-4-

4.1K 442 24
                                    

Enjoy the stories!
Let's started!

Enjoy the stories! Let's started!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

---

"Ibu! Hyung menghabiskan semangkanya!!!" pekikan Jungkook terdengar diseluruh penjuru rumah sore itu. Setelah merengek pada Seokjin dengan alasan sudah merasa sehat, akhirnya ia diperbolehkan pulang.

"Jungkook jangan berteriak, ini ibu bawakan lagi" Heeyoung datang dari dapur sambil membawa sepiring penuh potongan semangka.

"yey! Kali ini akan ku habiskan!"ujarnya Jungkook antusias lalu mencomot semangka dengan semangat. Yoongi tersenyum melihat tingkah adiknya itu, ia sangat bersyukur Jungkook sudah terlihat lebih sehat dibandingkan hari-hari sebelumnya.

"pelan-pelan Kookie, Hyung tidak akan mengambilnya" Jungkook berbalik menatapnya sejenak lalu mendengus

"Hyung bisa menghabiskan semua ini dalam sekejap, aku tidak akan lengah lagi" Heeyoung mengelus puncak kepala Jungkook. Anak itu terlihat sangat senang. Apalagi hari ini sang ibu sengaja mengambil cuti hanya untuk menemaninya dirumah.

Sepulang dari rumah sakit, Jungkook menjadi lebih manja pada Ibu dan kakaknya. Saat ingin tidur, Yoongi harus ada disampingnya, mengelus kepalanya dan menunggunya sampai tertidur.

Jungkook menyelesaikan suapa terakhirnya lalu beranjak menuju dapur, setelah meminum segelas air. Ia kembali menuju ruang tengah dimana ibu dan kakaknya sedang menonton TV.

Paha Yoongi selalu menjadi tempat ternyaman Jungkook mendaratkan kepalanya, tak lama terasa elusan pelan yang diterimanya dari kakaknya membuatnya mengantuk.


"Hyung, kapan kita bermain salju lagi?"

Hening.

Heeyoung memandang datar kearah TV, elusan pada kepala Jungkook juga terhenti. Sudah beberapa kali Jungkook kembali mengungkit tentang salju sejak ia collapse waktu itu. Tak jarang, ia hanya duduk didekat jendela sepanjang hari hanya untuk melihat butiran salju yang berjatuhan.

Yoongi kembali mengusap kepala sang adik, lalu tersenyum manis.

"setelah keadaan Kookie membaik, kita akan membuat boneka salju bersama" ujarnya pada Jungkook.

"kapan??" tanya Jungkook lagi. Kali ini Heeyoung menatap akan bungsunya yang masih berbaring dipaha Yoongi.

"kalau Kookie rajin minum obat dan menuruti apa kata Hyung"

Jungkook terdiam, ia menyesal telah melontarkan pertanyaan 'kapan' yang mungkin tak memiliki jawaban.

"aku mengantuk, aku ke kamar dulu Hyung, bu" setelah itu Jungkook benar-benar meninggalkan ruang tengah menuju ke kamarnya di lantai dua.

Ia membuka pintu kamarnya dengan lesu, hidupnya terasa sangat membosankan. Tidak ada teman, hiburan, atau hal lain yang dapat menghiburnya.

Dilihatnya keluar jendela. Halaman rumahnya masih dipenuhi tumpukan salju yang belum mencair sepenuhnya.

Melihat keadaan yang diluar sana, sangat berbanding terbalik dengan suasana dikamarnya yang begitu hangat dan sepi. Ia bahkan tidak diperbolehkan membuka jendela kamarnya barang sebentar.

"huh membosankan!"

Beberapa saat kemudian, ia terpikirkan sesuatu. Matanya berbinar meski terpancar keraguan, perlahan ia mengendap berjalan ke pintu menuju balkon kamarnya.

"sebentar saja tidak akan terjadi apa-apa, kan?"

Katakan saja Jungkook saat ini sedang nekat, demi membunuh rasa bosan yang dirasakannya ia bahkan mempertaruhkan nyawanya sendiri.

Suhu diluar sana bahkan masih dibawah normal, namun Jungkook bersikap seakan bebal akan hal itu lalu menggeser pintu kaca itu dengan perlahan.

'srreett'

Pintu terbuka. Udara dingin langsung menyambutnya membuatnya sedikit bergidik, namun ia tak dapat menyembunyikan rasa bahagianya.

Kaki itu melangkah keluar tanpa rasa takut, ia merindukan udara dimusim dingin. Sungguh.

Sejauh ini, ia masih bisa menahan rasa sesak didadanya. Ia bahkan mengabaikan ruam yang mulai muncul di tubuhnya.

"wah!! Haaahh~" ia menarik napas dan menghembuskannya perlahan.

"tidak seburuk yang aku duga, sangat pas jika membuat boneka salju dengan hyung sebelum esnya mencair" gumamnya.

Jungkook memandangi halaman sekitar, lalu memandangi atap-atap yang terlihat dibawah sana. Bunyi klakson yang berasal dari jalan besar, remaja seusianya berjalan menenteng kantung kresek, hembusan nafasnya menghasilkan uap-uap yang keluar dari mulut dan hidungnya.

Semuanya terlihat baru untuknya, ia lupa kapan terakhir ia bebas seperti ini. Udara dingin yang membuat tulang terasa ngilu, sungguh membuatnya bahagia.

'ssshh'

Jungkook mulai meringis saat merasakan pasokan udaranya mulai berkurang. Kakinya mundur mendekati pintu lalu jatuh terduduk tepat didalam kamarnya.

'akh'

Jantungnya berdebar diluar normal. Tiba-tiba pandangannya memburam dan tulangnya terasa sangat ngilu. Jungkook jatuh meringkuk didepan pintu yang terbuka.

Ia berusaha sekuat tenaga untuk tidak mengeluarkan ringisan, dipeluknya tubuh yang masih berbalut pakaian hangat itu namun tak menghasilkan apapun.

"d-dingin" gumamnya.

Bibirnya mulai membiru. Nafasnya memburu dan jantungnya terasa terbakar. Jungkook mencoba merangkak menuju nakas disamping tempat tidurnya.

Setiap tarikan nafasnya seakan menyayat paru-parunya.

"akhhh j-jebal"

Tidak.

Jungkook tidak sekuat yang ia kira. Tenaga yang ia kira mampu menghalau penyakitnya, kini hilang begitu saja. Ia terjatuh lemas sambil terus memeluk tubuhnya. Bibir pucat itu tak hentinya bergumam, memanggil ibu dan kakaknya dengan parau.

Pandangannya yang memburam, tertuju pada pintu kamarnya yang terbuka tiba-tiba dan muncul Yoongi dari sana.

Kakaknya itu berlari ke arahnya sambil meneriakann namanya.

Semua terdengar berdengung bagi Jungkook. Kesadarannya perhalan hilang. Guncangan pada tubuhnya bahkan tak lagi dirasakannya.

"h-h-hyung... "

'KOOKIEEE!!!'

'hyung'

Jungkook terkulai lemas dalam dekapan Yoongi, setelahnya ia merasa tubuhnya sangat ringan seakan melayang.

Jungkook pingsan.

-See u next chap-

Haiii..
Jjae rasa makin ngebosenin deh :(
Maav Reader's-nim kalau ga ngefeel, maavkeun Jjaee

💕Jjae

WINTER | jjk ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang