-9-

3.3K 339 2
                                    

---

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---


Perawakan tinggi dengan bahu yang lebar itu berjalan disepanjang koridor yang amat sepi. Jas putihnya kusut, rambutnya tak beraturan dan kakinya berjalan lemas. Malam semkin larut, namun ia tetap enggan meninggalkan rumah sakit.

Kim Seokjin.

Belakangan ini, ia merasakan ketakutan yang berlebih. Terlebih saat pasien yang sudah ia anggap adik itu kembali menghuni rumah sakit untuk yang kesekian kalinya. Sejak awal musim dingin, Jin memang khawatir dengan kondisi Jungkook yang memang cenderung mengalami penurunan setiap musim itu tiba.

Jin mengistirahatkan kakinya sejenak, bersandar pada sandaran kursi besi di lobby rumah sakit yang sepi.

Ia menatap kosong kearah pintu utama. Masih teringat olehnya, saat pertama bertemu dengan Jungkook. Dimusim yang sama, saat ia kehilangan sang adik untuk selamanya.

Ia ingat, saat itu Jihoon adiknya sekarat didepan matanya sendiri. Saat ia sebagai dokter muda yang baru, tak bisa menyelamatkan adiknya. Jin sangat terpukul, Jihoon adalah satu-satunya keluarga yang ia miliki setelah ibunya terbunuh ditangan ayahnya sendiri saat ia berusia 15 tahun. Saat itu Jihoon masih kecil, menangis keras dalam pelukan Seokjin di dalam sebuah kamar dengan cahaya remang saat diluar sana ayahnya menggila.

Sang ayah kemudian dijatuhkan hukuman mati. Tinggallah Jin berdua dengan adik kecilnya. Namun, Jihoon tumbuh dengan baik. Selalu menuruti kata Jin, terkadang ia juga nakal seperti Jungkook. Hingga suatu hari, Jihoon ditemukan tak sadarkan diri dikamarnya oleh Jin yang baru pulang kerja saat itu.

Saat dibawa kerumah sakit, dokter yang menangi Jihoon mengatakan bahwa adiknya tak dapat tertolong lagi. Penyakit lemah jantung yang diderita Jihoon berhasil disembunyikan darinya.

Jin kecewa, ia terduduk lemas di lobby rumah sakit. Sirine yang memekakkan telinga bahkan diabaikannya, hingga brangkar yang di dorong dengan tergesa itu berhasil menarik perhatiannya. Anak kecil lengkap dengan ambu bag dimulutnya, mengingatkannya pada sang adik. Tanpa sadar ia berlari mengikuti kemana anak itu dibawa.

Jin baru mengetahui, bahwa nama anak kecil yang ditemuinya tadi adalah Jungkook. Penderita Urtikaria akut.

Saat itu, Jin sedang berada disamping tempat tidurnya saat Jungkook terbangun. Matanya mengerjap lemas, menatap Jin yang sedang berdiri di dekatnya.

'hy-hyung...'

Air mata berhasil lolos dari pelupuk Jin, kala Jungkook memanggilnya dengan lirih. Sejak saat itu pula, Jin bertekad akan menyebuhkan Jungkook dan tak akan kehilangan lagi untuk kedua kalinya.

WINTER | jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang