NARENDRA || Part 9

2.2K 138 6
                                    

"Gue tadi sepulang sekolah baperin si Tania, gila tuh cewek baru aja gue bilang kalo dia cantik langsung meluk gue, anjir. Tubuh gue berasa ada kuman cabe-cabean." celetuk Yoan disela-sela candanya.

"Hahaha... cabe-cabean lo deketin. Bukannya lo suka sama si Leyla ya?" tanya Devan. Sedangkan Narendra menatap kedua nya datar.

"Masih si, tapi gue biasa aja mulai sekarang. Mungkin belum saat nya gue jadiin dia pacar, tapi akan ada saatnya gue jadiin dia masa depan setelah gue mapan nanti." jawab Yoan yang sok bijak.

"Alah, bangke lu bisa ngomong gitu." Kini Narendra menyahut, sedangkan Devan menonyor kepala Yoan.

"Kata-kata lo dapet darimana ogeb? Tumben lo bener, hahaha..." ledek Devan.

"Eh lo berdua keliatannya sewot bener dah," ucap Yoan tidak terima.

"Lo service dimana otak lo? Biasanya aja lo suka konslet." ucap Narendra.

"Ah... setidaknya gue gak kayak lo Ren,"

"Walaupun gue suka goda biji cabe, tapi hati gue cuma buat satu orang, tak lain si Leyla. Gue gak tau kenapa gue pengen banget dapetin Leyla, dia beda." sambung Yuan.

"Wah si Yoan kayaknya habis kena sihir deh dari mimi peri." ledek Devan.

"Leyla kan galak, masih tetep mau lo?" tanya Narendra.

"Gue gak peduli, segalak apapun dia gue tetap sayang. Dia pantas diperjuangkan." gumam Yoan.

"Lo kira perang melawan penjajah yang menyerang Indonesia yang harus diperjuangkan kemerdekaannya?" kata Devan yang sudah tidak tau arah.

"Sejak kapan lo jadi bego gini?" tanya Narendra.

"Sejak negara api menyerang." jawab Devan se enak nya.

Narendra dan Yoan menggeleng pelan.

"Eh Ndra, apa bener si Leyla punya temen baru?" ucap Yoan.

"Maksud Yoan, di kelas Leyla katanya ada murid baru dan jadi teman barunya Leyla. Gue denger dari anak-anak lain, katanya cantik, baik, murah senyum dan-"

"Galak." sahut Narendra yang memotong pembicaraan Devan.

Sedangkan Devan dan Yoan mengernyit bingung, bisa-bisanya Narendra mengatainya galak. Padahal banyak yang bilang kalo murid baru itu ramah dan sopan.

"Kenapa? Dia itu cewek yang gue tabrak dulu." lanjutnya santai.

"Wah pe'ak lo. Dia itu cantik goblok, dan lo saat itu ngacuhin dia? Main ning-"

"Ah bacot lo. Gue udah minta maaf ke dia, dan tuh cewek udah maafin gue." potong Narendra lagi.

"Anjir lo, main potong pembicaraan orang ganteng, untung gak motong anu gue." gerutu Yoan dengan gurauan khasnya.

"Kapan?" tanya Devan.

"Kepo lo ah." balas Narendra.

"Dan lo tadi di kantin habis nge gebrak meja kantin ya, apalagi ditempat duduknya cewek baru itu." selidik Yoan.

"Hmm." jawab singkat Narendra.

"Mau lo apa dah. Apa lo mau jadiin dia korban lo dari sekian banyak korban lo?" sahut Devan.

"Gue aja kalo sama dia kek musuh, tapi anehnya," ucap Narendra menggantung.

"Apa?" sahut Yoan dan Devan bersamaan.

"Gue mau nganterin pulang tuh cewek, tapi dia gak mau." lanjut Narendra.

"Wah parah, padahal lo baru kali pertama mau nganterin cewek pulang tapi gak jadi." geram Devan.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang