-23-

2.2K 328 37
                                    


---

Mobil sedan hitam civic itu melaju dengan kecepatan sedang di jalan Hanam. Jinwoo di kursi belakang dan Yoongi yang sedang mengemudi duduk dengan wajah yang sama datarnya. Awalnya Yoongi ingin ikut saja dengan ibunya dan Joohyuk melakukan pengintaian langsung di kota mati di pinggiran kota Seoul bersama beberapa petugas kepolisian dan juga anak buah Jinwoo.

Namun, ia tentu tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan bertatap muka langsung dengan pria yang telah menjadi dalang dibalik penculikan adiknya itu. Yoongi emosi, namun ia hanya datang sebagai supir Jinwoo, tidak, menyamar sebagai supir. Bertindak lebih hanya akan membongkar identitas Jungkook yang di sandera sebagai anak Jinwoo.

Jinwoo mengatur pertemuan dengan Yunsang di sebuah jalan sepi. Jauh dari riuh keramaian, benar-benar hanya ada dia, Yoongi, beserta Yunsang dan ajudannya yang baru tiba.

Pria berjas biru gelap itu keluar dengan angkuhnya. Berjalan mendekati mobil Jinwoo dan masuk setelah ajudannya membukakan pintu untuknya. Senyuman tak pernah lepas dari wajahnya yang sudah sedikit berkeriput, meski siapapun tahu bahwa senyum itu tak lebih dari sekedar senyum merendahkan.

Yoongi melihatnya dari kaca. Bagaimana pria bernama Yunsang itu menyapa Jinwoo layaknya teman baik. Meski Jinwoo melakukan sebaliknya. Menatap dengan penuh kekecewaan pada sahabatnya yang hampir tak ia kenali lagi.

"aku cukup terkejut kau mengajakku bertemu malam ini, Jinwoo-ya... Aku pikir kau sudah lupa bahwa anakmu sedang menunggu," ujar Yunsang.

"aku membawa yang kau inginkan, sekarang kau harus menepati janjimu. Lepaskan anakku!"

Yoongi cukup terkejut dengan nada bicara Jinwoo yang merendah dan terkesan datar. Seakanng di culik itu benar anaknya. Namun ia tetap mempertahankan posisinya memandang lurus, cukup alami dan terlihat benar-benar seperti seorang supir.

"mari kita lihat, apa yang kau bawa,"

Jinwoo menyodorkan sebuah map cokelat. Yunsang menerima masih dengan senyum menyebalkannya. Membaca setiap rentetan kalimat yang tertera dari surat yang baru ia keluarkan. Senyumannya semakin lebar, cukup jelas menandakan bahwa ia puas dengan apa yang Jinwoo bawa.

'Surat kontrak kerja sama'

"kau seharusnya melakukannya sejak dulu, Jinwoo-ya. Dengan begitu aku tidak perlu repot menyandera anakmu yang lemah itu," Yunsang tersenyum meremehkan dengan sebuah tepukan yang ia berikan di bahu Jinwoo. Yoongi benar-benar tidak menyangka, pria tua yang serakah benar-benar ada di dunia nyata, bukan hanya di drama yang sering di tonton ibunya.

Tanpa sadar tangannya mengepal selama ia diam-diam mencuri pandang pada Yunsang di jok belakang. Matanya yang menyiratkan kilat kebencian di tatapan datarnya, tiba-tiba harus mencari peraduan lain saat Yunsang juga menatapnya.

"kau membawa supir baru. Kemana sekertaris mu itu?" Jinwoo mendadak gugup. Tentu ia tidak mungkin mengatakan bahwa sekertaris Ji sedang menemani Sungyoon di rumah sakit. Ia tampak berpikir sejenak membuat Yunsang sedikit heran.

"ah- dia sedang pulang kampung. Anaknya sedang sakit," ia tiba-tiba terpikirkan anak Sekertaris Ji di Busan.

Yunsang tamaknya tidak terlalu memikirkannya. Meski sempat merasa tidak nyaman karena tahu supir baru Jinwoo yang tak lain adalah Yoongi terus memperhatikannya sejak ia masuk. Yang terpenting, ia telah mendapatkan surat kontrak itu.

"baiklah, kurasa tak ada yang perlu di bicarakan lagi," Yunsang merapikan jasnya sejenak. Lalu merogoh sakunya dan mengeluarkan secarik kertas dengan tulisan tangan sebuah alamat diatasnya.

WINTER | jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang