-22-

2.1K 292 7
                                    

Cerita ini akan semakin gajeTypo tak terhindarkan, dan no feel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cerita ini akan semakin gaje
Typo tak terhindarkan, dan no feel.

Jadi mohon maaf dari awal nih, reader-nim :")

---


'nggghhhhh'

Aku masih hidup?

Pertanyaan itu berkali-kali terlintas di pikiran Jungkook setiap saat pertama kali membuka mata. Badanya remuk seakan pernah di jatuhkan dari gedung dengan belasan lantai. Ia tidak lagi memiliki tenaga lebih untuk sekedar bangun dari posisi awalnya, jadi yang ia lakukan hanyalah memantau ruangan pengap nan gelap ini dengan pengelihatan yang bahkan tak bisa dibilang baik pula.

Hidung bangirnya sudah terbiasa dengan aroma bahan bakar yang memenuhi ruangan ini. Mungkin isi dari jeriken-jeriken di samping tumpukan box kayu itu adalah bensin? Sebab tong kosong yang menjadi wadah dari api unggun yang menghangatkan ruangan ini tak pernah mati barang sebentar. Jungkook bersyukur untuk itu, meski baunya membuat kepalanya semakin pening.

Dimana pria gila itu? Mengapa aku tidak melihatnya?

Jungkook sadarlah! Jika dia disini mungkin sejak kau membuka mata dia sudah menyiksamu tanpa ampun!

Jungkook sedikit bisa bernapas lega pria itu tidak disini.

Sebab seluruh anggotan badannya sudah sangat sakit. Tak ada lagi ruang untuk menambah luka lebam di permukaan kulit tubuhnya. Sebagian anggota tubuhnya itu sudah tak kuat lagi untuk digerakkan. Seperti kaki yang kini mati rasa, dan perut yang terasa sangat nyeri. Dadanya seperti dihimpit oleh beban besar, sulit sekali untuk sampai di tarikan napas selanjutnya.

Jika memang hidupku akan berakhir disini, tolong pertemukan aku dengan Yoongi Hyung dan juga Ibu di akhir hidupku. Setidaknya sebelum aku menghembuskan napas terakhir.

'BRAKKK'

Namun sepertinya, pria itu bahkan tidak membiarkan Jungkook memohon mati.

"oh?! Kau sudah bangun? Siap untuk bermain?" Jungkook mencoba menggeser badannya menjauh, namun apa daya? Pria itu lebih dulu menghampiri, aroma alkohol yang menguar dari tubuhnya menambah pening di kepala.

Oh tuhan.

Tidak.

Jangan lagi, ku mohon.

"t-tidak..."

"huh? Tidak apa maksudmu, anak manis?!"

WINTER | jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang