Liam dapat menghirup wangi parfum milik Angel. Pria itu membuka matanya. Melihat sosok Angel yang sudah duduk manis.
"Udah sarapan nya?"
"Udah dong. Tapi gue masih laper deh" ucap Angel sebal. Perut nya masih belum kenyang maksimal. Namun ia harus angkat kaki dari kantin karena bel masuk sudah berbunyi. Itu semua karena ia mendengar curhatan Fari. Kalau bukan karena curhatannya, sudah pasti Angel akan memesan seporsi nasi goreng lagi.
"Nih" ucap Liam menyodorkan sebungkus roti.
Dengan mata berbinar Angel meraih bungkus itu. Membuka nya lalu melahap nya dengan ganas. Kesan anggun dalam dirinya selalu hilang bila sudah berurusan dengan makanan.
Liam gemas melihat Angel makan.
"Pelan-pelan makan nya ntar keselek" saran Liam."Betewe lo gemes ya kalo lagi makan, kayak supir metro mini" ledek Liam dan dihadiahi pelototan dari Angel.
"Lo ntar pulang kan?" tanya Liam mulai membuka obrolan serius.
Angel mengangguk."Iya, lo ntar malem dateng ya ajak ayah, bunda sama Zayn. Makan malem gitu lah ala-ala" ucap Angel menyudahi kunyahan roti di mulutnya.
"Iya ntar gue ajak" ucap Liam sambil mengangkat pergelangan tangan nya.
"Iam emang ter-the best. Betewe happy birthdayyy Iamm sayang" ucap Liam sambil memeluk Liam." Gue ngucapin lagi nggak papa kan ya?" ucapnya sambil cengengesan.
Liam shock dibuatnya! bukan karena Angel yang mengucapkan ulang tahun nya dua kali, melainkan kini Angel memeluk nya erat! di dalam kelas pula!. Tapi,bukannya memberontak, Liam justru membalas pelukan Angel. Nggak papalah ya, itung-itung modus.
Pelukan itu membawa efek berat bagi Liam. Jantung nya berdetak melebihi batas normal. Aliran darah nya terpompa gila-gilaan. Sengatan listrik itu menjalar ke seluruh area tubuhnya. Sebelum Angel menyadari hal itu, Liam melepaskan pelukannya.
"Thanks" balasnya.
*************
Liam mungkin harus berfikir lebih keras, bahwa hari ulang tahun adalah hari sakral dan hari yang dikatakan sebagai paling berbahaya di dunia. Kenapa tidak? Seperti sekarang ini, Liam harus pasrah ketika dirinya kini tengah terikat di sebuah pohon besar di parkiran. Tentu saja dengan alasan mereka ingin mengerjai nya. Dan yang lebih hebat nya lagi, cewek ajaib bernama Angel adalah pelopor kerusuhan yang kini sedang terjadi.
Dengan bahagia nya, Angel menyiram Liam dengan se-ember air yang sudah di campur dengan rumput-rumputan. Tak sampai disitu, bahkan parahnya, teman-teman nya ikut membantu melemparkan tepung pada Liam.
Selesai sampai disitu, kerumunan sompak bersorak."DITUNGGU TRAKTIRAN NYA"
laknat emang!
Angel hanya cengengesan ketika Liam menatapnya kesal.
"Ulah lo kan ini semua?" tanya Liam penuh selidik.
"Ya iyalah! kapan lagi kan. Mumpung setahun sekali. Jarang-jarang loh" ucap Angel menggebu-gebu.
"Ya udah lo tunggu disini sebentar ya, gue mau bersih-bersih dulu di kamar mandi" ucap Liam sambil menyerahkan kunci mobil nya. Karna memang kebetulan,mereka berangkat bersama.
**************
Setelah melalui proses bilas sana-sini, kini Liam dan Angel duduk di salah satu warung sate yang pernah di datangi oleh Angel dan Zayn tempo hari.
Suasana tetap sama, Angel makan dengan gaya nggak ada feminim nya. Bagi Zayn tempo hari, mungkin itu adalah hal memalukan untuknya. Namun tidak bagi Liam. Baginya, cara Angel yang apa adanya, tanpa harus memikirkan ucapan orang lain adalah point plus bagi Angel. Bagaimana perempuan itu dapat berdiri dan melihat sekitar, tanpa peduli badai yang menerjang.
"Woy adek lu tuh" tunjuk Angel pada Liam. Dua insan itu mendapati Zayn yang sedang masuk ke dalam warung sate itu bersama seorang gadis.
"Wuish, udah gercep aja nih dedek. Langgeng ya" ucap Angel membuka salam pembicaraan.
Zayn mendengus. Namun ekor matanya kini melirik Liam yang sedang menatapnya, dengan tatapan yang sulit di artikan.
**************
Sore itu juga, Angel akhirnya kembali ke rumah nya. Rumah yang ntah sudah bertahun-tahun tak pernah ia huni. Rumah yang selama bertahun-tahun terasa asing, kini sudah terasa sebagai tempat nya untuk berteduh. Saat Angel mengetuk pintu, Wiliam datang dengan senyum mengembang nya.
Angel datang di antar oleh keluarga Hartono. Gadis itu kini tak perlu khawatir. Tak perlu lagi merasakan kesepian.
Angel menjelajahi bangunan besar itu. Tak ada satupun detail yang berubah di sana. Letak frame foto yang tertata di dinding, sama sekali tak berubah.
Angel tersenyum, melihat foto pernikahan kedua orang tua nya dulu. Dan yang membuat Angel bahagia adalah, ia tidak menemukan foto Wiliam dengan mantan istrinya,Rina.
Tujuan Angel adalah kamar nya. Ruangan yang sudah lama sekali tidak ia singgahi. Ntah sudah berapa lama tak ia masuki. Namun, ruangan ini terasa begitu memeluknya. Bagai sebuah film yang diputar, kenangan-kenangan saat keluarga kecil mereka dulu yang pernah ada di kamar Angel.
Bayangan-bayangan itu terlintas,
Angel yang menangis karena di marahi Wiliam, lalu Nindya memeluknyaAngel yang menangis sesegukan karena nilai ulangan nya turun
Keluarga kecil yang tersenyum bahagia saat Angel memenangkan lomba modelling.
Air bening muncul perlahan dari sudut kedua mata Angel. Membasahi pipi nya hingga membentuk sungai disana.
Tanpa Angel sadari, Wiliam datang lalu memeluknya dari belakang. Angel membalas pelukan itu, menenggelamkan wajahnya pada dada sang papa.
"Kok anak papa nangis?"
Angel hanya menggeleng.
"Angel sedih balik lagi ke sini?"
Lagi-lagi Angel menggeleng.
"Kok nangis?"
"Angel inget sama mama, pa" jawab Angel pada akhirnya.
"Mama pasti bangga sayang, sekarang putri nya sudah besar. Model agensi terkenal, baik, cantik kayak kamu" puji Wiliam jujur.
"Angel kangen mama, pa" balas Angel.
"Papa juga kangen mama kamu, kita doa in mama ya sayang, supaya mama tenang disana"
"Iya pa" jawab Angel lalu mengeratkan pelukannya.
Diam-diam seluruh keluarga Hartono menyaksikan kejadian itu dari luar, bahkan Reni sampai menitikkan air matanya.
Sementara di sisi lain, seorang gadis cantik turun dari mobil nya. Memandang lurus kediaman Hartono. Senyum manis mengembang dari sudut bibirnya. Dengan langkah anggun, gadis itu masuk kembali ke dalam mobil nya. Seraya berucap;
"Liam, gue kembali"
KAMU SEDANG MEMBACA
HURTED
Ficção AdolescenteTentang semesta yang terkadang membuat dunia nya. Seperti bumi yang membutuhkan poros nya, dan prihal hati, yang berusaha menepikan ke egoisan nya.