NARENDRA || PART 15

1.8K 117 1
                                    

Pelajaran pertama hari ini adalah bahasa inggris. Biasanya pelajaran bahasa inggris adalah musuh terbesar setelah matematika bagi seluruh siswa, namun kali ini berbeda.

"Morning anak-anak, yuk berdo'a dulu sebelum pelajaran dimulai." perintah Bu Anggi.

"Tuh kan... apa kata gue? Bu Anggi kalo masuk asal main masuk aja udah kayak Bu Ana. Tau-tau udah ada dimejanya aja. Kan watados." gumam Ravenna lirih kepada Leyla.

"Haha... iya ya, udah kek jailangkung. Datang tak diundang, pulang yang diharapkan." kata Leyla.

"Heh do'a ogeb." timpal Ravenna yang menundukan kepalanya untuk berdo'a dalam hati dan diikuti oleh Leyla.

"Aamin," ucap keduanya.

"Ada pr yah? Halaman berapa kemarin?" tanya Bu Anggi.

"Gak ada Bu," timpal Cakra. Bu Anggi menatap bingung kearah Cakra.

"Masak sih? Kan mekarin eh kemarin Ibu ngasih pr ke kalian, halaman berapa ya? Ayo dong jangan bohong, dosa loh," ucap Bu Anggi alay, sambil melirik Cakra.

"Dari dulu bohong itu dosa, mana ada bohong itu halal," gumam lirih Leyla, yang mendapat jitakan dari Ravenna.

"Sakit goblok," ringisnya pelan. Ravenna hanya menunjukan dua jarinya yang berbentuk V dan nyengir kuda.

"Emang gak ada Ibu syantik." lanjut Dilla yang meyakinkan Bu Anggi.

"Ada Bu, halaman 23." sahut Winna. Sedangkan Cakra menatap sinis kearah Winna.

"Huh, untung cewek." batin Cakra.

"Baiklah, kita bahas nanti saja. Sekarang kita bahas materi baru." ucap Bu Anggi yang kini sambil menerangkan materi baru kepada semua muridnya.

Tetapi, muridnya lebih asyik mengobrol dan bercanda daripada memperhatikan Bu Anggi yang sedang menerangkan materi baru.

Hanya beberapa murid saja yang mempunyai IQ tinggi yang memerhatikan Bu Anggi.

Kelas pun yang semula hening, kini menjadi berisik karena banyak yang melakuakan aktivitas mengeluarkan suara.

"Hey... hey... ayo dong perhatikan yang ada didepan kalian. Ibu juga mau lho diperhatiin sama kalian semua. Gak kasihan sama Bu Anggi? Ibu udah capek-capek dandan pake bedak tebel, lipstik merah merona hanya untuk kalian, lihat sini dong. Mubadzir dong entar kalo Ibu udah cantik gini, kalian malah fokusnya sama yang lain. Hayuk liat sini yuk." ucap Bu Anggi panjang lebar yang mempunyai suara melengking tidak pernah marah.

Guru idaman murid kah?

Semua murid kaget atas setiap kata yang dilontarkannya. Ada yang ketawa sama celotehannya Bu Anggi.

Kini aktivitas belajar kembali berlangsung, walaupun tidak semua murid memperhatikannya.

》》》》《《《《

Jam ketiga adalah pelajaran pendidikan agama islam alias PAI. Dikelas IPS, k Loali ini gurunya tidak masuk kelas. Kelas kini sudah seperti kebun binatang. Ada yang sibuk nyanyi, makan, ngerumpi, teriak gaje, tidur, belajar dan ada juga yang cuma duduk antemg ditempat duduknya.

Dibarisan belakang, sudah ramai dengan geng KUCLUK kelas. Siapa lagi kalau bukan Narendra, Devan, Yoan dan Gilang mereka adalah si biang kerok di kelas.

"Main ludo kuy, Devan pinjem bedaknya si Rina bawa sini," perintah Narendra.

Devan kemudian berdiri menemui si Rina untuk meminjam bedak yang berada didalam tasnya.

NARENDRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang