Kini Narendra dengan tenang masih menunggu kedatangan Ravenna, sambil memainkan ponselnya. Entah apa yang mendorong dirinya untuk mendekati Ravenna dan mengantarkannya pulang.
"Ck! Lama banget elah nunggu tuh cewek," gerutu Narendra.
Sedangkan di kelas, Ravenna bingung harus bagaimana, karena orang yang dianggap o'on itu, terus saja menunggunya didepan gerbang sekolahnya.
"Udah, mending lo pulang aja deh. Kalo lo gak mau pulang bareng si Narendra, lo tolak aja." usul Leyla.
"Oh iya! Gue lupa, dia itu orangnya ngotot banget. Dia bakalan berusaha buat dapetin apa yang dia mau," sambungnya.
"Maksud lo?"
"Eh gapapa, mending lo cepetan pulang gih. Lo kan orangnya pemberani, apalagi pas tadi di kantin, lo marahin Narendra,"
"Ini gak seperti biasanya Rav, Narendra baru kali ini nganter cewek pulang. Dan itu pun elo," sambung Leyla.
"Gue gak percaya,"
"Serah lu deh, capek gue lama-lama disini," ucap Leyla yang kini meninggalkan Ravenna.
Ravenna yang merasa ditinggalkan Leyla, ia langsung berlari menyamakan langkahnya dengan Leyla.
"Nah kan, ngapa gak dari tadi gue kek gini ya, daripada lama-lama didepan kelas gak jelas kek tadi," gumam Leyla.
"Ck! Apaan si,"
Mereka berdua kini melangkahkan kakinya untuk segera keluar dari wilayah sekolah.
Narendra yang melihat Ravenna dan Leyla, segera menghampiri mereka.
"Lo mau kemana? Udah gue tungguin juga," ucap Narendra kepada Ravenna.
"Siapa yang nyuruh nungguin gue?" ucap Ravenna ketus.
"Gue kan udah ngomong kalo mau nganter lo pulang," cicit Narendra.
"Ck! Udah deh kalian berdua gak usah ribut, Ravenna pulang bareng gue. Lo mau jadi sasaran amukan Abangnya si Ravenna! Dia lebih galak daripada Bapaknya, jadi lo jangan macem-macem sama sahabat baru gue!" amuk Leyla yang geram dengan kedua spesies ini.
"Apaan si lo Ley, gue gak takut ya," sahut Narendra.
Ravenna hanya diam mendengarkan celoteh keduanya, ia hanya bingung bagaimana ia pulang tapi tidak Narendra si cowok o'on itu yang mengantarkannya.
"Wah... lo jangan se enak jidat lo ya, lagian lo bukan siapa-siapanya si Ravenna. Jadi, lo gak usah ngotot pengen ngajak si Ravenna pulang bareng lo!" ucap panjang lebar Leyla.
"Yaelah... banyak ba-,"
"WOY! UDAH LO DIEM AE! NOH GUE UDAH DIJEMPUT RAVENNA PULANG BARENG GUE!! teriak Leyla yang geram dengan sifat Narendra.
Ia bahkan tidak peduli memotong pembicaraan Narendra. Semakin ia ladeni bisa-bisa ia darah tinggi terus kena serangan stroke mendadak.
Dengan cepat Leyla menarik tangan Revenna agar segera pergi dari sini. Bukan Narendra namanya kalau dia masih saja diam ditempat.
Ia segera mengambil langkah panjang, tangan dia terulur untuk memegang tangan Ravenna, Ravenna begitu terkejut atas tangan Narendra yang menariknya. Sehingga tangan Leyla terlepas.
"Lepasin gak! Gue gak mau pulang bareng lo!" bentak Ravenna.
"Lo harus bareng gue!"
"EH! KUPING LO BUDEK APA! GUE GAK MAU SETAN!!"
"MAU!"
"OGAH! NAJIS GUE!"
"GAUSAH BILANG SOK NAJIS WOI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
NARENDRA
Teen Fiction"Lo harus jadi pacar gue," ucap Narendra. "Lo lagi lo lagi, Narendra. Dan lo nyuruh gue jadi pacar lo? Haha... jangan mimpi," ledek Ravenna. "Jaga ucapan lo. Lo harus jadi pacar gue," balas Narendra. "Gak. Gue gak mau," celetuk Ravenna. "Yaudah, kal...