NARENDRA || Part 10

2K 183 1
                                    

Budidayakan vote sebelum membaca yaa :))

Jam istirahat telah berbunyi, Devan segera beranjak dari kelasnya, dan menuju ke kelas Ravenna.

Saat ia sedang mengemasi semua buku, Narendra melihat Devan yang hari ini aneh, menurutnya.

"Lu kenapa? Tumben amat buru-buru." tanya Narendra.

"Mau jemput sahabat gue, mau gue ajak makan bareng dikantin." jawabnya.

"Ah ikut dong, sekalian mau ajak bidadari gue makan bareng." sahut Yoan.

"Siapa?" tanya Narendra.

"Kepo. Ntar aja gue kenalin ke lu, ini biar jadi kejutan. Gue duluan." balas Devan.

"Sejak kapan Devan punya sahabat selain gue?" batin Narendra.

Narendra kini memutuskan untuk ke kantin, karena dia penasaran dengan sahabat Devan.

Bertahun-tahun dari SMP sampai SMA sekarang, dia baru tau kalo Devan mempunyai sahabat.

Disisi lain, Devan, Yoan, Ravenna, Leyla dan Cakra kini berjalan menuju kantin. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.

Terutama ke Ravenna, karena Ravenna murid baru disini. Yang membuat semua murid sekolah penasaran, darimana Ravenna bisa akrab sama Devan dan Yoan, padahal dia belum ada seminggu sekolah disini.

"Nanti, gue kenalin lu ke sahabat gue yang ganteng." ucap Devan.

"Dih..." balas Ravenna.

"Kenapa?" tanya Devan.

"Gantengan juga abang gue, hahaha..." canda Ravenna.

"Oh ya lupa," jawabnya Devan.

"Kenapa?" tanya Ravenna.

"Gapapa Na,"

Mereka kini sampai di kantin, Devan mengajak Ravenna menuju meja makan yang ada satu orang disana, tak lain adalah Narendra.

"Lu disini ya, gue pesenin makan." ucap Devan.

"Bentar." tahan Ravenna.

"Manusia rese." cicit Ravenna.

Mata Narendra yang sedari tadi fokus hp, kini melihat ke arah Ravenna. "Cewek kampret." ucapnya sambil berdiri.

"Lah, udah pada saling kenal?" tanya Devan.

Yoan, Leyla dan Cakra hanya memperhatikan mereka.

"Dia yang selama ini gue ceritain ke lu sama Yoan." balas Narendra

"Jadi ini sahabat lu, yang lu bilang ganteng?" tanya Ravenna.

"Anjir. Gue baru sadar, yang lu maksut cewek galak itu berarti sahabat gue Ravenna Ren?" tanya Devan lagi.

"Iya emang dia, siapa lagi."

"Lu ngatain gue galak!" bentak Ravenna.

"WOY... SUDAH ANJING, KALIAN PADA MAKAN KAGAK. GUE SEDARI TADI JADI PENONTON LU PADA MALAH KAGAK KELAR-KELAR ANJJNG." teriak Yoan yang kini meninggalkan kedua sahabatnya itu. Dan menarik tangan Leyla, yang diikuti Cakra.

"Lu berdua diem disini baik-baik, gue pesenin makanan. Jangan berantem," pesan Devan.

Narenda dan Ravenna kini diam, saling menatap tajam satu sama lain.

"Apa lu liat-liat."

"Ge er banget jadi cewe."

"Tai."

"Bacot."

"Berantem terosssss..." sahut Leyla yang membawa se nampan menu makanan yang ia pesan.

"Lama-lama juga jadi demen." timpal Yoan.

"Aamiin," ucap serempak Cakra, Leyla, dan Devan.

"Ogah." bantah Narendra dan Ravenna secara bebarangan.

"Ciye... kompak, jangan-jangan jodoh." sahut Cakra.

"Bacot anjing!" bentak Ravenna.

"Astaga, galak ternyata Ravenna." kata Cakra.

"Emang galak si Nenek Lampir ini." sahut Narendra.

Ravenna hanya diam tak membalas, semakin ia membalas, maka semakin banyak celoteh yang dilontarkan oleh Narendra serta yang lainnya.

"Udah gausah ribut. Nih gie udah pesenin makanan buat lu berdua," ucap Devan.

"Makasih." jawab kompak Narendra dan Ravenna.

Tiba-tiba, Jevan, Aldo, Soni, Farid dan Wiwin menghampiri meja Narendra Cs.

"Weh... tumben rame." ucap Wiwin.

"Iya nih.. wah siapa nih, cewe baru yah." sahut Soni.

"Kok baru tau gue." timpal Aldo.

"Makanya cabe-cabean mulu lu urus." sindir Jevan.

"Ngapain lu kesini." tanya Narendra.

"Mau gabung lah Bambaaang..." jawab Soni.

"Eh bentar. Lu Ravenna?" tanya Aldo.

"Iya bang, dia pan sepupu lu," jawab Devan.

"Astagaaa... lu inget gue gak? Gue Aldo," kata Aldo, yang kini mendekati Ravenna.

"Aldo anaknya Om Wira?" tanya Ravenna.

"Iyaaa... wah lu sekarang beda ya ga kaya yang dulu," ucapnya.

"Sa ae lu,"

"Serius? Ravenna sepupu lo do?" Farid membuka suara.

"Apa jangan-jangan lu ngaku-ngaku?" timpal Jevan.

"Tanya orangnya aja yang maaih hidup," balas Aldo, dan mengambil minuman Narendra.

"Taik lu, minuman gue lu minum." celoteh Narendra.

"Pelit amat anjir." jawab Aldo.

"Baik-baik lu ama Ravenna." pesan Soni kepada Narendra.

"Lah ngapa ke gue?" tanya Narendra.

"Karna lu sering ribut, kalo udah sama Ravenna." sahut Leyla.

"Awas jodoh." ucap serempak Jevan, Soni, Aldo, Wiwin, Cakra, Devan dan Yoan.

"Bacot." balas Narendra dan Ravenna yang tiba-tiba kompak.

"Ciyeee..." sorak sorai orang seisi kantin.

Demi apapun Ravenna sangat malu, "anjir, kenapa bisa kompak. Sama cowok rese ini." batin Ravenna.

"Sabar. Ya, kalo emang cewek galak ini jodoh sama gue ya Alhamdulillah. Tantangan buat gue buat ngedapetin lu Rav." batin Narendra.

🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸





Hayo tebak...

Apa yang nantinya terjadi pada Ravenna

Jangan lupa vote sama komentarnya yah❤

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang