-21-

2.2K 277 38
                                    

hey~happy reading~

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

hey~
happy reading~

---

Sesuatu yang tidak pernah barang sedikitpun dirasakan oleh pemuda bermata bulat dengan rambut coklat gelap itu, adalah sentuhan penuh kasih sayang oleh seseorang yang sangat ia rindukan selama separuh hidupnya.

Harap-harap ia bisa merasakannya sebelum keabadian lebih dulu memeluknya. Sungguh menyedihkan. Karena nyatanya semua itu selama ini hanya ilusinya semata. Membayangkan orang itu akan sekedar mengetuk pintu kamarnya dan mengucapkan selamat malam padanya. Atau mungkin sekedar menemaninya menyantap makanan sebelum berangkat kesekolah.

Mungkin sebelum beranjak dewasa, ia masih bisa sedikit merasakan indahnya rengkuhan, dan manisnya senyum orang itu- sang ayah -padanya. Mungkin harapannya pada sang ibu sudah lenyap. Jikalau pun masih ada, anggap saja itu hanya sebuah perasaan lalu. Namun, ia tidak bisa jika itu ayahnya. Orang yang memeluknya sangat erat saat ibunya menghempaskan tubuh mungilnya lalu pergi sambil menarik koper besar bersama seorang pria.

Sungguh.

Sungyoon menunggu lama untuk hari ini.

Dimana ia bebas memandangi wajah tampan sang ayah yang tersenyum padanya. Saat membuka mata, pria yang selama ini jarang menaruh perhatian padanya kini duduk di sampingnya sambil menatapnya penuh kasih. Tidak ada jas formal penuh wibawa, yang ada hanyalah ayahnya yang sangat tampan dengan balutan sweater tebal dilengkapi dengan mantel hitam yang membuatnya terlihat lebih muda.

"kenapa melihat ayah begitu? Apa ada sesuatu di wajah ayah?" ujar Jinwoo tak kuasa menahan senyum.

"aku hanya takut, jika ini hanyalah sebuah mimpi," tangan besar yang hangat menyentuh permukaan pipinya dan mengelusnya lembut.

"tidak, Sungyoon-ah, ini ayah," setitik air mata yang jatuh dari pelupuk Sungyoon setelahnya. Ini semua sungguh seperti mimpi. Jikalau pun memang ini hanya mimpi, ia bersumpah akan membenci siapapun yang membangunkannya.

Jinwoo mengusap bekas air mata putra semata wayangnya. Kembali tersenyum hangat, ia tahu bahwa Sungyoon sangat merindukannya. Jinwoo sendiri juga tidak akan berbohong bahwa ia juga merindukan Sungyoon.

"ayah benar-benar datang,"

Jinwoo mengangguk sebagai balasan. Anehnya, Sungyoon merasakan sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya. Bahwa, jika dia bahkan mati saat ini. Mungkin ia tidak akan menyesal, sebab sang ayah saat ini sedang ada di sampingnya. Siap memeluknya kapan saja, menggenggam tangannya, menyalurkan secercah kekuatan untuknya.

"ayah,"

"heuummm?"

"apa sesuatu sedang terjadi?" tanya Sungyoon pelan.

"apa maksudmu, nak?"

"ayah, aku pembicaraan mendengar Sekertaris Ji semalam. Apa benar, seseorang telah di culik menggantikan ku??" Jinwoo yang tadinya tersenyum, kini perlahan melunturkannya. Ia berencana menyembunyikan semuanya dari sang putra, tapi jika Sungyoon sudah bertanya sseperti ini, tak ada jawaban selain jujur.

WINTER | jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang