Ada kalanya, ketika ekspetasi kita tak sesuai dengan realita. Maka kunci untuk menghibur diri sendiri adalah berusaha untuk mencari sumber kebahagiaan.
*************
Sementara itu, di sebuah gedung di kawasan Jakarta Utara, seorang gadis sedang berlenggak-lenggok diatas runway. Dress merah yang menyapu lantai melekat sempurna di tubuh semampai nya. Riasan wajah yang tak berlebihan, menambah kesan anggun pada gadis itu. Seluruh fotografer hanya berpusat pada satu objek, Angel.
Semenjak beberapa menit yang lalu, Angel sedang tampil di atas runway. Memamerkan senyuman manis yang dimilikinya. Jepretan kamera sana sini membuat nya seakan bintang yang bersinar.
Kini, hanya tinggal menunggu beberapa waktu lagi. Bahwa wajah cantik nya akan terpampang di majalah.
**********
"Gue laper. Butuh asupan" rengek Angel kesal. Acara itu sudah selesai sejak setengah jam yang lalu. Namun, karena Angel harus mengganti pakaian nya terlebih dahulu, membuat banyak waktu yang terkuras. Jadilah kini arloji menunjukkan pukul sebelas malam.
"Mau makan?" Tawar Fari begitu saja. Karena memang kebetulan, perutnya juga sudah menagih jatah makanan.
"Ya udah. Cari aja yang di pinggir jalan" saran Angel. Fari hanya membalas dengan anggukan. Kemudian dua insan itu masuk ke dalam mobil. Melesat meninggalkan halaman gedung.
**********
Titik awal kedekatan biasanya diawali dengan pertemuan singkat atau chating. Mungkin bagi sebagian orang, mereka menyadari tentang penting nya proses pendekatan. Tapi, ada sebagian orang yang menganggap proses pendekatan tidak terlalu penting. Karena yang paling penting adalah bagaimana caranya untuk menjalani sebuah hubungan.
Saat ini, Fari dan Angel sedang menikmati hidangan pecel lele di warung pinggir jalan. Tentu saja hukum makan Angel selalu berlaku. Bagaimana gadis itu memekik girang melihat pecel lele yang terhidang di hadapan nya. Matanya yang berbinar, tentu saja adalah ciri khas seorang Angel.
"Pelan-pelan" ucap Fari datar. Berusaha untuk membiasakan Angel agar memakan dengan gaya sedikit anggun. Karena jujur saja , Fari juga merasa risih dengan pengunjung yang melihat ke arah mereka.
"Gue emang kayak gini. Lagian ya, gue tu nggak suka jaim-jaim kalo liat makanan. Tinggal lirik. Sikat. Kenyang deh tu perut" celoteh Angel. Sedikit tak terima dengan perintah Fari barusan.
"Ya gue yang malu anying" balas Fari tak terima.
"Bodok amat deh, lagian ya-" ucap Angel menggantung. Gadis itu menanggak sebelah kaki nya ke atas kursi."gue nggak peduli tuh sama omongan orang. Hidup kan hidup gue"
Fari hanya diam. Menaikkan sebelah alisnya.
"Saran si dari gue, lo nggak usah takut sama orang lain. Selagi masih sama-sama makan nasi. It's not problem"
Fari menepuk-nepuk kan tangan nya heboh. Memasang tampang ekspresi berlebihan. Kemudian terkekeh."Nggak nyangka gue, lo bisa juga ngomong bener" ledek Fari
Sialan!
"Jadi maksud lo, omongan gue salah terus gitu!" Tuding Angel tak terima. Seketika perasaannya dongkol!
"Gue nggak bilang gitu si, cuma lo yang bilang barusan" jawab Fari dengan senyum usil.
Ntah kerasukan setan apa, Angel justru tersenyum melihat senyuman milik Fari. Diam-diam, ditatap nya dengan seksama, senyum manis itu untuk di simpan di dalam memori nya.
Tiba-tiba sebuah suara terdengar. Bersumber dari ponsel Angel yang tergeletak tepat di atas meja. Benda itu nyaris saja tercampur dengan tulang-tulang ikan lele.
Dasar Angel! Hape aja digabungin sama sampah!emang nggak bisa melek dikit liat makanan!
Angel meraih benda pipih itu. Melihat sebuah nama yang tertera di sana. Dahi nya mengernyit. Tumben
Liam is calling
Dengan sigap, jemari Angel menggeser tombol hijau. Menyelipkan benda itu di telinga nya. Dan melanjutkan makan pecel lele nya!
"Hallo" salam Angel sebagai pembuka.
"Dimana?" Tanya Liam to the point.
"Lagi makan di warung pecel lele" balas Angel singkat. Bukan karena Angel pelit ngomong, cuma masalah nya mulutnya kini sedang tersumpal nasi.
"Sendiri?" Tanya Liam. Diam diam perasaanya tidak tenang. Berharap bahwa Angel ditemani papa nya. Bukan dengan laki-laki lain.
"Enggak. Gue sama Fari disini" jawab Angel santai. Angel tak paham, seberapa besar efek kalimat itu pada Liam. Di balik kemudi, Liam kini menatap jalanan di hadapan nya dengan hampa. Kalimat Angel barusan, sama seperti tanda bahwa kekalahan akan datang sebentar lagi.
Tak kunjung mendapat balasan, Angel menyahut kembali."Woy, lo kenapa? Kok diem?"
"Gue kesana sekarang. Udah malem" ucap Liam singkat.
"Nggak usah. Udah malem gini" tolak Angel. Bukan karena dia masih mau makan, cuma enggak enak aja kan kalo malem-malem Liam harus jemput Angel.
"Justru itu masalah nya, gue nggak mau lo pulang kalo nggak sama gue. Gue kesana sekarang" ucam Liam dan mematikan sambungan.
Angel meletakkan benda itu. Lalu melanjutkan makan malamnya yang sempat tertunda.
"Siapa?" Tanya Fari penasaran.
"Pak satpam" balas Angel seadanya dan menyelesaikan makan malam nya dengan menyeruput segelas jeruk hangat.
************
Tepat di dalam mobil Liam, dua insan itu hanya saling diam. Tak ada satupun diantara kedua nya yang ingin membuka suara. Liam yang fokus pada lalu lintas, diam-diam melirik ke arah Angel yang sedang tersenyum manis memandang ke arah layar ponsel nya.
Liam berkali-kali mendengus kesal. Mendapati alasan sebab mengapa Angel tersenyum manis melihat ponsel nya. Disana, tepat di layar ponsel Angel, nama Fari lah yang tertera disana. Sayang nya, karena lalu lintas yang lumayan padat malam ini, Liam gagal untuk mengintip obrolan mereka.
"Ngel" panggil Liam pelan. Setidak nya Liam berusaha untuk mengalihkan fokus Angel. Berharap gadis itu akan menoleh, mengabaikan pesan Fari, dan terfokus pada diri nya.
"hmmmm" dehaman singkat itu lah yang keluar dari mulut Angel. Bukan jawaban, pertanyaan, melainkan sebuah dehaman singkat.
Liam hanya diam. Lalu meneruskan mengemudi. Menghindari kemungkinan kecelakaan yang ada. Sampai pada saat nya, mesin itu telah sampai tepat dihadapan kediaman Angel. Sebelum Angel turun, Liam menyempatkan diri untuk mengeluarkan keberanian nya, bertanya baik-baik untuk menjawab segala kegelisahan hatinya.
"Ngel" panggil Liam pelan. Namun Angel masih dapat mendengar suara Liam.
"Kenapa?"tanya Angel. Jujur, Angel sedikit bingung kenapa Liam memanggil nya. Biasanya, pria itu hanya mengucapkan selamat malam lalu pergi. Tapi, untuk malam ini, pria itu bertanya.
pasti ada apa-apanya nih!
"Lo ada hubungan sama Fari?" tanya Liam sangat pelan. Bahkan Angel tak dapat mendengar kalimat apa yang keluar dari mulut Liam.
"Apaan Iam? gue nggak denger?" tanya Angel.
Liam menghembuskan nafas nya pelan. Kemudian mengeluarkan segenap keberanian." Lo... ada hubungan sama Fari?"
"Nggak ada tuh. Temenan doang si" jawab Angel seadanya. Gadis itu tak paham alasan mengapa Liam bertanya seperti ini kepadanya.
"Temenan doang?" tanya Liam sedikit tak yakin.
"Iya temenan doang. Tapi kalo lama-lama demen si nggak tau juga. Lo tau nggak sih, Fari itu cute banget, sumpahh" jawab Angel santai.
Liam mematung mendengar perkataan Angel barusan. Bukan tidak mungkin, bahwa Angel akan jatuh hati pada Fari. Dan mungkin mulai kini, Liam harus berusaha, menghikhlaskan dan membiasakan diri.

KAMU SEDANG MEMBACA
HURTED
Teen FictionTentang semesta yang terkadang membuat dunia nya. Seperti bumi yang membutuhkan poros nya, dan prihal hati, yang berusaha menepikan ke egoisan nya.