Enjoy the stories, readers-nim!
---
Jungkook Pov
Aku menatap jengah kearah dokter muda yang sejak tadi betah berada di kamarku. Entah mengapa ia sangat suka menggangguku saat sedang berada dirumah sakit. Bukan tanpa alasan, tapi dokter muda menyebalkan alias Seokjin Hyung itu sudah menjadi dokter pribadiku sejak aku berusia 8 tahun. Yang membuatnya begitu menyebalkan, sejak tadi ia sangat berisik menonton acara produce 48 yang menampilkan gadis-gadis cantik di TV kamar rawatku.
"Sampai kapan hyung mau tinggal di sini? Eoh???"
Ia berbalik menatapku sejenak lalu kembali asik pada acara tontonannya, "aku lelah mengurus pasien, dan kamarmu lah satu-satunya tempat ternyaman untuk menonton acara ini" ujarnya panjang lebar.
Baiklah, anggap saja begitu.
Aku hanya berharap Yoongi Hyung cepat datang, aku benar-benar bisa mati karena bosan. Sejak pagi tadi, Yoong Hyung bilang ada kelas pagi dan akan segera kembali. Ibu juga harus bekerja, dan menitipkanku pada dokter menyebalkan itu.
Sudah terhitung dua hari aku menghabiskan waktu di rumah sakit ini. Cuaca yang dingin mengharuskanku tetap tinggal di kamar rawat yang memang lebih hangat dari kamarku.
Dari balik jendela, aku bisa menyaksikan taman rumah sakit yang tertutupi oleh salju. Para pengunjung rumah sakit berjalan cepat sambil menggosokkan kedua tangannya.
Dingin kah?
Bagiku, dingin itu sangat mengerikan.
Dokter memvonisku dengan penyakit aneh nan mengerikan, yang benar-benar sukses merubah hidupku. Hyung menjadi sangat overprotective, ibu yang sering menangis dalam diam saat mengunjungiku dikamar saat malam hari.
Ruam kemerahan akan muncul di kulitku membuatku akan terlihat seperti monster. Lalu udara seperti menjauhiku, aku akan sangat kesulitan bernafas jika sedang collapse. Perlahan... Perlahan... Jantungku akan terasa panas seperti terbakar, lalu berdetak tak karuan hingga akhirnya berakhirlah aku disini.
Aku bukannya membenci takdirku, yang menjauhkanku dari benda putih dingin bertekstur lembut itu. Aku bahkan sudah lupa bagaimana rasanya kedinginan.
Hyung selalu memperhatikan pakaian yang kupakai, apakah sudah cukup membuatku hangat.
Akan terus seperti itu hingga bulan maret berakhir. Selama itu, benar-benar seperti neraka bagiku.
---
Kamar rawatku seketika ramai saat Yoongi Hyung datang bersama dengan kedua sahabatnya, Taehyung dan juga Jimin. Seokjin Hyung keluar begitu Yoongi Hyung datang, ia bilang ada operasi sore ini.
"Jongkookie! Cepat lah sembuh, hyungmu ini harus segera mencari kekasih!" ujar Jimin hyung yang dihadiahi pukulan tepat di belakang kepalanya.
"kau mau mati?! Kaulah yang lebih dulu menyatakan perasaanmu pada eunsoo sunbae! ah, eunsoo sunbae mana mau dengan pria pendek cerewet sepertimu" timpal Yoongi Hyung.
"lihatlah dua pria pendek itu, ckck" aku terkekeh merasa lucu dengan bisikan Taehyung Hyung.
Mulut Yoongi hyung memang kadang tidak tersaring. Sampai tidak sadar bahwa ia lebih cocok untuk umpatannya itu.
"Jimin Hyung menyukai eunsoo noona? Yang katanya peri kampus itu?"
"eoh, tapi melihat pria yang mengantri menjadi kekasihnya... Aku jadi pangling, mereka semua tampan dan tinggi" Jimij Hyung memelankan suaranya diakhir kalimat. Taehyung Hyung dan Yoongi Hyung tertawa dibuatnya.
"kau memang lebih cocok dengan soojin, carilah wanita yang lebih mungil darimu!" mulut pedas Yoongi Hyung kembali beraksi. Kali ini Jimin Hyung menimpali dengan tak kalah pedas.
"Hyung! Berhenti mengataiku pendek! Kau bahkan hampir sama denganku!"
"Jimin Hyung, tidak ada gunanya. Yoongi Hyung tidak akan berhenti meledekmu. Dia memang selalu merasa tinggi hanya karena selalu menggendongku di punggungnya"
"Yoongi Hyung memang lebih tinggi darimu, jim! Sudahlah" Jimin Hyung mendengus kesal. Tak ada satupun yang membelanya, Yoongi Hyung yang saat itu menjadi topik utama pembicaraan sedang memainkan ponsel nya tanpa terganggu sedikitpun. Sedsri tadi ia bahkan tidak menyangkal semua bantahan Jimin Hyung.
"Yoongi Hyung!" panggilku. Ia menoleh padaku dengan tatapan ada apa.
"kapan ibu datang?"
"setelah kerjaannya selesai ia akan segera datang, kenapa?"
Aku menggeleng pelan, Taehyung dan Jimin Hyung sedang asik bermain game diponsel. Biasanya aku mengganggu mereka jika sedang bermain game dikamar Yoongi Hyung, sangat asik melihat ekspresi kesal mereka. Tapi kali ini aku tidak bisa bergerak bebas karena infus ditanganku.
Yoongi Hyung mendekat dan mendudukan dirinya pada kursi disampingku. Ia menarik tanganku dan membungkusnya didalam kepalan tangannya.
"kau sudah makan kan? Apa Seokjin Saem mengganggumu seharian ini?" tanyanya lembut. Aku mengangguk.
"dia terus saja menonton produce 48 sambil berteriak, dia bahkan lupa bahwa aku juga seorang pasien" Yoongi Hyung terkekeh mendengar keluhanku yang terkesan seperti aduan.
"Hyung akan memarahinya nanti"
"Yong! Aku dan Jimin sepertinya harus pulang sekarang. Kookie cepatlah sembuh, Hyung akan membawakan banyak tansuyuk saat kau pulang nanti" ucap Taehyung Hyung. Aku mengangguk sambil tersenyum.
"aku tidak akan lupa janji mu Hyung!"
"dahh Kookie!"
Aku melambaikan tanganku pada keduanya yang kemudian menghilang dibalik pintu. Kini hanya tersisa aku dan Yoongi Hyung.
Kepalaku mulai berdenyut lagi, kuputuskan untuk berbaring. Disampingku, Yoongi Hyung sedang mengelus punggung tanganku yang bebas infus. Pemandangan yang sering ku jumpai saat sedang sakit.
"hyung, bangunkan aku saat ibu datang ya.. " ia mengangguk.
Sakit yang mendera kepalaku terasa begitu mencubit, aku mulai memejamkan mataku berharap dengan tidur sebentar dapat menghilangkannya. Kali ini, komplikasi apa lagi?
-See u next chap-
Heihei, up lagi! Kali ini up subuh wkwk
Smoga suka deh sama brothership YoonKook.Don't forget to vote and comment :)
💕Jjae
KAMU SEDANG MEMBACA
WINTER | jjk ✔
FanfictionIbu, Hyung... Izinkan aku menyentuh salju, sekali saja, untuk yang terakhir kalinya. -jjk __ Yoonkook Fanfiction ⚠DO NOT COPY⚠